Hari ini Adhinata mengunjungi sebuah kantor yang lumayan megah dan besar. Kenapa bisa bisanya pemilik perusahaan ini menculik putrinya, sungguh sangat tidak bermartabat sama sekali. Padahal Adhinata akan merestui jika pria ini menikahi Savina secara baik-baik.
"Dimana ruangan Sanskara? Aku sudah berjanji menemuinya hari ini," tanyanya kepada reception.
"Maaf tuan, tuan muda sedang ada meeting sekarang. Apa anda tidak keberatan menunggu di ruangannya?"
"Tentu saja. Antarkan aku ke ruangannya."
Adhinata diantarkan security memasuki ruangan dari direktur perusahaan itu. Dia berkeliling melihat semua foto yang ada disana. Dan sangat terkejut melihat foto pernikahan putrinya Savina dan pria itu saling bertukar cincin.
"Bajingan itu memaksa putriku untuk menikah dengannya."
Terlihat seorang pria memasuki ruangan itu, dia adalah sekretaris Sans.
"Maaf tuan, siapa anda?"
"Hari ini aku sudah berjanji bertemu dengan Sans. Dia menyuruhku untuk menunggu diruangannya," bohong Adhinata. Bahkan dia tidak mengenal siapa itu Sans.
"Silahkan duduk dulu tuan, aku akan mengambilkan sesuatu untuk anda."
Reyhan membawa secangkir kopi untuk pria paruh baya itu.
"Aku ingin bertanya? Apa kau mengenal istrinya Sans?" tanya Adhi.
"Tidak tuan, Sans tidak memperbolehkan istrinya keluar rumah. Dia pria sangat posesif, dia sangat mencintai istrinya."
"Benarkah?"
"Bayangkan, seorang Sans Ravendra yang anti dengan seorang wanita. Tiba -tiba menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Itu diluar dugaanku, aku sangat mengenal Sans, bahkan dia selalu menghindar jika ayahnya ingin menjodohkannya."
"Aku kira Sans belum menikah. Sangat ingin rasanya aku menikahi putriku dengan Sans," bohongnya.
"Anda sudah terlambat tuan. Sans sangat mencintai istrinya sekarang. Tolong jangan ganggu kehidupan mereka."
"Haha, semoga saja pernikahan mereka bertahan lama."
Tiba - tiba seorang pria muda masuk kedalam ruangan itu. Melihat sekretarisnya Reyhan berbincang bincang dengan pria paruh baya yang tidak dikenalnya.
"Sans, akhirnya kau datang. Tuan ini datang untuk menemuimu."
"Maaf siapa anda? Aku tidak mengenal anda," kata Sans sopan.
"Bisakah tinggalkan kami berdua? Aku harus berbicara sesuatu yang penting bersama Sans."
"Tentu tuan, aku permisi," ucap Reyhan keluar dari ruangan itu.
Kini Adhinata berhadapan dengan bajingan yang menculik putrinya. Dia memperhatikan Sans dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Maaf sebelumnya, siapa anda? Dan apa tujuan anda berkunjung kesini?"
Plakk !
Satu tamparan keras mendarat diwajah Sans.
"Berani -beraninya anda menamparku!" pekik Sans tak terima.
"Ah benar, aku lupa mengenalkan diriku sendiri. Kenalkan aku Adhinata, ayah dari wanita yang kau nikahi."
Sans terbelak kaget mendengarnya.
"Kenapa kau diam- diam menculik dan menikahi putriku hah? Dimana tata kramamu itu!"
"Jadi anda ayahnya Savina?"
"Benar bajingan. Aku mencari putriku yang menghilang selama beberapa minggu ini. Kenapa kau menculik Savina hah?!"
"Jika kau ingin menikahinya. Kenapa tidak menikah secara baik-baik?"
"Awalnya, aku hanya ingin balas dendam kepadamu tuan. Kau mengambil ibuku dan berselingkuh dengannya."
"Apa maksudmu? Ibumu? Siapa ibumu?"
Terlihat Adhinata mencoba mengingat sesuatu.
"Jadi kau putra..." Adhi tak menyangka jika bajingan ini adalah putra sahabat kecilnya.
"Benar, aku putra wanita selingkuh anda. Gara-gara anda ibuku bercerai dengan ayahku!"
"Memang, dia harus menceraikan ayahmu yang bajingan itu. Aku sudah menasehati dari awal agar dia tidak menikah ayahmu. Tapi, dia sangat keras kepala. Saat dia muak dengan sifat ayahmu dia kembali kepadaku."
"Memang, anak dengan ayah tidak ada bedanya. Sama - sama bajingan!" ketus Adhinata.
"Berani sekali anda berkata seperti itu!"
"Tentu Sans aku sangat mengenal ibumu. Kami adalah sahabat dari kecil. Jadi disini aku sudah meluruskan kesalahpahaman mu bukan? Aku tidak berselingkuh dengan ibumu! Dia bercerai atas kemauannya sendiri!"
Terlihat Sans terdiam mendengar hal itu.
"Jadi ceraikan putriku secepatnya. Dan menghilanglah dari kehidupannya. Aku tidak akan melaporkan kejadian ini ke polisi."
"Aku tidak akan menceraikannya! Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Savina. Aku tidak bisa kehilangan wanita yang kucintai lagi!"
"Kau sudah mencintai putriku?" Adhi tertawa mendengarnya. "Putriku Savina dengan wajah polosnya bisa meluluhkan hatimu. Berati kau tidak terlalu mengenalnya. Dia tidak mencintaimu Sans. Putriku sangatlah pendendam. Aku harap kau tidak terluka nantinya."
"Maukah anda memaafkan aku? Awalnya niatku hanya balas dendam. Namun, aku sadar Savina adalah orang yang aku cari selama ini. Aku tidak akan melepaskannya begitu saja. Dia, dia adalah cinta pertamaku."
"Apa?!" ucap Adhinata tak percaya.
"Jangan berbohong bajingan. Aku tidak percaya akan hal itu."
Sans berlutut dikaki Adhinata. "Tolong maafkan semua kesalahanku tuan, aku berjanji akan menuruti semua keinginan anda. Aku mohon jangan pisahkan aku dengan Savina."
"Tentu, tapi dengan satu syarat."
"Syarat?"
Adhinata menuntun Sans untuk berdiri, membisikan sesuatu ditelinga pria itu.
"Setelah itu aku akan merestui hubungan kalian."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Savina
RomanceBermula dari penculikan dan kesalahpahaman yang menyebabkan hidupnya berantakan. Pria itu menyiksanya, menjadikannya jalang sebagai pemuas nafsunya. Sampai suatu hari semuanya terbongkar sampai tak mampu berkata-kata, dan menyadari jika benih- benih...