20|ZAYYAN

250 51 17
                                    

Dia tahu semakin dia dewasa maka semakin banyak hal yang berubah. Anak itu mencoba menyelesaikan semuanya sendiri dan tidak mau melibatkan orang lain lagi.

---

Aldevan berjalan dengan penuh tenaga, melupakan Giwang berusaha payah menyusuri koridor untuk mengejarnya.

"BRENGSEK!" Aldevan memaki Zayyan, yang jelas membuatnya kebingungan. Apalagi suasana kelas yang semakin terisi, membuat orang orang disana memandang mereka.

"Kenapa lo?" Zayyan menatap heran Aldevan.

"Mikir anjing.." Aldevan melihat sekeliling lalu menarik Zayyan keluar kelas supaya tidak banyak yang melihat perdebatan ini.

"Lo udah gue bilangin kurangi rokok, malah sekarang lo miras? Mau lo apa sih, Yan? Dugem kan lo semalam? Nggak ada gue sehari aja bikin lo kalap kayak gini, hah?"

"Apa sih? Gue nggak dugem anjing, kalo ngomong sembarangan lo"

"Kak Stevie nyariin lo, sehari semalam lo nggak ada kabar, kemana? Mabok kan?"

Kembali pada memori Zayyan kemarin malam. Saat itu Zayyan sedang berada di kamarnya, mengelus Owen sembari menatap ponsel, menggulir jelajah media sosialnya. Beberapa pesan masuk, salah satunya menampakkan nama Stevie namun belum sempat dia balas ibunya sudah memanggilnya agar segera turun. Dengan membawa Owen, Zayyan menuruni anak tangga, "Ada apa, Ma?" Raut wajahnya berubah saat menemukan orang asing di ruang tamu.

"Ini ada Giselda, kamu main main aja sama dia, pergi kemana gitu, biar nggak bosen. Orang tuanya masih ada urusan di sini" Ucap Denara yang mencoba ramah dengan tamu.

Zayyan mengulurkan tangan, "Halo, gue Zayyan"

"Hai, gue Giselda, lo bisa panggil gue Gisel" Ucapnya menatap Zayyan berbinar. "Wah, kucing lo lucu banget, namanya siapa?"

"Namanya Owen, bukan cuma bulunya yang lebat, tapi Owen ini memang gemuk"

Setelah berbasa basi itu, Zayyan ingat jika Gisel mengajaknya berkeliling karena bosan. Di dekat rumahnya ada bar lumayan mewah yang menjadi tempat singgah orang orang untuk menikmati alkohol ataupun 'menikmati' wanita. Tanpa Zayyan ketahui, Gisel telah menghubungi beberapa teman temannya untuk merapat ke tempat yang telah dia beritahukan, bar dekat rumah Zayyan.

....

"Gue memang nggak dirumah kemarin, tapi gue nggak mabok" Ucap Zayyan masih menyangkal apa yang dikatakan Aldevan.

"Gue nelpon lo kemarin malam"

Zayyan mengerutkan dahi, hampir bersatu kedua alisnya "Nggak ada!"

"YA KARENA LO MABOK, LO NGGAK INGET!"

Zayyan mengingat kembali kejadian kemarin, teman teman Gisel memaksanya untuk ikut minum, "Halah, segini doang? Cupu lo" Ucap salah satu dari mereka yang membuat Zayyan meneguk lebih banyak alkohol.

Ingatan Zayyan sedikit demi sedikit kembali, meskipun seperti puzzle yang harus dia susun ulang untuk mengetahui kejadian yang runtun.

"Pergi sama siapa lo kemarin?" Tanya Aldevan lagi.

"Anaknya teman Mama"

"Yang mana?"

"Ada, lo nggak kenal! Ini juga pertama kalinya gue ketemu sama dia"

"Brengsek! Kenapa nggak hubungi gue, hah?" Nadanya meninggi. Merasa jika apa yang Zayyan lakukan harusnya dia ketahui, Aldevan paham betul jika Zayyan tidak bisa menjaga diri. Dan ini adalah buktinya.

THE SALVATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang