Kata orang,
balikan sama mantan itu,
ibaratkan baca buku yang sama dua kali.
Udah tahu endingnya.
Tapi kalau ternyata endingnya berbeda?
Apakah itu nyata?.******
Kening Eka mengerut.
"Bukannya kebalik?"
"Ya. Aku kangen sama kamu," sahut Rudi dengan tegas. "Kenapa? Mau diulang lagi ucapannya?"
Obrolan putus sampai disitu. Eka diam tak menanggapi, memakan ketoprak yang sedari tadi dianggurkan. Begitu juga dengan laki-laki yang ada di sampingnya, melanjutkan kegiatan makanannya.
Sudah selesai menghabiskan makanannya namun obrolan tidak ada. Karena bosan dengan keheningan, Rudi memulai pembicaraan.
"Habis ini mau kemana?" ucap Rudi menaiki motor besarnya.
Eka menjawab, "Aku masih mau disini."
"Oke." Rudi menstandarkan motornya lalu duduk menyamping.
Eka berkacak pinngang. "Kenapa masih disitu? turun!"
Kening Rudi mengerut, dia langsung turun dari motornya.
"Mau kemana?"
Pertanyaan Rudi tidak di jawab, Eka justru berbicara dengan abang-abang penjual ketoprak dengan berteriak. "Mang, nitip bentar ya motornya."
"Siap, neng," jawab abang-abang ketoprak.
Telapak tangan mungil milik Eka melekat di pergelangan tangan Rudi yang kekar. Rudi hanya menurut, membiarkan gadis itu membawanya pergi.
Pada pertengahan jalan Eka melepas tangan Rudi dan berjalan mendahuluinya. Memutar badannya menghadap Rudi, perempuan itu berjalan tapi ke belakang.
"Awas nabrak!"
Bagai angin berlalu ucapan Rudi. Eka tetap menikmati langkahnya tak perduli pada siapapun yang memerintahnya ini itu. Dia seperti bebas. Namun di belakang Rudi tetap cemas dengan kelakukannya, laki-laki itu mempercepat langkahnya untuk mengejar Eka. Gadis itu akhirnya berjalan dengan normal kembali setelah memutar tubuhnya kemudian dia merentangkan kedua tangannya sambil menghembuskan napas.
Sudah cukup lama mereka berjalan menyusuri trotoar tanpa adanya tujuan.
Hujan deras tiba-tiba turun otomatis membasahi tubuh dua insan yang sedang berjalan di trotoar jalan. Juga dengan lampu jalan yang ada dan kendaraan yang berlalu lalang di sana, merata. Dan malam ini sepertinya seluruh sisi kota Bandung terguyur hujan. Kala teringat waktu semasa mereka sekolah, pada waktu itu mereka bermain hujan menggunakan seragam putih abu-abu. Kalau dihitung lama waktu yang terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu.
Eka berjalan mendekati Rudi dan menarik tangan laki-laki itu lalu menggengam tangannya, menikmati hujan.
Kepala gadis itu mendongak seraya terpejam membiarkan wajahnya di terpa air yang rasanya sangat dingin saat menyentuh kulit manusia. Sudah tak perlu berteduh karena keduanya terlanjur basah kuyup.
Senyum Rudi tercetak melihat seorang perempuan yang berdiri di sebelahnya bergembira saat menikmati hujan. Rudi telah berhasil membuat seseorang yang dia sayangi menyukai hujan. Usut demi usut sebelum kenal dengan Rudi, Eka sangat membenci hujan, hujan dapat membuat sesuatu yang dilakukan terkurung alias tidak bisa dikerjakan. Tapi saat kenal dekat dengan Rudi semua itu berubah, karena hujan membuat seolah-olah seluruh bebannya hilang dan dirinya merasa bebas dari apapun juga. Hal itulah yang dirasakan oleh Eka dan Rudi sekarang juga.
Malam yang tidak bisa Rudi lupakan seumur hidupnya akan terus melekat di kepala. Rudi berterima kasih kepada Tuhan karena diberi kesempatan lagi menikmati hujan bersama seseorang yang dia sayang. Bertahun-tahun lamanya Ia menahan rindu dengan suasana seperti ini, akhirnya terwujudkan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS CINTAKU PADA DOSEN
Ficção AdolescenteCERITA INI PURE IMAJINASI PENULIS Jika memiliki kesamaan baik Nama tokoh/tempat/kejadian dibuat secara kebetulan. Apakah ini malapetaka atau malah menjadi kabar baik bagi Eka, seorang mahasiswi Teknik Industri yang harus berurusan dengan dosennya, y...