- Day with u

951 39 4
                                    

Hari semakin gelap, Savina tak menyangka, bajingan kasar seperti Sans akan menangis seperti ini. Kenapa dia menangis? Apa karena perpisahan mereka? Sungguh, itu sungguh tidak mungkin.

"Aku minta maaf atas kesalahan yang telah ku lakukan. Aku sudah menyiksamu, Seharusnya waktu itu aku mempercayai perkataanmu."

"Maafkan aku Savina. Tolong maafkan aku, aku sudah menghancurkan hidupmu," Sans menangis penuh penyesalan berlutut dihadapan wanita itu.

Savina hanya diam melihat hal dihadapannya. Akankah Savina iba? Tentu saja tidak. Dia tidak bisa memaafkan orang dengan mudah. Apalagi perlakuan Sans dulu kepadanya tak pantas dimaafkan.

"Maaf, tapi aku belum bisa memaafkanmu. Bahkan Kenan saja belum bisa aku maafkan," sahut Savina jujur.

"Apa kau masih mencintai Kenan?" tanya Sans.

"Bajingan itu berselingkuh di belakangku! Bayangkan saja, aku melihat dengan mataku sendiri pria itu berhubungan badan dengan wanita lain saat kita menjadi kekasih."

"Aku merasa sangat beruntung bisa menyentuhmu untuk pertama kalinya. Terimakasih sudah menjaga dirimu dengan baik."

"Benarkah kau mencintaiku Sans?" tanya Savina ragu.

"Aku tidak bisa membuktikannya. Tapi aku harus mengungkapkannya sebelum kita berpisah."

"Benar, tinggal sehari lagi sebelum kita berpisah."

"Ayo kita masuk Savina. Udaranya semakin dingin," ajak Sans menyentuh tangan wanita itu.

"Bolehkah aku meminta satu permintaan sebelum kita berpisah? Aku harap kau menuruti kemauanku."

"Tentu, katakan saja yang kau inginkan."

"Aku ingin memiliki suamiku seutuhnya malam ini."

"Apa maksudmu?" tanya Sans tak paham.

Tanpa basa-basi Savina langsung mengecup bibir pria dihadapannya.

"Cih dasar tidak peka!" keluh wanita itu. "Aku ingin kita melakukan itu!"

Sans tersenyum mendengarnya. "Tentu saja, dengan senang hati akan ku turuti kemauan istriku ini."

Sans menggendong tubuh istrinya ala bridal style, memasuki kamar itu. Mereka berdua melakukan hal yang seharusnya terjadi pada pasangan suami istri. Malam panas yang menggairahkan selayaknya pengantin baru. Entah sampai berapa ronde yang mereka melakukan, hanya mereka saja yang tahu.

***

Cahaya mentari menerpa kedua insan yang tidur bersama, setelah melewati malam panjang selayaknya suami istri. Sans menatap wanita cantik dihadapannya yang masih tertidur pulas. Sungguh, dia tak tega membangunkan wanita cantik itu. Andai waktu bisa diputar kembali, Sans sangat ingin Savina bisa menjadi istrinya untuk selamanya. Tapi itu tidak mungkin, karena hari ini adalah hari terakhir mereka sebagai pasangan suami istri.

Sans beranjak ke dapur membuatkan makanan seadanya untuk pengganjal perut. Namun, tiba- tiba terasa tangan lembut seseorang memeluknya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan istrinya. Entah kenapa perlakuan Savina membuat Sans tak ingin melepaskan wanita itu.

"Sudah bangun?" ucapnya tersenyum.

"Kenapa kau tidak membanggunkanku lebih awal? Seharusnya aku yang memasak."

"Ini hampir selesai, duduklah disana."

"Tidak, aku ingin tetap seperti ini." Savina semakin erat memeluk pria itu sambil memasak.

Sans tersenyum pasrah, membiarkan wanita itu memeluk dirinya. Entah kenapa hari ini Savina sangat manja kepadanya.

"Kau tahu, dulu aku sangat ingin punya suami yang pintar memasak, perhatian, dan menjadikanku ratu setiap harinya."

SavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang