Dua puluh satu

13.3K 828 21
                                    

Semenjak pulang dari liburan ala Al, hubungan Belle dan Al berangsur-angsur membaik. Bahkan mereka tidak malu untuk menunjukkan kemesraan mereka di rumah.

Mulai dari sarapan bersama, mengobrol  di sofa dengan berpelukan, menonton film di ruangan teater hingga nyaris setiap malam sebelum tidur, dan juga tidur di kamar yang sama. Bahkan kini Belle sudah menempati kamar utama yang baru saja di renovasi oleh Al. Membuat kamar itu terlihat begitu nyaman dan lebih hangat. 

Tapi ada beberapa hal yang membuat Belle kian merasa was-was hingga saat ini. Porsi makannya yang meningkat pesat. Benar-benar meningkat hingga dia kadang merasa frustasi lantaran pipinya yang mulai berisi.

Dan ke frustasiannya kian bertambah ketika dia ingin keluar rumah tapi selalu di larang oleh Al. Pria itu tidak mengijinkan Belle untuk keluar tanpa pria itu ikut bersamanya. Dan jika Belle melanggar aturan itu, maka Belle harus bersiap-siap untuk dihukum, tidak diijinkan keluar kamar lantaran ulah pria itu yang menahannya di atas ranjang nyaris sepanjang hari.

Demi mencari aman untuk dirinya juga masa depannya. Belle pun pada akhirnya mengalah. Dia menuruti perintah pria itu tanpa bantahan. Setidaknya sampai tamu bulanannya itu datang. Karna sampai detik ini, dia belum mendapatkan tamu bulanannya itu. Jangan tanya bagaimana paniknya Belle ketika dia seharusnya sudah mendapatkan tamu bulanan, tapi sampai detik ini. Hingga tanggal yang ditentukan sudah terlewat jauh, tamu bulanannya belum kunjung datang. Belle benar-benar panik. Sangking paniknya dia bahkan pernah meminta pelayan untuk membelikan alat tes kehamilan. Tapi lagi-lagi belum sempat dia menerimanya, atau bahkan mengeceknya. Al sudah menahannya di ruangan pria itu dengan banyak alasan.

Dia akan seharian menempeli Belle layaknya perangko. Seakan dia sudah tahu apa yang akan Belle lakukan.

"Apa aku benar-benar hamil?" Gumamnya begitu menatap pantulan dirinya di depan cermin. Tubuhnya terlihat lebih berisi dari bulan-bulan sebelumnya. Belum lagi pipinya yang bulat. Membuat dia yakin jika berat badannya pasti bertambah beberapa angka.

Menggigit bibir bawahnya kuat, Belle kian menatap pantulan dirinya di depan cermin gusar. Demi tuhan, dia benar-benar takut saat ini.

"Be, sedang apa?"

Belle menoleh, menemukan Al yang kini berdiri di depan pintu kamar. Wajah lelahnya terlihat jelas membuktikan jika hari ini dia melewati hari yang buruk. Bahkan jasnya pun sudah tidak lagi dia gunakan, sudah berpindah di lengannya dengan kemeja yang tak lagi rapi seperti pagi tadi.

"Al?"

"Hmm?" Gumam Al yang tengah melonggarkan dasinya, menatap Belle heran lantaran wanita itu tiba-tiba menatapnya dengan wajah resah.

"Ada apa?"

"Aku mau ke dokter."

Al yang awalnya tenang berubah sedikit panik. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanyanya melangkah ke arah Belle dengan tergesa-gesa. Memeriksa Belle dari atas hingga bawah. Seakan melupakan rasa lelahnya yang baru pulang bekerja dan banyaknya masalah yang tengah dia hadapi. 

"Be?"

Belle menggeleng. Membuat Al menghela nafas lega yang terdengar begitu berlebihan di telinga Belle. Hingga membuat wanita itu pun menatapnya heran.

"Kenapa?"

"Hmm?"

"Kenapa kamu panik?"

"Tidak, bukan apa-apa."

Belle kian menatap Al curiga. Tidak percaya dengan apa yang pria itu katakan begitu saja. Terutama ketika mendapatkan respon di luar dugaan.

"Kamu menyembunyikan sesuatu dari ku?"

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang