CH-11

573 48 51
                                    

Sinar terang menusuk retina Bee, terlalu terang bahkan ketika ia menutup matanya pun masih terlihat merah. Bee mencoba untuk mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha untuk menyesuaikan retinanya dengan intensitas cahaya yang ada.

Saat ia berhasil membuka matanya, Bee melihat padang rumput yang begitu luas. Tak ada kata yang bisa mendeskripsikan betapa indah dan luasnya padang rumput ini, bahkan sejauh mata memandang Bee tidak bisa melihat ujungnya. Terlalu luas.

Bee menarik nafasnya dalam, udara terasa sangat segar sehingga paru-parunya terlihat rakus untuk menarik oksigen. Bee menatap ke arah kedua tangannya, semua masih sama, bahkan perut besarnya pun masih berada pada tempatnya.

Bee meraba seluruh tubuhnya, memastikan apakah ada hal aneh atau tidak, dan semuanya normal. Bee melihat ke sekeliling, akhirnya otaknya kembali berfungsi, dan membuatnya kembali berpikir,

Di mana dia?

Apakah ini surga?

Apakah ia sudah mati?

Apa sebenarnya tempat ini?

Berbagai macam pertanyaan memenuhi kepala kecilnya, sejak kehamilan ketiganya membuat Bee mendapat banyak kejadian aneh, seperti bertemu dengan Loey dan berakhir di tempat seperti ini.

Apakah ini tempat Loey juga? Sepertinya bukan, karena Loey selalu membawanya ke gua kecil dengan ranjang berbulu angsa di tengahnya dan sebatang lilin sebagai penerang. Tempat indah ini bukan gaya Loey sama sekali.

Bee memejamkan matanya. Ia yakin ini hanya mimpi dan ia tahu itu, ia tidak mungkin mati, kalau ia sungguh mati, di mana dewa yang seharusnya menjemputnya? Ini sudah pasti mimpi dan Bee sadar akan itu.

Bee memberanikan dirinya untuk melangkah, bahkan ketika memijak, tanah di sini selembut kapas. Tubuhnya juga terasa begitu ringan, Bee ingin sekali berlari tapi ia tahu diri sedang berbadan dua.

Mata cantiknya melihat sebuah pohon besar di ujung sana, perasaan tadi ia tidak melihat adanya pohon besar itu sama sekali. Bee mengerutkan keningnya, sejak kapan pohon besar itu berada di sana?

Hatinya menuntun kedua kakinya untuk melangkah mendekati pohon tersebut, setiap langkah yang diambilnya membuat pohon itu terlihat semakin besar. Benar-benar besar, Bee belum pernah melihat pohon sebesar ini dalam hidupnya.

Entah mengapa pohon tersebut secara mengejutkan sudah berada di hadapannya, padahal belum setengah perjalanan yang dilakukan Bee, tapi dihadapannya sudah berdiri sang pohon dengan gagahnya.

"aahh aaah aaah..."

"sshh aaah William..."

"aahh aaah aaah..."

"mmh ah Kai..."

"aahh aaah aaah..."

Jantung Bee berhenti berdetak saat ia mendengar suara desahan di balik pohon besar. Hal yang membuat tubuhnya menegang adalah suara desahan tersebut memanggil nama kedua suaminya. Desahan tersebut saling menyahut, dan membuat hati Bee tersayat tiap detiknya.

Bee memberanikan diri untuk melangkah ke belakang pohon, meskipun ia sudah tahu dengan sangat pasti apa yang akan ia lihat, ia hanya ingin memastikannya sendiri dengan kedua matanya. Dan benar saja, pemadangan yang dilihatnya membuat hatinya pecah, Bee menangis sejadi-jadinya di tempat.

Bee melihat kedua suaminya sedang bersetubuh dengan orang lain. Parahnya lagi adalah Bee mengenal kedua orang yang sedang disetubuhi oleh suaminya. Kai bersama seorang gadis yang ia lihat di pesta ulang tahun desa Mooi, dan William bersama Haana.

[NC21++]DARK LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang