- Takdir

841 46 4
                                    

Savina langsung lemas seketika,  mendengar kabar Sans kecelakaan. Pria itu kecelakaan karena dirinya, andai saja dia tidak meneleponnya mungkin ini tidak akan terjadi. Siapa yang akan menolongnya sekarang? Sungguh dia tidak rela bajingan Kenan itu menidurinya.

"Aku harus pergi dari sini, Sans sangat membutuhkanku!"

Savina berusaha memecahkan vas bunga yang ada disampingnya. Vas itu terjatuh begitu saja dilantai. Dengan kondisi tangan terikat, dia meraba pecahan vas itu sehingga tangannya terluka.

"Arghh! Sial!"

Savina dengan gigihnya terus mencoba memotong tali yang mengikat tangannya. Dia tak peduli pecahan kaca itu menggores luka ditangannya, memang sangat perih. Tapi lebih penting dia harus bisa keluar dari sini. 

Dengan bersusah payah terus mencoba, akhirnya tali yang mengikat tangannya terlepas. Wanita itu segera berlari mencari pintu belakang, dan sialnya pintu itu dikunci.

Ceklek!

Suara pintu itu terbuka, terlihat Kenan tersenyum smirik kearahnya.

"Mau pergi kemana sayang? Apa kau tidak sabar menungguku?"

"Jangan mendekat! Atau aku akan membunuhmu?!" teriak Savina menodongkan pecahan kaca vas bunga itu.

"Benarkah? Kau akan membunuhku dengan pecahan kaca itu?" tawanya terkekeh.

"Lebih baik, lepas semua pakaianmu dan layani aku sepuasnya sayang," ucapnya semakin memojokkan Savina.

"Menjauhlah! Aku tidak sudi bajingan sepertimu menyentuh tubuhku!" teriak wanita itu.

"Benarkah? Akan ku buat bibir manismu ini mendesah menyebut namaku."

Kenan semakin mendekat, mulai menyentuh tangan Savina. Wanita itu memberontak langsung mengigit tangan pria itu keras.

"Arghh sial! Kau mulai berani denganku ya!" geram pria itu. "Akan ku gunakan cara kasar untuk memberimu pelajaran!"

Kenan memeluk paksa wanita itu, menjatuhkannya keranjang. Savina memberontak, namun sia- sia tenaga pria itu sangat kuat.

"Mau kemana hah? Kau tidak bisa pergi dari sini sayang. Aku dengar suamimu itu tidak akan kesini. Mobilnya mengalami kecelakaan."

"Jadi semua ini ulahmu?! Berani sekali kau melukai Sans!"

"Sebentar lagi kau akan menjadi miliku Savina, kita akan bersama - sama lagi."

"Tidak mungkin, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi."

Diluar dugaan Kenan, Savina menendang keras bagian bawah milik pria itu. Terlihat Kenan meringis kesakitan.

Dengan kesempatan itu, Savina segera berlari kearah pintu, mencari jalan keluar.

"Tangkap wanita sialan itu!" teriak Kenan kepada pengawalnya.

Savina terus berlari, terlihat beberapa pengawal Kenan mulai menghalangi jalannya. Terpaksa dia harus menaiki tangga yang menuju rooftop villa itu.

"Skak mat!" ucap Kenan terkekeh.

"Mau kemana sayang? Kau kira akan bisa pergi dari sini?"

"Jangan mendekat! Atau aku akan bunuh diri!" ancam Savina.

"Lakukan saja. Apa kau berani terjun dari sini?"

Savina melihat kebawah, menelan ludahnya mentah- mentah melihat sungai dengan aliran deras. Memang lokasi villa itu diatas sungai dan tempatnya terpencil.  Jika dia terjun, Savina pasti akan mati sia - sia, apalagi dia tidak bisa berenang.

"Lebih baik menyerahlah Savina. Kenapa kau sangat keras kepala. Lebih baik kita nikmati malam ini bersama."

"Hanya Sans yang boleh menyentuhku!"

"Apa kau sangat mencintai Sans?

"Apa yang pria itu berikan sehingga kau tergila gila kepadanya?"

"Iya aku sangat mencintainya! Aku sangat mencintai Sans!" teriak Savina keras.

"Baiklah, mari kita lihat apa cintamu itu bisa menyelamatkanmu?"

Tanpa basa-basi, Kenan langsung mendorong wanita itu keras. Wanita itu hampir terjatuh, untung saja tangannya meraih besi penyangga yang ada disana.

Pria itu menginjak keras tangan Savina, agar wanita itu jatuh ke sungai. Savina memejamkan matanya menahan rasa sakit yang dialaminya, ditambah lagi telapak tangannya sangat perih akibat terkena pecahan vas tadi.

"Ayo terjunlah! Terjunlah demi pria yang kau cintai itu!"

Dor!

Suara tembakan menglegar begitu saja. Terlihat Sans bersama beberapa pengawalnya ada disana. Pria itu terlihat baik-baik saja, hanya terlihat sedikit luka lecet di dahinya.

"Bukannya kau kecelakaan?"

Sans langsung menghajar Kenan habis - habisan, sehingga sudut bibir pria itu berdarah.

"Berani sekali kau mengusik istriku! Kau bajingan sialan!" teriak Sans marah terus memukuli pria itu.

"Aku tidak akan membiarkan kau menyentuh istriku!"

Kenan tersenyum disela-sela Sans memukulnya, "Wanita itu akan mati!"

"Kau terlambat! Dia tidak bisa berenang!"

"Apa?!"

Sans terkejut melihat Savina terjatuh dialiran sungai yang deras. Wanita itu terlihat melambaikan tangannya meminta pertolongan.

"Dasar bajingan!"

Sans melayangkan pukulan keras, sehingga Kenan tak sadarkan diri. Tanpa basa-basi, Sans langsung menceburkan dirinya kedalam sungai dengan arus deras itu.

"Savina bertahanlah."

Hampir sepuluh menit terombang-ambing dengan arus deras, akhirnya Sans bisa meraih tangan wanita itu. Terlihat Savina lemas tak sadarkan diri, Sans langsung membawanya ke tepian.

"Hei bangunlah!" ucap Sans khawatir menepuk pipi wanita itu.

"Savina bangunlah!"

Wajahnya sangat pucat, tangannya dingin tak ada denyut nadi disana. Sans berusaha memompa dada wanita itu agar airnya keluar. 

"Savina bangunlah!"

"Kau tidak boleh mati Savina!" ucap Sans semakin khawatir dengan wanita itu.

"Aku mencintaimu."

Bersambung...

Yuhu, akhirnya aku up:) 

Makasih dah setia baca ceritaku ini

Relakah Savina meninggal?

Next?

SavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang