Apa Transmigrasi?

4.1K 208 2
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Jam menunjukkan pukul 02.00 malam. Seorang gadis yang seharian terbaring di ranjang akhirnya tersadar. Ia mengerjapkan mata, menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyengat.

Saat ia mencoba mengangkat tangan, rasanya berat. Ketika ia melihat ke bawah, matanya tertangkap oleh wajah tampan Arya yang tertidur di samping ranjang, menggenggam tangannya erat-erat.

Deg.

Jantungnya berdegup kencang. Genggaman Arya bikin perasaannya campur aduk. Tapi sekejap, ia tersadar dan berteriak.

"Ahhh!! Lo ngapain di sini?!"

Teriakannya membangunkan Arya yang langsung melotot.

"Eh, kamu kenapa teriak?" tanyanya, tatapannya tajam seolah mempertanyakan kewarasannya.

"Gue kaget, bro! Lo ngapain tidur di samping gue?" Ia menantang, menunggu penjelasan.

"Saya di sini karena nungguin kamu sadar. Eh, tiba-tiba ketiduran." Arya merapikan pakaiannya yang berantakan karena tidur di lantai.

"Kamu pingsan di lantai, terus saya angkat dan taruh di ranjang."

"Ya udah, makasih ya. Gak biarin gue mati kedinginan di lantai. Sekarang, lo bisa pergi. Gue mau lanjut tidur. Hus… hus…" Ia mengusir Arya yang masih merapikan bajunya.

Arya melenggang pergi, sebal dengan ucapan gadis itu. Kini kamar yang luas kembali sunyi, dan gadis itu tenggelam dalam lamunan.

Gak mungkin kan? Di mimpi tadi gue didatangi kenangan Arcia.

Ia berusaha mencerna kenyataan: "Gue transmigrasi ke tubuh Arcia Antonia, antagonis di novel 'Still with You'. Dia yang bikin hidup orang lain hancur, terus dibunuh Arya sama saudaranya. Arcia mati tragis, keluarganya pun gak merasa kehilangan."

Ketakutan mulai merayapi pikirannya. "Gak, gak! Gue gak mau mati lagi!" Ia menggeleng-gelengkan kepala, berusaha berpikir jernih.

"Gue harus manfaatin hidup kedua ini. Harus senang-senang dan lakuin hal yang belum sempet gue lakuin."

Ia menarik sudut bibirnya, mulai merencanakan hal-hal gila. "Gue bakal jauhi orang-orang yang bakal jadi malaikat maut gue dan habisin duit Arcia. Sayang banget kalau gak dipakai buat bersenang-senang."

Semangatnya membara saat ia membayangkan hari esok. "Eh, tapi kalau mau hidup tenang, gue harus menjauh dari orang-orang yang mau bunuh gue. Ok, mulai sekarang, jauh dari mereka dan hidup baru!"

Dengan semangat baru, ia bersiap tidur lagi. Jam di dinding menunjukkan pukul 03.00. Ia tertidur dengan damai, sudut bibirnya melengkung ke atas seolah sedang bermimpi indah.

Pagi pun tiba, sinar matahari menembus jendela. Asiya, kini dalam tubuh Arcia, enggan bangun dari tempat tidurnya yang empuk.

Sebelum jadi Arcia, ia terpaksa tidur di kasur kecil yang sempit. Hidupnya dulu begitu menyedihkan—sendirian, tanpa orang tua atau saudara. Ia hanya murid beasiswa di sekolah elit, terasing dari teman-teman yang berasal dari kalangan konglomerat.

ARYANYARCIA ( Transmigrasi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang