Seorang pria terlihat panik menemani istrinya di ruangan persalinan. Dia tidak tahu harus berbuat apa melihat wanitanya menangis kesakitan.
"Dokter, tolong jangan sampai istriku kesakitan. Apa tidak bisa lakukan operasi caesar saja dok?" tanya Sans kepada dokter, sungguh dia tidak tega melihat Savina seperti ini.
"Ini sudah pembukaan kesembilan, tolong tahan sedikit lagi."
"Arghh! Tolong sakit sekali! Anak ini menyiksaku!" teriak Savina.
"Sans, tolong aku, ini sakit sekali!"
Sans tidak bisa berkata- kata. Dia berada di samping Savina menggenggam erat tangannya.
"Ini semua ulahmu Sans. Kenapa tidak kau saja yang hamil hah?!"
"Jika itu bisa, pasti akan ku lakukan. Aku juga tidak tega melihatmu kesakitan seperti ini. Sayang bertahanlah sedikit lagi ya."
"Jangan pangil aku dengan sebutan itu! Aku membencimu Sanskara!"
"Arghh! Sakit! Kapan anak ini akan lahir?!"
"Bajingan! Aku membencimu Sans!"
Berbagai umpatan keluar dari mulut wanita itu, Sans hanya memaklumi keadaannya kini.
"Dokter, tolong bantu agar istriku tidak merasa kesakitan."
"Sudah pembukaan sepuluh, silahkan mengejan"
Savina mengejan sambil mencengkram tangan Sans keras. Namun, tidak ada yang keluar.
"Ikutin aba- aba dari kami."
Dokter itu memberi aba - aba, Savina kembali mencengkram tangan Sans karena kesakitan, merasa tubuhnya terbelah.
Akhirnya seorang bayi lahir dari rahimnya dengan selamat. Savina bernapas terengah-engah berhasil melahirkan bayi itu secara normal.
"Selamat, anda melahirkan bayi laki-laki yang sehat," ucap dokter itu bangga.
Savina terlihat lega karena berhasil melahirkan anak dari rahimnya sendiri.
"Terimakasih sayang, kau sangat hebat, aku mencintaimu," ucap Sans disertai kecupan kecil di kening Savina.
Savina hanya terdiam. Entah kenapa perasaannya tak karuan, dia tidak bisa menjelaskannya. Seperti dia merasa telah diapresiasi karena perjuangannya. Apakah kehadiran anak ini akan mengubah hidupnya?
***
20 menit kemudian.Sans bersama ayah Savina melihat anaknya yang ada di box bayi itu.
"Putramu sangat tampan. Kenapa wajahnya mirip denganmu? padahal putriku yang mengandungnya."
Sans tersenyum. "Benar, dia sangat mirip denganku. Apa mungkin ini karna aku lebih mencintai ibunya?"
"Haha, mungkin, jadi setiap melihat anak ini, Savina akan terus mengingat dirimu."
"Ayah mertua, kau akan menepati janjimu bukan?" tanya Sans kepada Adhinata.
Memang, dulu Adhinata sudah berjanji kepada Sans. Dia menyuruh Sans memberikan kesempatan untuk Savina membalaskan dendamnya, dan Sans sudah melakukan itu meskipun nyawanya menjadi taruhan karena kecelakaan yang tidak disengaja. Jika Sans bisa melewati itu, dan membuktikan dia benar- benar mencintai Savina maka Adhinata akan memberi restu atas pernikahan mereka.
"Tentu, aku percaya kepadamu. Jadilah ayah yang baik untuk putramu, dan jadilah suami yang baik untuk Savina."
Sans tersenyum mendengar hal itu.
"Maafkan aku, aku tidak tahu Savina berbuat sejauh itu. Gara- gara putriku kau mengalami kecelakaan," sesal Adhinatha.
"Tidak papa, sudah ku maafkan."
"Aku harus membuka lembaran baru dengan Savina. Kami akan membesarkan putra kami dengan cinta dan penuh kasih sayang."
"Tentu, itu harus."
"Aku akan memberi nama anak ini Sheon, apakah menurutmu bagus?"
"Sheon, nama yang bagus."
"Apa Savina mau menerimaku lagi?" ucap Sans tiba-tiba.
"Aku tidak tahu untuk itu. Lakukan semampumu Sans, aku percaya kepadamu. Kau pasti bisa," kata Adhinata meyakinkan pria muda dihadapannya.
***
Savina masih tertidur pulas setelah melahirkan, Sans tidak ingin mengganggunya, yang pasti wanita itu merasa kelelahan.
Tiba-tiba seorang wanita sebaya dengan Savina memasuki ruangan itu. Dia adalah Sania, saudari kembarnya Savina. Pandangannya tertuju kepada Sans yang sedang menggendong anaknya.
"Savina masih tertidur?" tanya wanita itu.
Sans hanya mengangguk. "Iya, dia masih tertidur. Aku tidak tega membangunkannya."
"Dia pasti kelelahan, apalagi Savina melahirkan secara normal. Biarkan saja dia tidur," sahut wanita itu.
Memang, Sania sudah mengalami sebelumnya, dia melahirkan anaknya seminggu yang lalu sebelum Savina melahirkan.
"Tunggu, aku rasa pernah bertemu denganmu? Tapi dimana kita bertemu ya?"
Sania tampak berpikir keras, mengingat-ngingat, dimana dia pernah bertemu dengan pria ini.
"Ohh, Sunny, kau saudara kembarnya Sunny bukan?"
"Iya, aku Sans, senang bertemu denganmu lagi." ucap Sans ramah.
"Tapi, kenapa kau disini? Apa kau sahabat Savina? Kalian kelihatannya dekat."
Sans hanya terseyum, "Tidak, aku hanya menemani istriku melahirkan di rumah sakit ini."
"Benarkah? Kau sudah memiliki istri?"
"Sudah, Savina adalah istriku. Kami sudah menikah setahun yang lalu, dan sekarang kami sudah resmi menjadi orang tua."
"Apa?! Apa maksudmu?!" tanya Sania terkejut.
"Jadi, kau dan saudariku? Jadi pria yang menculik Savina adalah dirimu?!"
"Dasar bajingan!"
Plak!
Satu tamparan keras dari Sania mengenai wajah pria itu.
Sans berlutut, dan memohon maaf sambil menceritakan semuanya kepada Sania. Sungguh, Sania tak percaya akan hal ini. Savina berhasil menyembunyikan semua ini darinya, dan yang tak disangka lagi, saudara kembar dari sahabatnya dulu yang menculik dan menikahi Savina secara diam-diam. Plot twist sekali.
"Aku tahu itu salah, tapi aku akan memperbaikinya sekarang."
"Aku akan bertanggung jawab atas semuanya. Aku mencintai Savina."
"Benarkah? Tolong buktikan ucapanmu itu! Jangan sakiti Savina lagi! Apa kau tahu? sangat susah membujuk saudariku yang keras kepala itu."
"Aku mohon bantuanmu. Tolong bantu agar Savina mencintaiku."
"Tentu, dengan senang hati aku akan membantumu," sahut Sania menjabat tangan Sans.
Sans tersenyum, ini adalah saatnya dia memulai semuanya kembali, memulai lembaran baru menjadi keluarga kecil yang bahagia bersama dengan wanita yang dicintainya.
Bersambung...
Halo, haloo, dah lama bgtt aku ga update cerita ini lagii, makasih banyak pembaca setia ceritaku ini, pokoknya sayang kalian banyak" 💗
Mohon maaf aku jarang update, krn aku sibuk kerja di rl, jadinya ga bisa konsisten update cerita inihh😭
Aku usahain update klo ada waktu senggang. See you on next part guys, i love you all 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Savina
RomanceBermula dari penculikan dan kesalahpahaman yang menyebabkan hidupnya berantakan. Pria itu menyiksanya, menjadikannya jalang sebagai pemuas nafsunya. Sampai suatu hari semuanya terbongkar sampai tak mampu berkata-kata, dan menyadari jika benih- benih...