Belle baru akan kembali menyantap makanan. Tapi getar ponsel di sampingnya menarik perhatian. Membuat dia pun mengurungkan niatnya yang akan kembali meneruskan sarapannya.
Sebelah alisnya terangkat tinggi begitu melihat siapa yang menghubunginya. Al, suaminya. Tumben sekali suaminya itu menghubungimya disaat-saat seperti ini. Tidak bisa menutupi rasa penasarannya, Belle pun mengangkat panggilan telepon suaminya.
"Ya, hallo--"
"Kamu sudah selesai sarapan?"
Belle melirik piringnya di depannya.
"Ya, kenapa?"
"Aku ingin bicara. Naiklah ke kamar. Kita bisa bicara di kamar."
"Ada apa?"
"Aku akan memberitahu mu nanti Belle. Jadi aku harap jangan bertanya. Naik dan ikuti kata-kata ku."
"Al--"
"Naik, Belle!"
Belum sempat Belle bertanya lebih banyak. Atau bahkan mengajukan protes, sambungan telpon langsung terputus. Membuat Belle mengeram kesal.
"Apa sekarang dia berniat mengusir ku seperti dia mengusir adiknya?" Decak Belle. Bangkit dari duduknya. Melangkah ke arah kamarnya dengan wajah kesal.
Tanpa mengetuk pintu, Belle masuk begitu saja ke dalam kamar. Membuat perhatian Al teralihkan.
Pria yang hanya mengenakan jubah mandi itu menoleh ke arah pintu kamarnya. Menatap lurus pada wanita yang beberapa tahun menjadi istrinya.
Istri? Al sebenarnya tidak terlalu suka dengan sebutan itu. Kalau saja tidak--
"Kenapa?"
Al mengerjab. Memutuskan tatapan begitu Belle melangkah ke arahnya.
"Al?"
"Duduk lah!" Perintah Al, melangkah ke arah sofa. Duduk di sofa panjang diikuti Belle di belakangnya.
Wanita itu hanya menurut begitu Al menyuruhnya duduk. Tanpa banyak bertanya atau bahkan melawan. Membuat dia melirik ke arah Belle sekilas.
Selama mereka menikah, wanita itu memang selalu menuruti semua kata-katanya. Apa pun yang Al katakan, wanita itu akan selalu mendengarkan juga melaksanakannya seakan kata-kata Al adalah perintah untuknya. Tidak peduli jika itu mungkin membuat dia tidak nyaman tapi Belle tetap melakukannya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Soal semalam-"
Tubuh Belle mematung. Membeku begitu Al membahas soal semalam. Tangannya bahkan mendadak terasa dingin juga sulit digerakkan.
Tanpa sadar, lidahnya terasa perih lantaran gigitannya yang kuat. Belle menggigit lidahnya sendiri guna membuatnya tersadar.
"Kenapa?" Tanya Belle begitu kesadarannya kembali, dan Al tak kunjung meneruskan kata-katanya. Pria itu hanya diam dengan tatapan lurus. Wajahnya nampak tenang seperti biasa. Membuat Belle tidak tahu apa yang saat ini pria itu pikirkan.
Menoleh ke arah Al, Belle menatap pria itu yang kini bersandar di sandaran sofa dengan kaki menumpuk menjadi satu. Sedang kedua tangannya terbelenggu di dada. Tak terpengaruh meski Belle menatapnya menuntut.
"Al?"
"Kamu menyesal?"
Tidak.
Belle ingin mengatakan itu dengan tegas. Namun bibirnya seakan kelu. Sulit hanya untuk sekedar mengeluarkan suara pun terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Gantung(SELESAI)
RomanceHarap pintar dalam memilih bacaan!! Untuk yang tidak suka sesuatu yang bikin hati ngilu, jauh-jauh!! ***** Belleza kira--dia adalah satu-satunya wanita yang berdiri di samping suaminya--Al selama lima tahun terakhir ini. Menjadi istri sekaligus wani...