---
Jam telah menunjukkan pukul 04.00 WIB. Arcia masih tertidur nyenyak di pangkuan Arya, yang dengan sabar memandangnya tanpa bosan sejak awal Arcia terlelap. Bayangkan, sudah empat jam Arya memangku Arcia dan menatap wajahnya yang damai. Setiap kali matanya melintasi wajah Arcia, Arya tak bisa menahan diri untuk mengingat kembali semua kenangan yang telah dilaluinya bersama Arcia.
Arya teringat betapa jahatnya ia terhadap Arcia. Dulu, ia selalu mengabaikan Arcia, menjauh, dan menolak untuk berusaha mendekat. Kata-kata kasar yang sering keluar dari mulutnya melukai hati Arcia, sementara Arcia selalu memandangnya dengan penuh cinta, seakan berharap bisa mengubahnya. Ia tak pernah bertanya apakah Arcia baik-baik saja atau memiliki masalah. Bahkan, ia selalu mengacuhkan usaha Arcia yang rela bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, hanya untuk mendapati Arya pergi ke kantor, sarapan di sana bersama Aurel, kekasihnya.
Saat mendengar tangisan Arcia yang pilu, rasa bersalah menjalar dalam hatinya. Ia merasa kasihan dan prihatin mengetahui betapa menyedihkannya hidup Arcia. Arcia yang ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kakaknya, malah menerima cacian dan kekerasan. Kini, ia juga merindukan cinta dari suaminya, tetapi justru mendapatkan perlakuan yang sama.
Semua masalah ini terjadi karena dalam hubungan kakak dan adik, serta suami dan istri, ada orang ketiga yang mengganggu dan menghancurkan salah satu dari mereka, yaitu Arcia.
Mulai detik ini, Arya bertekad untuk melindungi Arcia dan memperbaiki semuanya. Ia ingin mempertahankan hubungan ini, ingin bahagia bersama Arcia. Untuk mewujudkan itu, ia tahu langkah yang harus diambil—memutuskan hubungannya dengan Aurel. Ya, langkah itu harus diambil.
Arya larut dalam pikirannya sendiri, tak menyadari bahwa Arcia mulai membuka kelopak matanya. Arcia mengerjapkan matanya, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan Arya.
"Nguhhhhh Arya," panggil Arcia dengan suara khas orang baru bangun tidur.
Arya tersadar dari lamunan, menatap Arcia yang masih bersandar di pangkuannya. Wajahnya yang khas orang baru bangun tidur membuat Arya tersenyum. Arcia masih menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya.
"Hmm," balas Arya, melihat ekspresi menggemaskan Arcia.
"Jam berapa?" tanya Arcia dengan suara serak.
"Jam empat sore," jawab Arya.
Arcia mengangguk, berniat untuk kembali tidur, tetapi seketika ia teringat sesuatu dan langsung duduk di pangkuan Arya.
"Ini di mana?" tanyanya, memastikan keadaan.
"Di sekolah," jawab Arya santai.
"APA!?" Arcia terkejut.
‘Tunggu, tunggu dulu. Gue datang ke ruangan ini jam satu pas jam istirahat, dan sekarang jam empat. Berarti gue sudah tertidur selama empat jam di pangkuan Arya! OMG, apa Arya nggak capek?’ Arcia larut dalam pikirannya, yang membuat Arya heran. Melihat wajah Arcia yang intens membuat Arya merasa ada yang tidak beres.
"Ekhmm," Arya dehem, membangunkan Arcia dari lamunannya.
"Ar-Arya," sahut Arcia gugup, jantungnya berdegup kencang saat melihat wajah tampan Arya yang hanya berjarak lima senti darinya.
"Ya?" tanya Arya dengan suara beratnya.
"Haus~," ucap Arcia, suaranya serak. Ia merasa sangat haus setelah menangis dan berlarian mengejar Arsean.
Arya dengan sigap mengangkat Arcia yang duduk di pangkuannya, lalu meletakkannya di sofa. Arcia awalnya terkejut, tetapi kemudian bisa menyesuaikan diri.
Arya berjalan menuju meja di pojok ruangan dan mengambil air putih untuk Arcia. Setelah mendapatkan yang dibutuhkan, ia kembali menghampiri Arcia dan menyerahkan segelas air. Arcia menerimanya dengan senang, meneguknya hingga habis.
"Ahhh~ segarnya," ucapnya lega, merasakan kesegaran kembali ke tenggorokannya. Arya hanya bisa tersenyum tipis melihat kelakuan Arcia yang ceria.
"Makasih," kata Arcia sambil mengembalikan gelas kosongnya.
"Hmm," balas Arya, menerima gelas itu dan kembali meletakkannya di meja. Ia berjalan kembali mendekati Arcia.
"Pulang?" tanya Arya, yang dibalas anggukan kecil oleh Arcia. Arya pun beranjak ke mejanya untuk mengambil barang-barang penting. Arcia bangkit dari duduknya dan menuju pintu keluar, disusul Arya di belakangnya. Saat hampir sampai di pintu, Arcia tiba-tiba berhenti dan membalikkan badannya.
Arya, yang awalnya melangkah dengan mantap, terkejut karena Arcia tiba-tiba berhenti. Tanpa sengaja, mereka bertabrakan. Arcia oleng, dan tanpa sadar menutup matanya, siap jatuh ke belakang.
Satu... dua... tiga... Tak ada rasa sakit. Arcia membuka matanya, dan seketika wajahnya membulat melihat Arya sangat dekat dengannya. Tangan Arya berada di pinggangnya, menahan tubuh Arcia agar tidak jatuh. Jarak di antara mereka begitu dekat, membuat Arcia merasa gugup.
Arcia teringat tasnya yang tertinggal di kelas dan mulai cemas. Apakah nanti saat keluar, teman-teman sekelasnya akan bertanya-tanya? Apa kata mereka jika tahu ia berlama-lama di sini? Pemikiran itu membuat Arcia merinding.
Namun, kini ia terjebak dalam situasi yang tak terduga, dengan Arya memeluk pinggangnya dan wajah mereka sangat dekat. Kata-kata tiba-tiba hilang dari benaknya, menggantikan dengan rasa gugup yang meluap.
Sementara itu, Arya merasakan jantungnya berdegup kencang. Ini adalah momen yang tak terduga, di mana semua rencananya untuk melindungi Arcia dan mengubah segalanya menjadi kenyataan terhalang oleh kehadiran kedekatan ini.
"A-Aria..." Arcia berusaha memecah keheningan, tetapi kata-katanya hanya tertahan di tenggorokannya, membuat suasana semakin tegang.
Arya menatap Arcia, merasakan ada sesuatu yang perlu diungkapkan, tetapi ia hanya bisa terdiam, membiarkan ketegangan di antara mereka berkembang.
Di luar, suara riuh murid-murid yang sedang pulang menambah ketegangan yang menggelayuti. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah Arcia mampu mengatasi rasa malu dan kecemasannya, atau justru momen ini akan membawa mereka ke jalur yang lebih rumit?
---
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYANYARCIA ( Transmigrasi )
TienerfictieAsiya Aulia adalah gadis yang bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang bernama Arcia Antonia, yang dimana Arcia sendiri adalah tokoh antagonis yang ada pada novel "Still with you" ia menjadi antagonis dalam novel tersebut. Arcia Antonia adalah se...