godaan

2.4K 90 2
                                    

Berikut adalah perbaikan dan pengembangan cerita yang telah kamu tulis. Saya berusaha menambahkan suasana dan emosi yang lebih mendalam tanpa mengurangi jumlah kata. Semoga ini sesuai dengan harapanmu!

---

Di sebuah mobil hitam yang melaju kencang menelusuri jalan yang mulai gelap, Arya dan Arcia berada dalam suasana canggung. Matahari perlahan bersembunyi di balik cakrawala, memberikan sinar kemerahan yang menghangatkan suasana, meskipun di dalam mobil, ketegangan tetap terasa.

Kejadian yang baru saja mereka alami, ketika Arya menangkap Arcia yang hampir terjatuh, membekas dalam ingatan. Sentuhan tangan Arya di pinggang Arcia dan tatapan mata mereka yang saling beradu membuat keduanya merasa gugup. Bahkan, saat bibir mereka hampir bersentuhan, sebuah ketukan di pintu ruangan memecah momen berharga itu.

Flashback

Saat momen intim mereka terhenti, ketukan pintu yang mengganggu menjadi pengingat pahit bagi Arcia. Suara lembut seorang wanita terdengar, menambah rasa canggung di antara mereka.

"Permisi, tuan, apakah Anda ada di dalam?" tanya wanita itu, suaranya merdu tetapi penuh ketidakpastian.

"Masuk," jawab Arya, suaranya dingin dan tanpa emosi, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan pakaian yang sedikit terbuka. Arcia terperanjat, bagaimana mungkin wanita ini berani tampil seperti itu di sekolah? Arcia meneliti wanita itu dari atas ke bawah, mencari reaksi Arya.

Beberapa detik berlalu, Arya tampak tidak terganggu, wajahnya datar seperti biasanya. Arcia terkesima, bagaimana bisa Arya begitu tenang menghadapi situasi ini? Akhirnya, Arya memecah keheningan, berbicara dengan nada yang sama sekali tidak peduli.

"Ada apa?" tanya Arya, menatap wanita itu tanpa melirik.

"Tuan, ini dokumen yang telah saya ringkas mengenai pengeluaran untuk merenovasi gedung belakang sekolah," jawab wanita itu, namun matanya sesekali melirik Arya dengan penuh harap.

Melihat hal itu, Arcia merasa panas dalam dada. "Berani-beraninya dia melirik suamiku," pikirnya, merasakan rasa cemburu yang menjalar. Wanita ini, dengan audacity-nya, berani mendekati Arya di hadapannya.

"Ambil dan pergi dari sini," kata Arya, suaranya tegas dan tidak memberi ruang bagi wanita itu untuk berlama-lama. Wajah wanita itu berubah, tertegun oleh pengusiran yang begitu langsung.

Arcia tidak bisa menahan tawa pelan melihat wanita itu yang tampak malu. Ia juga menjulurkan lidahnya, yang tanpa sadar disaksikan oleh Arya. Arya hanya tersenyum tipis, seolah menikmati drama kecil di depan matanya.

Viona Ashyva, pegawai keuangan di perusahaan Arya, dengan bodohnya berani melangkah ke ruangan mereka dalam pakaian yang mengundang perhatian. Tanpa merasa segan, ia melangkah keluar setelah diusir, sempat menatap Arcia dengan tatapan sinis.

"Ayo, kita pulang," ajak Arya, menarik Arcia dari lamunan.

"Hah?" Arcia terkejut, masih teringat tatapan tajam wanita itu. Arya dengan santai melanjutkan, "Saya bilang ayo kita pulang, atau kamu ingin melanjutkan yang tadi?" Godaan Arya membuat wajah Arcia memerah seketika. Kenangan ciuman mereka masih membekas di benaknya, dan membuatnya semakin gugup.

"Ah, ayo kita pulang! Tidak, terima kasih untuk tawarannya!" Arcia membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat, berusaha menutupi rasa malunya.

Arya hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah Arcia. Dengan langkah santai, ia mengikuti di belakang, merasa ingin menggoda Arcia lebih lama lagi. Wajah merahnya itu begitu menggemaskan, membuat Arya ingin mencubit pipinya.

Setelah Arcia mengambil tasnya di kelas, mereka melanjutkan perjalanan menuju parkiran. Namun, tanpa sengaja, Arcia mendekati mobil hitam yang salah. Sebelum ia sempat membuka pintu, suara dingin Arya mengingatkannya.

"Kamu salah mobil. Mobil yang benar ada di samping."

Rasa malu menghantam Arcia. Ingin sekali ia tenggelam ke dalam lautan. "Akh, gara-gara godaan Arya, aku jadi tidak fokus!" batinnya.

Dalam perjalanan pulang, suasana dalam mobil hitam itu kian tegang, tidak ada percakapan antara mereka. Ketika kediaman mereka semakin dekat, ketegangan di antara mereka hanya menguatkan rasa penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

---

ARYANYARCIA ( Transmigrasi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang