Holkay nih senggol dong

2.1K 79 4
                                    

.
.
.

Setelah menjauh dari mobil Arya di dekat parkiran karna salting tingkat akut, Arcia akhirnya sampai di depan gedung sekolah yang bertingkat tiga dan sangat luas ini. Bahkan saat ia dari lapangan ke sini sudah memakan waktu 5 menit.

Arcia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung sekolah dan mulai celingak-celinguk untuk mencari kelasnya. Ia ingat Arcia kelas berapa tetapi ia tidak tau dimana kelasnya.

Setelah beberapa menit berputar putar akhirnya Arcia menemukan kelasnya. XI MIPA 2, nama itu terpampang jelas di atas pintu. Arcia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Saat kakinya sudah melangkah sajau satu langkah tiba tiba seseorang datang dan menubruk tubuhnya. Untung saja dirinya bisa menyeimbangkan tubuhnya yang ditubruk dan yang paling parah lagi adalah seseorang itu memeluknya sampai sampai ia tercekik saking eratnya pelukan di lehernya.

" Wooy gue kecekek, Lo mau buat gue mati untuk yang kedua kalinya ya!" Pekik arcia dan melepaskan tangan orang yang memeluk lehernya dengan kasar.

" Heheheh gue reflek, maaf soalnya gue kangen banget sama Lo!" Ucap orang itu dan menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Lo siapa? Main peluk peluk aja!" Tanya arcia dan memandang orang yang memeluknya tadi dengan tanda tanya. Pasalnya ia tidak tau siapa orang yang ada di hadapannya ini.

" Woyy, Lo lupa, pikun atau amnesia sih!, Masa sama sahabat sendiri Lo nggak ingat!." Ucap Nara, ya yang tadi memeluk Arcia dengan sangat tak berperikemanusiaan seakan akan membuat Arcia ingin mati untuk yang kedua kalinya.

Setelah mendengar ucapan Nara tadi, pikir Arcia hanya tertuju pada Nara, karna setaunya hanya Nara lah satu-satunya sahabat Arcia.

"Heheheh, gue bercanda kali! Yok masuk ." Ucap Arcia sok akrab, padahal ia baru bertemu satu kali ini secara langsung dengan Nara si sahabat Arcia yang dulu.

Nara dan Arcia memasuki kelas dengan arcia yang merangkul pundak Nara santai. SKSD ( Sok Kenal Sok Dekat ) wkwkwk.

Arcia dan Nara duduk di kursi mereka yang ada di barisan tengah. Ternyata mereka berdua satu meja.

"Aahh, Arcia kenapa Lo lama amat sih nggak datang ke sekolah!, Kan gue kangen sama Lo!" Rengek Nara yang kini sudah ada di samping Arcia dengan tangannya yang bergelayut kayak monyet di lengan tangannya.

" Ihh apaan sih, lebay amat loh! Gue nggak datang cuma satu Minggu doang loh udah kayak gini, nempel nempel ke gue, apalagi gue nggak datang sebulan atau pun satuan, ihh nggak kebayang kalau tiba tiba ketemu Lo kayak gimana." Ucap Arcia sambil bergidik ngeri membayangkan bagaimana reaksi Nara saat ia tidak datang selama satu bulan atau lebih. Waktu satu Minggu saja ia dipeluk sangat erat bahkan hampir mati. Gimana kalau satu bulan atau satu tahun!. Nggak kebayang nasibnya kayak gimana.

" Hehehe, maaf soalnya gue kangen banget sama Lo, dunia gue serasa sepi tampa kehadiran Lo tau nggak?" Ucapnya mendramatis. Arcia hanya memutar matanya malas melihat Nara dan tampangnya yang dibuat seperti orang tersakiti.

"Ihh nggak usah mendramatis kayak gitu, geli geli liat tampang Lo yang model pantat monyet hahaha"ucap Arcia mengejek ekspresi wajah Nara.

"Ihh, kok pantat monyet sih" dengus Nara sebal. Enak saja sahabat biadapnya ini bilang kalau wajahnya yang dikagumi para kaum Adam di sama samain sama pantat monyet.

" Daripada Lo ngerasa kesepian kayak yang Lo bila tadi, lebih baik Lo cari pacar sana! Daripada Lo nempel nempel kayak gini ke gue. Nanti orang pikirannya kita ada apa apanya lagi, kan gue nggak mau" ucap Arcia dengan wajah yang dibuat buat serius. Padahal niatnya hanya bercanda.

" Gilak Lo, Lo pikir gue mau sama Lo!. Ya nggak kali, gini gini gue masih normal kalik" Nara menjitak pelan kening Arcia karna pikiran Arcia yang menyelene.

"Hahahha" Arcia tertawa karena melihat ekspresi Nara yang sebal kepada dirinya.

"Woyy pak Jeje udah Dateng!" Teriak Aryo sih ketua kelas yang baru kembali dari ruang guru dengan membawa setumpuk buku di tanganya dan dibelakang Aryo ada pak Jeje dan seorang gadis dengan seragam sekolah yang ada di belakang pak Jeje.

Semua murid yang sibuk dengan urusannya masing-masing tadi kini terdiam dan mulai duduk di kursi mereka masing-masing. Begitu pula dengan Arcia dan Nara, mereka berhenti mengobrol dan duduk dengan rapi.

"Selamat pagi anak anak" sapa pak Jeje dengan senyum manis di wajahnya.

"Pagi pak!" Sahut semua murid.

" Baiklah kita kedatangan teman baru, ok kamu boleh memperkenalkan diri." Ucap pak Jeje dan menyuruh gadis yang disampingnya untuk memperkenalkan dirinya.

" Perkenalkan nama aku Aura Qalista, teman teman bisa panggil aku Aura." Ucapnya dengan lembut.

Setelah memperkenalkan diri Aura disuruh pak Jeje untuk duduk di samping Naura yang ada di pojok belakang.

Setelah acara memperkenal teman baru, pak Jeje memulai membuka pelajarannya dengan UH ( ulangan harian. ) Semua murid hampir protes karna ulangan dadakan seperti ini. Mereka ada yang mendramatis karna mereka tidak ada menghafal dan ada yang mulai beraksi dengan menulis beberapa rumus di atas meja, kecuali Aryo,Arcia,dan Aura.

Ulanganpun dilakukan dengan berbagai drama dan aksi para penghuni kelas XI MIPA 2

.
.
.




ARYANYARCIA ( Transmigrasi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang