---
Kini, setelah kejadian tak terduga itu, sepasang suami istri ini sibuk dengan kegiatan masing-masing. Arya tengah fokus pada laptopnya, bekerja di sofa yang ada di kamar.
Tangan Arya mengetik dengan hati-hati, ditemani secangkir kopi di atas meja. Sesekali tatapannya mengarah ke Arcia, yang sibuk melipati pakaian Arya dengan ekspresi dongkol.
Bagaimana tidak?! Setelah insiden terjatuh yang tidak estetik tadi, Arya malah marah padanya. Padahal, mereka berdua semula berniat mengadakan acara romantis, eh, bukannya jadi, malah berujung pada marah-marah dan bekerja.
Setelah Arya bangun dari jatuhnya yang memalukan, ia bertekad mencari akar masalah dari gagalnya acara romantis mereka. Saat mencari penyebabnya, rahang Arya jatuh seketika. Bayangkan saja, kamarnya yang tadi pagi ia tinggalkan sangat rapi dan bersih kini berubah bak kapal pecah.
Pintu lemari pakaiannya terbuka lebar, beberapa kain katun tergeletak di lantai, dan baju kerja serta kausnya berserakan di sana sini. Oh tidak! Seharusnya pakaian-pakaian yang harganya bisa membeli seribu harga diri pelacur tidak tergeletak mengenaskan seperti ini. Eh, tunggu, sepatu?!
Arya kini tampak gelisah saat mengingat sepatu kesayangannya. Ia membalikkan badan dan melihat ke tempat sepatu, tapi tidak menemukan sepatunya yang paling berharga di tempat yang seharusnya.
Dengan teliti, pandangannya menyusuri setiap sudut kamar, berharap menemukan sepatu tersebut. Dan, lihatlah, ketemu! Kini, pandangannya beralih ke Arcia yang sedang duduk di tepi kasur, kaki menjuntai ke bawah, dan tangan mengelus-elus punggungnya.
Arcia yang ditatap Arya dengan wajah tidak bersahabat menghentikan aktivitasnya. Arya mendekat ke arah Arcia, tatapannya langsung tertuju pada sepatu putih yang dikenakan Arcia.
Rasa tidak enak mulai menyelimuti Arcia. Pasti akan ada sesuatu setelah ini.
“Lepas sepatunya!” ucap Arya datar dan dingin, seolah mengurung Arcia untuk segera melepaskan sepatu itu.
“Ya?” Arcia masih bingung, bertanya-tanya mengapa Arya menyuruhnya melepas sepatu ini.
“Cepat lepas sepatunya!!” Suara Arya kini sangat keras dan penuh amarah.
“Iya, iya, sabar dong!” Arcia kesal sambil mulai membuka sepatu itu.
Saat sepasang sepatu itu terlepas dari kakinya dan hendak diserahkan kepada Arya, Arcia kaget karena Arya merenggutnya secara kasar. Arya berjalan menuju tempat sepatu dan meletakkannya dengan hati-hati. Setelah itu, ia berbalik dan memandang Arcia dengan tatapan penuh selidik.
Setelah beberapa menit berpikir, Arya menyimpulkan siapa pelaku di balik semua kekacauan ini.
“Bersihkan kamar saya sekarang, dan buat seperti semula lagi!” ucap Arya datar, memberikan hukuman pada Arcia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYANYARCIA ( Transmigrasi )
Novela JuvenilAsiya Aulia adalah gadis yang bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang bernama Arcia Antonia, yang dimana Arcia sendiri adalah tokoh antagonis yang ada pada novel "Still with you" ia menjadi antagonis dalam novel tersebut. Arcia Antonia adalah se...