Bab 5 - Orang Paling Beruntung

100 11 0
                                    

"Siapa, Sayang?"

Perempuan yang datang lalu berhenti di sebelah Rudi itu ialah Nabila, kekasih Rudi. Diam-diam Eka mengamati perempuan itu dari ujung heels sampai ke ujung kepala. Ternyata masih sama selera perempuan dari laki-laki itu, tidak berubah sama sekali. Paras cantik bertubuh molek dengan gaya anggun, atau lebih tepatnya lenjeh adalah selera Rudi.

Rudi menjawab, "Murid aku di ITB."

"Ooohh ... murid kamu."

Lalu Eka mengulurkan tangannya. "Halo, Tante, saya Eka, mahasiswa Teknik semester lima. Salam kenal, Kak."

Wanita yang usianya lebih tua dari Eka hanya terdiam melihatnya tanpa membalas jabat tangan yang Eka ulurkan kepadanya. 

"Tante? yang bener aja lo kalau ngomong," ucap Nabila sambil mengibaskan rambutnya dengan satu tangan.

Eka menurunkan tangannya. Sementara itu Nabila menyampingkan tubuhnya, menatap Rudi yang tersenyum lebar.

"Yaudah yuk sayang kita lanjut lagi belanjanya. Ada sesuatu yang pengen aku kasih tau ke kamu," kata gadis itu menggandeng lengan Rudi. Rudi mengangguk setuju. Mereka berdua pun meninggalkan Eka sendirian dan menuju masuk ke sebuah toko.

"Dasar, sok cantik," cibir Eka mengamati Rudi dengan kekasihnya saat masuk ke dalam toko baju.

Saat ingin melangkah seseorang yang berada jauh di belakangnya berteriak memanggil namanya. Eka memutar badannya dan melihat Puspa berlari ke arahnya. 

"Maaf!". Lirih Puspa yang tiba tiba saja memeluk Eka dari depan. "Soal ucapan tadi gua sebagai perwakilan dari teman-teman mengaku salah. Bercanda kita kelewatan."

Semarah, marahnya dia, Eka tidak akan bisa selalu marah kepada sahabatnya. Meski tidak meminta maafpun, Eka sudah memaafkannya lebih dulu. Tetapi Eka hargai niat Puspa yang mengaku salah.

Eka meletakkan tangannya di sebelah bahu Puspa lalu mengelusnya. "Iya gue maafin. Ngomong-ngomong yang lain pada di mana?"

"Kita mencar buat nyariin lu," jawab Puspa.

Eka tersenyum lebar. "Yaudah telepon salah satu, atau gak bilang ke grup. Kita kumpul di pintu utama mall. Habis itu kita jalan bareng ke basement nya."

"Kok pulang?" Kening Puspa mengerut.

"Katanya mau pergi ke Sweet Cantina di Braga," ucap Eka.

Puspa terkekeh. "Oh iya."

Eka menghela nafas pelan. Tangan nya terangkat untuk memijat keningnya sendiri. Kalau bukan sahabat ia sudah melemparnya ke sungai yang isinya buaya.

Setelah mengirimkan pesan grup dan mendapat balasan ia langsung memberitahu teman di sebelahnya. 

"Katanya, kenapa gak di basement aja kumpulnya?"

Eka menjawab, "Takut gak ketemu kalau kumpul di sana. Lagian basementnya luas emangnya lu tau mobil mereka parkir di mananya? udah mendingan ketemu di pintu masuk utama." 

"Iya juga si." Puspa menggaruk kepalanya. "Emang rada-rada si Salsa." Lalu Puspa mengirimkan pesan ke grup. Apa yang telah Eka ucapkan dia tuang ke dalam pesan. Mereka yang ada di dalam grup setuju dengan pesan yang Puspa kirimkan.

Eka dan Puspa menemukan Ade, Kiara dan Salsa yang ternyata sudah lama menunggu. Mereka berkumpul di pintu utama mall.

Ade, Kiara dan Salsa meminta maaf secara satu persatu pada Eka atas perbuatannya. Tak mungkin Eka marah dengan sahabatnya. Eka memaafkan kesalahan mereka. Sebagai tanda maaf yang tulus mereka memeluk Eka, pelukan merupakan salah satu tradisi mereka saat meminta maaf.

GARIS CINTAKU PADA DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang