Bab 18 - Rudi Cemburu

93 6 0
                                    

Guyss, please banget bantu vote cerita ini dan bantu share juga cerita ini ke temen-temen kalian agar cerita Garis Cinta banyak yang suka😅🙏🏻

Oh ya, aku mau nanya deh peran Eka di visualisasi kalian siapa?

Sama peran Rudi siapa?

Happy Reading! 🥰😘💖

*******

"Gua punya ide buat ngerjain si Rudi."

Kedua mata Puspa kontan melebar setelah temannya membisikkan sesuatu ke dekat telinganya.

"Gila lo, Ka, lo serius bakalan ngelakuin itu ke Mas Dosen?" Puspa masih tidak habis fikir dengan ide gila temannya.

"Yass. Gua mau buat dia cemburu," balas Eka dengan semangat empat limanya.

"Lo masih sayang gak sih sebenernya sama mas dosen?" Puspa menyipitkan sebelah matanya ketika bicara.

"Kagak lah. Ngapain gua masih punya perasaan sama dia buang-buang waktu. Lagian dia yang udah ngebuang gue layaknya sampah."

"Lo bilang lo gak punya perasaan apa-apa tapi sikap lo sendiri menujukkan kalau lo masih punya rasa ke dia." Lalu Puspa berjalan dan berhenti tepat di hadapan Eka. Dengan tatapan yang serius Ia memegang kedua lengan Eka saat bicara. "Ka, plis lah gua juga mau bahagia. Gua mau lo stop berurusan sama mas dosen. Kalau sikap lo kaya gini terus gimana gua bisa leluasa ngedeketin mas dosen?"

Eka terkekeh dan menggenggam kedua tangan temannya. "Gua melakukan semua ini biar dia bisa lupa sama gua. Silahkan lo mau deketin dia. Fine. Bukan masalah lagi buat gua."

Puspa melepas tangannya yang dipegang oleh Eka lalu memeluk erat sahabatnya. "Thanks, Ka, gua harap lo selalu begini sampai gua bisa jadian sama mas dosen."

"Gua gak bisa janji tapi." Mendengar kalimat itu, seketika Puspa melepas pelukannya. Puspa bertanya, "Kenapa?"

"Ya gua takut aja mas dosen gak bisa jadi milik lo karena yang gua tau Rudi orangnya nekat. Dia bakalan melakukan seribu cara untuk mendapatkan apa yang dia mau."

"Jadi gua harus mundur buat deketin mas dosen?"

"Gua percaya sama apa yang bakal lo lakuin dan gua yakin sekeras apapun hati pujaan hati lo itu, lo bisa menaklukan hatinya."

"Baiklah kalau begitu gua pergi ke ruang dosen," pamit Eka sebelum pergi.

"Oh oke. Semoga misinya berhasil," teriak Puspa.

"Sip. Thank u."

Eka berlalu kemudian datanglah Jimin. Puspa tidak jadi sendirian. "Lo belum pulang?"

"Belum."

"Mau balik bareng gua enggak?"

"Gua bawa mobil," balas Puspa.

Tak hanya sampai disitu, Jimin langsung mencari topik pembicaraan lain. "Gimana kalau kita nongkrong dulu di cafe depan?"

Tak ada jawaban dari lawan bicara Jimin kembali berujar, "Gue yang bayarin," lanjut Jimin.

"Oke," sahut Puspa.

Tak ada pembicaraan saat keduanya tengah melangkah di trotoar jalan. Hanya ada angin sepoi-sepoi dan kendaraan yang berlalu lalang mengisi keheningan. Saat tengah melangkah Jimin diam-diam melihat wajah Puspa dari tampak samping. Hal tersebut membuat detak jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya.

Lima menit berjalan sampailah mereka di sebuah cafe yang letaknya berada di depan kampus. Puspa baru tau dari Jimin kalau ternyata ada cafe di dekat kampusnya.

GARIS CINTAKU PADA DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang