26|Tinggal Nadi

217 46 5
                                    

Tapi waktu selalu berjalan maju ;

---

Masa paling krusial untuk seorang Giwang putra Amina adalah hari hari menuju dan saat ujian. Kebetulan sekali minggu ini adalah ujian kenaikan kelas, selangkah lagi Giwang akan lulus dan naik tingkat pada pendidikan selanjutnya.

Minggu ujian menjadi waktu paling sakral karena Hermes memiliki hukumnya sendiri, jika para siswa kedapatan melanggar peraturan tersebut maka konsekuensi ditanggung sendiri, Hermes akan lepas tangan.

Ruang ujian Hermes akan dibuka lima menit sebelum waktu ujian dilaksanakan. Setiap keterlambatan tidak akan diberikan toleransi. Dalam mengerjakan satu mata pelajaran akan diberikan waktu dua jam saja, hal ini berlaku adil untuk semua. Jika ada siswa yang terlambat satu jam setelah pintu dibuka, maka dia hanya akan memiliki satu jam tersisa untuk menyelesaikan ujian. Tidak ada pengulangan, kecuali guru memberikan keringanan atau tergantung dengan keputusan sekolah.

Siswa Hermes tentu saja berlomba lomba menjadi yang terbaik. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika berhasil memasuki sepuluh besar, atau bahkan masuk ke dalam dua puluh lima besar siswa terbaik Hermes. Secara tersirat, memang mereka si dua puluh lima besar akan mendapatkan perlakuan berbeda. Namun penilaian yang Hermes lakukan juga bukan hanya semata mata karena ujian dan menghitung benar salahnya, tapi hubungan dan status orang tua menjadi faktor lolosnya siswa dalam perlakuan istimewa terutama mereka si sepuluh besar.

Hermes adalah instansi dengan banyak lapisan, yang publik ketahui hanyalah sebuah sekolah elit dengan akademis dan siswa siswi berprestasi.

Giwang selalu menjadi lima besar, dia bukan orang yang menjadi nomor satu karena walaupun dia putra donatur utama Hermes, Giwang masih kesulitan mengalahkan anak pintar dengan orang tua yang memiliki peranan besar. Mendapatkan nilai yang seperti sekarang saja rasanya mati matian. Apalagi jika harus mengejar urutan pertama, bisa mati ditengah jalan.

Giwang selalu mewanti wanti Aldevan untuk berangkat lebih pagi, terutama saat saat ujian seperti ini. Jelas, Giwang akan sangat menghargai setiap detik waktu ujian, berbeda dengan Aldevan yang asal terobos saja, penting selesai.

Jika Aldevan terlalu lama bersiap, Giwang berangkat sendiri. Seperti saat ini, dua hari lagi ujiannya selesai. Tapi Aldevan belakangan susah sekali dibangunkan.

Pintu ruang ujian akan dibuka sebentar lagi, untung saja Aldevan sampai tepat waktu walaupun sedikit berkeringat karena berlarian. Perhatiannya terganggu saat menelusuri sekitar dan tidak menemukan adiknya, hanya ada teman teman yang lain. "Giwang dimana? Yo?"

"Mana gue tahu, biasanya berangkatnya mepet bareng lo, kan?"

"Nggak, hari ini berangkat duluan orangnya"

"Bentar lagi datang kali" Nizam ikut berbicara, "Zayyan juga belum ada"

Kalau Zayyan sudah jelas dia sibuk dengan jadwal shooting. Giwang tidak punya alasan untuk terlambat atau membolos, apalagi ini ujian kenaikan kelas!

Chat
Wibu Nolep

Lo dimana? Ujian udah mau mulai|
Wang?|

Guru pengawas sudah datang, Aldevan tidak punya waktu lebih lama untuk memegang ponselnya.

Suasana kelas begitu diam dan tenang, namun tidak berlaku jika masuk lebih dalam ke pikiran setiap orang yang duduk masing masing menatap lembar demi lembar ujian.

Satu jam sudah berlalu, Giwang tak kunjung datang. Aldevan bertatapan dengan Nizam sebagai bentuk komunikasi, mereka yakin terjadi sesuatu pada Giwang.

THE SALVATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang