- Kejadian

409 18 2
                                    

"Aku mencintaimu Savina, bukan obsesi!"

"Aku tidak akan pernah menceraikan mu. Selamanya kau akan menjadi milikku!" tegas Sans lagi.

Pria itu langsung menggenggam erat tangan wanita dihadapannya. Memaksa memakaikan cincin pernikahan mereka lagi.

"Sial! Lepaskan aku!" berontak Savina.

"Lepaskan bajingan!" teriaknya.

Cincin pernikahan itu kembali masuk ke jari manis Savina.

"Kau kira aku tidak tahu rencanmu sayang? Kau munafik dan sama sepertiku. Kau kira aku bisa dikelabui seperti ini?!" ucap Sans tersenyum.

"Aku hanya ingin mengikuti permainanmu. Sangat menyenangkan bisa melihat istriku bermain- main denganku. Apa cintaku tidak cukup untukmu sayang?"

"Mari kita sudahi permainan ini. Aku menyerah," kata Savina.

"Benarkah?" tanya Sans tak percaya.

Savina memeluk pria itu erat. "Aku tidak ingin menyia-nyiakan pria yang mencintaiku dengan tulus," ucap wanita itu.

Sans tersenyum, tangannya mulai memeluk erat tubuh istrinya.
Tanpa Sans sadari tangan Savina mengambil vas kaca disebelahnya. Langsung memecahkan vas itu di belakang kepala Sans.

Pria itu ambruk meringis kesakitan memegangi kepalanya, rasa sakit yang luar biasa. Savina kembali mengambil vas lainnya memukulnya kembali kepada pria dihadapannya.

Sans mencoba berdiri. Namun Savina langsung menginjak tangan pria itu sehingga tertusuk pecahan kaca. Sans meringis kesakitan.

"Arghh! Sial! Kau memang jalang!" teriak Sans geram.

"Apa kau percaya Sans jika jodoh adalah cerminan diri kita sendiri?" tanya wanita itu tersenyum puas.

"Kejahatan harus dibalas kejahatan bukan?!"

Savina berjongkok menatap Sans yang kini tak berdaya. "Aku sudah mengakhiri permainan ini. Sampai jumpa sayang, aku akan segera mengurus perceraian kita."

"Aku harap kita tidak bertemu lagi Sanskara Ravendra. Aku mencintaimu dalam mimpimu haha!" ucap Savina tertawa puas mengunci Sans disana.

Wanita itu langsung menelepon seseorang.

"Cepat jemput aku sekarang di Sanskara place!"

***

Disisi lain Sans mencoba bangun berjalan tertatih tatih menahan rasa sakit di kepalanya. Dia sudah tahu semua ini, ayah Savina sudah memperingatkannya jika wanita itu diluar dugaannya. Untung saja dia mempunyai kunci cadangan di sakunya. Dia langsung melihat cctv rumahnya melihat wanita itu memasuki mobil putih.

Sans langsung menelpon semua ajudannya. "Ikuti mobil itu, dan seret istriku kembali!" perintah Sans geram.

Disisi lain Savina merasa supir yang menyetirnya sangat lambat.

"Bisakah kau turun? Biar aku yang menyetir!"

"Tapi nona"

"Ayahku akan membayar lebih."

Savina menurunkan supir itu disisi jalan. Dia melaju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Savina tersenyum, akhirnya dia bisa bebas dari bajingan gila itu, jelas - jelas Sans terobsesi kepadanya. Apakah Savina secantik itu? Ya tentu saja, Savina sangat cantik siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta kepadanya.

Wanita itu menikmati angin malam kebebasannya. Namun, dari arah belakang dengan kecepatan tinggi terlihat beberapa mobil hitam yang mengikutinya dari belakang.

SavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang