Dua

19K 1.1K 8
                                    


Belleza

Belle masih berdiri di tempatnya. Menatap suaminya yang terlihat begitu menikmati minumannya.

Demi apa pun, dia benar-benar ingin duduk di sana dan bertanya banyak hal. Tapi, dia juga takut jika nanti akan membuat pria itu tersinggung.

Karena jujur saja, selama mereka menikah. Pria itu tidak pernah berbicara banyak hal padanya. Jangankan berbicara, sekedar basa-basi layaknya suami-istri saja tidak. Dia layaknya seseorang yang tak tersentuh.

Menggigit ujung bibirnya kuat. Belle menghembuskan nafas berat. Memilih berniat berbalik. Tapi gerakan kakinya terhenti begitu kedua matanya tak sengaja melihat sebelah tangan Al terkepal erat. Bahkan urat-urat tangannya mencuat. Membuat dia menghela nafas dalam.

"Aku memang tidak pernah minum. Tapi aku bisa menemani." seru Belle. Memilih melangkah ke arah Al. Duduk di samping pria itu dengan keberanian minim. Hingga membuat Al pun pada akhirnya membuka mata. Melirik ke arah Belle sekilas.

"Bagaimana? Kamu mau aku temani?"

Tidak ada jawaban dari Al. Dia masih diam dengan kedua mata melirik Belle. Membuat wanita itu pun menggigit ujung bibirnya kuat.

Dilirik begitu dingin oleh suaminya. Membuat Belle pun kian was-was. Jujur dia sebenarnya takut dengan Al. Tapi dia juga tidak bisa menutupi rasa penasarannya lebih banyak. Mungkin dengan dia menawarkan diri malam ini. Dia bisa sedikit mengetahui tentang suaminya itu.

Hingga dia pun berusaha menutupi kegugupannya dengan tangan yang meraih gelas di atas meja. Menuangkan wine. Berharap setelah ini suaminya tidak akan menatapnya tajam.

Belle mati-matian tidak terpengaruh dengan lirikan Al yang begitu dingin. Tapi gerakan tangannya yang berniat menegak minuman terhenti begitu Al menahan tangannya. Membuat ia pun menoleh ke arah Al.

"Kenapa?"

"Kamu tidak mendengar apa yang saya katakan tadi?"

Belle menelan ludah susah payah. Suara Al terdengar begitu dingin juga menakutkan di telinganya. Bahkan tatapannya kian tajam juga dingin seiring dengan cengkraman tangannya. Bahkan Belle merasa tatapan Al bisa saja menghancurkan keberaniannya tanpa sisa hanya dengan beberapa detik.

"Al--"

"Istirahat!"

Belle menggigit ujung bibirnya kian kuat. Dengan kaku dia pun menggeleng. Membuat cengkraman tangan Al di tangannya pun mengerat.

"Aku tidak pernah minum. Aku juga ingin merasakan minuman." cicitnya lirih. Berusaha sekuat tenaga tak terpengaruh dengan tatapan Al yang kian menajam. Demi tuhan, sebenarnya suaminya itu terlihat menakutkan saat ini. Tapi jika Belle takut seperti biasa, dia tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk berbicara. Bisa saja setelah ini suaminya akan menjadi orang asing seperti biasa.

"Belle!"

Belle menggeleng cepat.

"Dari dulu aku ingin minum. Tapi tidak memiliki teman." Al diam. Namun kedua matanya masih menatap Belle lurus.

Kediaman Al tidak di sia-siakan oleh Belle. Dengan cepat dia pun melepaskan cengkraman tangan suaminya. Berniat menegak minumannya. Tapi baru saja dia ingin menegak minumannya. Gelas di tangannya langsung ditarik paksa oleh Al. Diletakkan begitu saja di atas meja. Membuat Belle mendesis kesal.

"Kata orang, minum itu bisa menghilangkan stress dan penat."

Al diam. Tidak menanggapi.

"Aku sedang penat, Al."

Sekali lagi, Al masih diam. Namun tangannya bergerak menegak minumannya.

"Ckk, kamu saja bisa minum jika sedang memiliki banyak pikiran seperti ini. Kenapa aku tidak boleh?"

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang