Tiga belas

13.6K 868 13
                                    


*•••*

Belleza

Belle tidak berhenti tersenyum begitu merasa penampilannya nampak memukau hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belle tidak berhenti tersenyum begitu merasa penampilannya nampak memukau hari ini. Membenarkan lipstiknya sekali lagi, Belle pun tersenyum puas begitu merasa penampilannya nampak sempurna. Siap untuk keluar dari kamarnya. Memulai hari seperti biasa tanpa memikirkan masalahnya dengan Al atau pun keluarganya. Setidaknya dia tidak ingin memikirkan apa pun pagi ini. Terutama yang berat-berat, yang bisa merusak moodnya.

Keluar kamar dengan langkah kaki lebih ringan, kening Belle mengernyit begitu menemukan para pelayan yang biasanya jam segini tidak lagi terlihat kini nampak sibuk naik-turun tangga di depannya. Bukan hanya itu, mereka bahkan membawa banyak koper-koper.

"Siapa yang datang?" Gumam Belle pada dirinya sendiri. Membawa rasa penasarannya, Belle pun menuruni anak tangga. Melangkah ke meja makan begitu mendengar suara-suara ribut di sana. Mungkin dia bisa mendapatkan jawabnya dari sana.

"Belle, akhirnya kamu turun juga." Pekik Olivia begitu menemukan Belle yang melangkah ke arahnya.

"Via, apa yang terjadi?" Tanya Belle, mengambil tempat duduk di depan adik iparnya itu yang kini nampak sibuk menyantap sarapannya dengan tangan yang sibuk dengan ponselnya. Sesekali dia bergumam menjawab pertanyaan orang di sebrang telpon yang ternyata tak kalah heboh seperti dirinya.

Beberapa kali Olivia berbicara dengan lawan bicaranya di telpon. Setelahnya dia pun menyudahi obrolannya.

"Kamu tahu, aku punya kabar baik untuk mu."

"Kabar baik?" Ulang Belle, dengan tangan mulai mengisi piring di depannya. Mulai sarapan seperti adik iparnya. Dia sangat lapar sekarang, sepertinya semalam dia melewatkan jam makan malamnya.

Olivia mengangguk penuh semangat.

"Kabar baik apa?"

"Aku diijinkan ikut liburan dengan teman-teman kuliah ku di luar negeri."

Klontang

Sendok di tangan Belle mendarat tak etis di atas piringnya. Membuat Olivia tergelak lucu lantaran menemukan ekspresi wajah Belle yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Kamu ... Bilang apa?"

Tawa Olivia kian berderai renyah. "Kamu juga tidak percaya kan?" Serunya disela-sela tawanya.

"Aku juga awalnya sama seperti mu, Be, tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Bagaimana mungkin kakak ku yang menyebalkan itu bisa dengan mudah menyetujui permintaan ku ini. Sedangkan kamu tahu sendiri kan, bagaimana dia selama ini?"

Belle tak bergeming. Dia masih berusaha mencerna apa yang Olivia katakan. Sampai sesuatu tiba-tiba berputar di kepalanya.

"Berapa lama kamu liburan, Via?"

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang