- Hilang

1.4K 62 2
                                    

Dirumah mewah nan megah,  terlihat seorang pria duduk manis di kursi kebanggaannya. Pria berparas tampan, dengan rahang tegas, hidung mancung, dan bibir tipis. Membuat hampir setiap wanita terpana melihatnya, mereka selalu berlomba-lomba untuk menjadi istri pria ini.

Dia adalah Sanskara Ravendra. Pria muda berusia dua puluh tujuh tahun, menjabat sebagai pimpinan muda Ravendra Group. Sans adalah pewaris tunggal dari perusahaan itu. Bayangkan, sudah tampan, mapan, wanita mana yang tidak tertarik dengan pria itu?

Namun, mereka tidak tahu bagaimana sifat Sans dibalik itu. Dia orang yang berambisi, tegas, dan perfeksionis. Apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan. Termasuk, membalaskan dendamnya kepada keluarga Adinatha.

Sans mengembangkan senyumannya. Pria berparas tampan itu terlihat sangat bahagia melihat pengawalnya datang membopong tubuh wanita yang di inginkannya.

Mereka menaruh wanita itu dihadapan Sans, wanita cantik yang masih pingsan terbalut gaun putih, serta riasan makeup yang tampak natural.

"Kami sudah menangkapnya tuan. Dia wanita yang kau inginkan," ucap salah satu dari pengawal itu.

"Benarkah ini dia?" tanya Sans ragu.

Sans menghampiri wanita yang pingsan tak sadarkan diri. Pandangannya tertuju dengan kalung nama yang dipakai wanita itu. Kalung itu berisikan nama Sania.

"Sania..," ucap Sans sembari mengecek ponselnya. Melihat foto wanita itu dan surat undangan pernikahan atas nama Sania & Renaldo. Berati benar ini orangnya.

Pria itu mengembangkan senyumannya, melemparkan uang kepada para pengawalnya.

"Kerja bagus. Ini bonus untuk kalian," ucap Sans senang.

"Terimakasih tuan," ucap mereka bersimpuh kepada Sans sambil mengucapkan terimakasih. Memang, sekarang uang adalah segalanya.

"Siapkan penerbangan sekarang!" perintah Sans.

"Sekarang tuan?" tanya mereka.

"Semakin cepat semakin baik. Aku ingin mengurung wanita ini tanpa jejak!"

"Dia sangat cantik tuan. Jika kami menjadi anda, kami pastikan dia menjadi budak ranjang kami," ucap pengawalnya itu terkekeh.

"Siapa yang menyuruh kalian berbicara hah?!"

"Aku tidak perlu saran dari kalian! Cepat lakukan tugas kalian!" tegas Sans.

Para pengawal Sans bergegas keluar. Meninggalkan mereka berdua.

"Aku yakin, pernikahannya pasti hancur. Itu akan mempermalukan keluarga Adinatha," kata Sans tersenyum memikirkannya.

Sans menyentuh dagu wanita dihadapannya. Memang benar wanita ini sangat cantik. Rambut hitam panjang, bulumata lentik, hidung mancung, dan bibir tipis. Sungguh, perpaduan yang sangat sempurna.

"Tunggu saja Sania, aku akan membuat hidupmu dalam neraka."

***

Pernikahan keluarga Adinatha berjalan lancar. Kini hanya tinggal acara resepsi saja. Terlihat Sania dengan wajah sedikit gelisah menunggu saudari kembarnya yang tak kunjung menghampirinya.

"Ayah dimana Savina? Kenapa dia belum turun juga?" tanya Sania gelisah.

"Iya ya, kenapa lama sekali?"

"Apa dia marah kepadaku? Tadi dia tidak mau memakai gaun itu. Tapi aku memaksanya."

"Sayang, tenanglah. Ayah akan memanggilnya," ucap pria paruh baya itu menenangkan putrinya.

Adi bergegas naik bersama beberapa pengawalnya mencari keberadaan putrinya. Mereka segera mengecek ruangan rias, dan sangat terkejut melihat pemandangan dihadapannya. Ruangan ini terlihat berantakan bak kapal pecah. Para penata rias itu jatuh pingsan tak sadarkan diri. Apa yang terjadi disini?

"Cepat cek Cctv nya!" perintah Adi.

"Tapi tuan, Cctv di kamar ini rusak," sahut salah satu pengawalnya. 

"Sial!"

"Angkat mereka dan bawa kerumah sakit!" perintah pria paruh baya itu menyuruh untuk mengangkat penata rias yang pingsan.

Adi kembali memeriksa ruangan itu, berjongkok melihat kalung putrinya yang berisi nama Savina jatuh dilantai. Kemana perginya putrinya itu?

Adi melihat dikolong meja rias, terlihat seorang wanita bersembunyi meringkuk merintih ketakutan. Sudut dahinya dan bibirnya terlihat berdarah, dia adalah salah satu dari penata rias itu.

"Kau?"

"Tu-an, tu-an, tolong kami," ucapnya ketakutan.

"Apa yang terjadi disini? Dimana Savina?!" tanya Adi menuntut penjelasan dari wanita itu.

"Nona, nona...hiks..hiks.."

"Katakan apa yang terjadi!"

Penata rias itu menceritakan semua yang terjadi.

"Mereka memukuliku dan membius para penata rias lainnya."

"Mereka membawa nona Savina."

"Apa?!"

"Aku tidak tahu mereka membawa nona kemana, aku tidak tahu siapa mereka," isak penata rias itu.

"Savina diculik? Siapa yang melakukan ini?" kata pria paruh baya itu tak percaya.

"Pegawal cepat cari putriku!"

"Apapun yang terjadi kalian harus mendapatkan putriku!"

"Aku akan memberikan apapun, jika kalian mendapatkan Savina kembali."

Bersambung...

Gimana untuk part ini, semoga suka yaa^^

Next?

SavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang