Empat

16K 934 3
                                    

Belleza

*•••*

"Belle, ke mana saja? Aku sedari tadi mengetuk pintu kamar mu. Tapi tidak ada jawaban. Tumben sekali pintu kamar mu terkunci? Padahalkan ini sudah jam sepuluh."

Itu adalah kata pertama yang di terima Belle dari Olivia begitu dia melangkah ke meja makan.

Dengan wajah memerah menahan malu, Belle hanya bisa menggigit ujung bibirnya kuat. Bingung harus menjawab apa.

Dia yakin, orang yang mengunci pintu kamar mereka semalam pasti Al. Pria itu sepertinya tahu apa yang akan terjadi pagi ini kalau saja dia tidak melakukan itu.

"Mmm, maaf. Sepertinya semalam aku lupa mengunci kamar ku."

Olivia memicing. Menatap wajah kakak iparnya yang pagi ini nampak berbeda dari biasanya.

"Kenapa? Tumben kamu mengunci kamar? Biasanya tidak."

Di tatap begitu intens oleh Olivia. Membuat Belle bergerak salah tingkah di tempatnya. Sampai deheman seseorang menarik perhatiannya.

Belle melotot lucu begitu merasakan langkah kaki mendekat. Di susul dengan usapan lembut di kepalanya.

Begitu dia mendongak, Belle bisa melihat wajah kaku suaminya, Al. Pria itu menatapnya lurus, masih dengan wajah kaku dia tidak mengatakan apa pun. Hanya saja usapan lembut di kepalanya mau tidak mau membuat dia kesulitan menelan ludah.

"Kakak di sini?"

Perhatian Belle teralihkan. Menatap Olivia yang juga tengah menatap ke arah Al. Ada riak terkejut di wajah wanita itu. Yang dia yakini sama herannya dengan Belle.

"Hmm," gumam Al. Melangkah ke arah lemari pendingin yang berada di sudut ruangan.

"Apa karna itu kamar Belle terkunci?"

Al menoleh. Menatap adiknya yang kini tengah menatap ke arahnya. Pun dengan Belle yang kini mencuri-curi lirik ke arahnya.

Meriah air dingin. Al siap menegak minumannya sebelum melemparkan pertanyaan pada adiknya.

"Kenapa?"

Olivia berdecak. Tidak suka dengan jawaban kakaknya.

"Jangan sembarangan masuk ke kamar tanpa ijin, Via, terutama kamar kami."

"Kenapa?" Sewot Olivia. Kian tak senang dengan peraturan kakaknya. Sejak kapan pria yang berstatus kakaknya itu melarang-larang dia untuk masuk ke kamar Belle tanpa ijin? Bukankah semalam ini dia bersikap tak peduli?

"Jangan bertanya! Dan ini perintah!" Seru Al mutlak. Tidak ingin dibantah atau didebat.

Sedang Belle, dia hanya memalingkan muka begitu merasa Olivia akan menoleh ke arahnya. Dan semua itu ditangkap oleh Olivia. Dia merasa ada yang tidak beres di sana. Baik kakaknya atau bahkan kakak iparnya.

"Belle,"

"Jangan banyak bertanya, Olivia! Kamu sudah dewasa, dan kamu harus menjaga privasi orang lain mulai sekarang." Seru Al tegas.

Olivia mendengus. Menatap kakaknya tidak puas.

"Aku sudah dua puluh tahun. Dan aku sudah dewasa dari beberapa tahun yang lalu. Tapi kenapa baru sekarang-" ucapan Olivia terhenti begitu menemukan tatapan tegas kakaknya. Lengkap dengan tatapan mata tajam juga dingin. Membuat dia mau tidak mau menuruti keinginan kakaknya jika tidak ingin memancing setan dalam diri pria itu keluar.

"Oke." Putusnya pada akhirnya. Membuat Al mengangguk puas.  

"Habiskan sarapan mu, karna setelah ini akan ada orang yang menjemput mu."

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang