Bab 23 - Tempat Kost

66 7 1
                                    

Morning guys ☀️🌞

Kalian apa kabarnya?

Tahun baru rencananya jalan sama siapa?
Sama keluarga ga sih?🌛

Aku sih yes, karena nasib GAK PUNYA AYANG HEHEHE 😅

VOTE DULU SEBELUM BACA YA‼️

HAPPY READING❣️

*******

Kalau boleh jujur hari ini adalah hari paling beda bagi Gystari Eka Chynthia. Dan hari yang sama sebelum Rudi menginjakkan kakinya di kampus Ganesha. Harusnya dia senang merasakan ketentraman yang tercipta apalagi hari ini dia tidak ada yang namanya kelas SANGAT amat horor untuk Eka. Tak ada yang mengusilkannya lagi, tak ada yang membuat dia marah lagi. Meski demikian, terasa aneh untuknya, Eka justru merindukan hadirnya sosok dosen menyebalkan itu di kampus.

Sepuluh menit yang lalu kelas telah berakhir. Dan kelas terakhir itu adalah kelas yang seharusnya diajarkan oleh Pak Rudi selaku dosen pengampu di mata kuliah peminatan namun karena beliau sedang sakit digantikan oleh dosen lain. Kini Ade, Eka dan Puspa berbincang-bincang ketika berjalan di koridor gedung.

"Gimana keadaan mas dosen, Ka?" Pertanyaan yang sempat terngiang-ngiang di kepala Puspa. Dari pagi sampai sekarang Puspa baru berani mengutarakannya. Eka menjawab, namun sebelum menjawab pertanyaan temannya raut wajah yang ditampilkan Eka begitu sedih hal itu membuat Puspa berpikir buruk tentang kondisi Rudi. Dosen yang dia taksir.

"Keadaannya parah?" celetuk Ade.

Tatapan sinis yang Puspa berikan pada Eka timbul saat mendengar ucapan Eka juga dengan senyum jahilnya. Puspa paham betul temannya itu sedang mengerjainya. "Baik-baik aja."

"Hai." Serempak menolehkan kepala ke sumber suara padahal laki-laki itu hanya memanggil Ade. "Mau langsung pulang ya?"

"Kalau mereka berdua sih iya kalau aku enggak. Kenapa, Rel?"

"Aku mau ngajakin kamu main ke kostan."

"Ikut dong," sambung Eka.

Eka mengatupkan bibirnya, henyak setelah melihat sorot mata Ade yang menyeramkan.

"Main apa dikostan kamu?" tanya Ade dengan gugup.

Saat itu Puspa menarik lengan Eka untuk pergi. Sengaja ingin membiarkan Ade dan Farel berdua. "UPS, pembahasan 21 plus kita cabut duluan ya gais." Namun Ade berhasil mencekat pergelangan tangan Eka, gadis itu menarik napas sejenak. Selain Puspa, Eka dapat menahan kepergian Puspa. Karena mereka dikatakan dua sejoli. Seperti sepatu dan kaos kaki. Berpasangan.

"Maunya main apa?" tanya Farel.

"Main perang-perangan gak sih atau kuda-kudaan?" Eka yang menjawab.

Mendengar hal itu Puspa menepuk jidatnya.

Farel hiraukan ucapan Eka bagai angin yang melintas. "Atau kalau kamu gamau kita jalan aja?"

"Iya aku mau main di kostan kamu."

Ternyata ucapan Ade belum selesai. "Asal Eka dan Puspa ikut."

Pemilik nama yang disebutkan oleh Ade barusan matanya membulat.

Puspa membisikkan sesuatu ke telinga Ade. "Jangan macem-macem De gua gamau ya digrebek."

Setelah mengirimkan sesuatu pada ponsel pintarnya dia meletakkan benda pipih itu ke dalam saku celana hitamnya. "Udah di share loc ya alamat kostan gua."

Tangan Farel melekat di pergelangan tangan Ade. "Yuk!" ajak Farel pada Ade dengan memberikan secarik senyum. Aduhai, senyum Farel selalu memikat gadis yang sebagian rambutnya diwarnai. Ade.

GARIS CINTAKU PADA DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang