Sebelas

14.2K 869 14
                                    

Sudah lima menit Al bangun dari tidurnya, tapi dia sama sekali belum beranjak bangun. Dia masih diam di tempatnya dengan pandangan mengarah pada wajah polos yang terlelap dalam pelukannya. Setelah pergulatan panas mereka, yang panjang juga menguras tenaga. Al dan Belle tertidur begitu saja.

Tidak peduli dengan keadaan mereka, juga tubuh mereka yang saat ini hanya berbalut selimut, sedang pakaian mereka berserakan di atas lantai. Mereka tertidur begitu saja dengan selimut membungkus tubuh mereka. Dan sekarang, Al belum mau beranjak dari tempatnya.

Dia masih diam menatap wajah lelap Belle lebih seksama. Memperhatikan wajah polos yang kini memejamkan matanya begitu tenang. Wajah polos itu nampak tenang layaknya seorang bayi, sama sekali tidak terganggu dengan tatapan Al.

Semalam Al bahkan tidak menyangka jika Belle yang dia kenal penakut, penurut selalu terintimidasi dengan tatapan matanya, semalam bisa bersikap di luar dugaan.

Dia begitu seksi juga liar, bahkan Belle selalu membuat Al mengumpat dalam hati. Merutukki sikap Belle yang jauh berbeda dengan yang pertama kali mereka melakukan itu.

Semalam Belle berhasil memimpin permainan, berkali-kali membuat Al tersenyum tipis karena pelepasan yang luar biasa. Yang pertama kali dia rasakan seumur hidupnya. Bukan hanya itu, Belle, dia seolah tak kehabisan tenaga padahal wanita itu belum makan beberapa hari. Terus mengimbangi permainan Al hingga nyaris datangnya pagi. Kalau saja Al tidak menarik wanita itu, memintanya berhenti lantaran wajah wanita itu yang sudah pucat. Mungkin Belle tidak akan berhenti.

Dia masih menatap Al dengan tatapan yang err-menggoda dengan sebelah mata mengedip genit. Jangan lupakan kata 'lagi?' yang dia ucapnya layaknya undangan yang membuat Al sulit menolaknya.

Semalam, Belle benar-benar bersikap layaknya binatang buas yang kelaparan yang tak henti-hentinya memangsa buruannya. Dan dengan senang hati Al menyambutnya.

Mengulurkan tangannya, Al menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Belle. Mendaratkan kecupan lembut di sudut bibirnya sebelum dia menyingkirkan tubuh ramping itu dari atas tubuhnya. Beranjak bangun dan melangkah ke kamar mandi. Seakan tidak sadar dengan apa yang telah dia lakukan barusan. Yang belum pernah dia lakukan pada siapapun. Garis bawahi, siapa pun.

Tapi, pagi ini. Al merasa perasaannya sedikit ringan dan juga aneh. Mungkin karena kegiatan mereka semalam, membuat tubuhnya sedikit bugar juga fresh. Entahlah, Al pun tidak mengerti. Tapi satu hal yang berputar di kepala Al saat ini, dia tidak keberatan jika nanti Belle meminta mereka untuk mengulangi malam yang panas seperti semalam. Bahkan jika bisa, dia akan menyambutnya dengan senang hati.

****

Pukul sebelas siang Belle baru keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dengan sesekali menguap. Tubuhnya terasa remuk bukan main, layaknya dia habis maraton seharian. Sepertinya kegiatan mereka semalam benar-benar menguras tenaga.

Bahkan sekarang, sebenarnya dia masih ngantuk, tapi perutnya yang terus berteriak minta diisi membuat dia mau tidak mau harus turun untuk makan.

"Siang mbak, Be,"

Belle melirik ke arah artnya sekilas, lalu mengangguk sekenanya.

"Mbak mau makan, ya?"

"Iya, bisa siapkan makanannya, Bi? Saya lapar."

Tanpa diminta dua kali, art yang Belle panggil bik secepat kilat melakukan apa yang diminta majikannya. Menyusun makanan di atas meja tepat di depan Belle.

"Terima kasih." Ucap Belle begitu makanan sudah tersusun rapi di depannya, dan dia mulai sibuk dengan sarapannya. Mengabaikan lirikan artnya yang sesekali mengarah padanya.

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang