Sembilan belas

11.9K 767 31
                                    

"Tidak ada apa pun di sini." Adu Belle begitu dia selesai memeriksa dapur dan kulkas. Tidak ada makanan yang bisa dia nikmati di sana.

"Al?" Panggilannnya begitu melihat Al hanya sibuk dengan ponselnya. Sama sekali tidak menoleh ke arahnya.

"Bukankah ada banyak bahan makanan di sana." Tunjuk Al pada lemari pendingin dengan dagunya.

Belle mengikuti arah pandang Al. "Yah, tapi aku tidak bisa memasak. Dan aku juga tidak mau membuat dapur ini hancur karna aku yang terlalu payah memasak."

"Kalau begitu kita tunggu orang-orang ku mengantar makanan ke sini."

"Berapa lama?"

"Satu jam. Mungkin,"

Kedua mata Belle terbelalak lebar, menatap Al tak percaya. "Itu lama, Al." Protesnya.

Al mendesah, meletakkan begitu saja ponselnya. Mulai memusatkan perhatiannya pada Belle yang kini berdiri di depannya. Menatapnya dengan tatapan, 'aku butuh makan sekarang! Sebelum aku menelan mu hidup-hidup. Berikan aku makanan,'

"Tiga puluh menit?" Tawar Al mengalah.

"Lima belas menit?"

"Jangan bercanda, Be. Jarak ke sini itu jauh."

"Itu salah mu!" Sahut Belle sarkas. "Suruh siapa membawa ku ke hutan seperti ini."

Al mengusap wajahnya frustasi, beringsut turun dari kursinya dan melangkah ke arah Belle. "Baiklah, aku akan memasak mu makanan."

Mendengar itu, kedua mata Belle berubah berbinar. Dengan senang hati dia pun meraih tangan Al, menuntunnya masuk lebih dalam ke dapur.

"Kamu bisa masak?"

"Lumayan," jawab Al sekenanya. Mulai sibuk mengintip lemari pendingin di depannya.

"Lumayan?" Ulang Belle, membuat Al memutar sedikit kepalanya. "Baiklah, tidak buruk." Tambahnya. Mengundang decakan Al.

"Apa yang akan kita masak?"

"Kita?"

Belle menggigit bibir bawahnya kuat. Gemas. "Kamu," koreksinya.

Al mengangguk puas. Mulai mengeluarkan beberapa bahan makanan yang bisa dia olah.

"Jadi, apa yang akan kamu masak?"

"Bagaimana dengan omelet?"

"Omelet?" Pekik Belle. Mengekori Al yang kini berjalan mondar-mandir. "Aku tidak akan kenyang hanya makan omelet."

Langkah Al terhenti, tubuhnya pun berputar ke arah Belle dengan kepala menggeleng. "Kamu sudah makan nasi tadi, Be. Perutmu bisa sakit jika makan makanan berat lagi."

"Tapi aku tidak akan kenyang hanya makan omelet. Itu terlalu sedikit."

"Salad sayur. Aku akan menambahkannya sebagai menu makan malam mu. Bagaimana?"

"Tidak." Geleng Belle tegas. "Aku mau sesuatu yang mengenyangkan. Nasi dan daging misalnya."

"Itu menu yang bisa membuat ku kenyang dalam waktu yang lama, Al." Sambung Belle begitu Al sudah akan membuka mulut.

"Cih, kamu lupa jika tadi kamu memakan itu. Tapi lihat, belum tiga puluh menit kita di sini. Kamu sudah kelaparan." Sindir Al, kembali melanjutkan pekerjaannya. Mengabaikan Belle yang mengekorinya di belakang.

Belle hanya merenggut kesal. Memukul punggung Al sebagai pelampiasan kekesalannya. "Itu karna perjalanannya, jauh tahu."

Al tak membalas, dia hanya melirik Belle sekenanya.

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang