Warga desa Mooi sedang sibuk mempersiapkan hari ulang tahun desa mereka yang akan diadakan minggu depan. Semua orang menyumbang berbagai makanan dan berbagai macam aksesoris lainnya. Untuk William, tentu saja ia akan menyumbangkan beberapa ekor sapi, mereka akan pesta daging nanti, sedangkan Kai, ia bertanggung jawab atas kesediaan nasi pada saat pesta.
Para remaja desa Mooi menuangkan kreativitas mereka dengan mendekor balai desa dan sekeliling jalan dengan bunga. Theo sebagai kepala desa tentu saja sibuk mengurus banyak hal.
"di mana mereka? apa sudah sampai?"
"sudah sir, mereka sedang beristirahat di rumah Anda"
Suasana perayaan ulang tahun desa Mooi terlihat begitu ramai. Malam yang indah untuk sebuah pesta. Api unggun berdiri di depan balai, dan puluhan lentera menyala mengelilingi sekitar. Meja penuh dengan makanan sedap, tak luput juga dengan kue serta minuman manis.
Para pemain musik memetik dan memukul instrumen mereka dengan kuat. Semua warga terlihat bahagia, mereka berbincang kepada satu sama lain, bahkan ada yang tak malu untuk menari di pinggiran api unggun. Pemuda pemudi desa juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mencuci mata mereka terhadap sesama dan lawan jenis, berharap menemukan cinta sejati.
Keluarga Bee datang sedikit terlambat, Bee membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri, ini pertama kalinya setelah menikah ia datang ke pesta ulang tahun desa. Sudah cukup lama, tapi suasananya sudah tidak seperti dulu, kali ini, banyak submisif yang menatapnya sirik.
Bee sedang menggendong Vivian, Kai menggendong Thomas, dan Owen berada di pundak William. Luke dan Ming juga mengekor dari belakang. Semua mata tertuju pada keluarga yang sangat terkenal di desa Mooi ketika mereka tiba, berbagai tatapan dilihat oleh Bee, tapi ia berusaha untuk mengabaikan mereka saja.
"brother, cuz aku ijin ke sana sebentar" Luke tampaknya sudah menemukan teman sebayanya untuk bermain, Ming sudah menghilang sedari tadi, entah ia pergi ke mana.
"PAPA PAPA PAPA aku mau ituuu!!!" Thomas menunjuk ke arah sebuah babi yang sedang di guling, dan sang ayah pun tak bisa berbuat banyak selain mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah babi guling.
"PAPA PAPA LOOK!!!" Owen terlihat tertarik terhadap sesuatu, dan seperti yang bisa ditebak, itu minuman manis.
"eits, tidak semudah itu son, minta ijin dulu"
"MAMA PLEASEEE!!!!" Owen berteriak, dan Bee hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah.
"hanya untuk malam ini"
"YESS!!! THANKS MOM!!! PAPA LETS GOO!!!" Owen menghentak kakinya di dada William, tidak lupa juga menarik rambut ayahnya, ia sedang membayangkan ayahnya menjadi seekor kuda. Sama halnya seperti Kai, William juga tak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menahan sakit karena putranya terus menarik rambutnya.
Kepergian William, disusul oleh kemunculan ibu mertua Bee dan Haana. Ibu mertuanya menatapnya Bee tak suka lalu "berikan cucuku!!"
"gran gran" gumam Vivian pelan.
"iya cucuku sayang, wah cantiknya dirimu, ayo kita pergi" Bee hanya bisa mematung melihat putrinya ditarik paksa oleh ibunya William, ia tidak bisa bebuat banyak, selain diam dan membiarkan Vivian diambil. Bee bahkan tidak diberikan kesempatan untuk menyapa, sebegitu dibencinya kah ia?
Tapi setidaknya Ibu mertuanya masih mencintai cucu-cucunya minus Thomas. Bee bersyukur anaknya bersama William masih diakui, Bee hanya sedih karena ketika Thomas bertanya, dan Bee tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NC21++]DARK LILY
Fanfic"di dalam kejahatan ada kebaikan, di dalam kebaikan ada kejahatan, tidak ada yang benar-benar putih dan tidak ada yang benar-benar hitam" "semua harus seimbang, kau berasal dari hitam, mengapa kau ragu untuk melakukannya?" "kau punya senjata yang sa...