Two

215 36 23
                                    


Sekarang mereka berada di UKS,dengan Hayate yang terbaring diatas ranjang. Tatapan khawatir tak luput dari wajah mereka. Harua yang kebetulan salah seorang anggota PMR,mulai membersihkan darah yang masih mengalir.

K,Fuma,EJ,dan Taki masuk kedalam ruangan dengan tergesa-gesa. Tanpa disuruh Fuma mulai melakukan apa yang seharusnya dia lakukan,yaitu mengobati luka Hayate. Dibelakang mereka ada Gaku yang datang dengan dahi berkerut. Matanya menelisik penjuru ruangan,seperti ada yang kurang. Kemudian dia menyadari bahwa ada dua sosok yang tidak terlihat atensinya disana.

"Kak Yuma ke ruang kepsek,Minhyung mana?" Tanyanya pada Yejun yang kebetulan ada disampingnya.

"Dia lagi ada ulangan mapelnya bu Sakura,jadi gak bisa ambil dispen. Tadi abis upacara langsung kekelas anaknya,mangkanya gak keliatan." Jawab Yejun. Gaku hanya mengangguk singkat mendengarnya.

Ruangan itu senyap beberapa saat. Semuanya fokus pada Fuma yang sedang mengobati Hayate. Sedangkan Hayate masih belum juga sadarkan diri. Beruntung darah dikepalanya sudah mulai berhenti mengalir.

"Kok bisa separah ini sih?" Tanya Taki memecah keheningan diantara mereka.

"Tadi waktu kita mau naik buat keruos,tiba-tiba ada pot bunga jatuh dari lantai atas,dan langsung kena kak Hayate." Jawab Junwon yang sudah tenang.

"Jatuh dari lantai atas?" Tanya EJ yang dibalas abggukan oleh Junwon dan Yejun.

"Kalau dilihat dari lukanya yang lumayan parah,kayaknya jatuh dari lantai tiga gak sih?" Tanya Harua.

"Masuk akal,tapi kok bisa kita yang ada diruos gak denger apa-apa? Jangankan suara benda jatuh,suara teriakan kalian aja kita gak denger." Jawab K.

Semua yang ada disana terkejut dengan pernyataan K tersebut. Padahal ruang OSIS tepat disebelah tangga,dan lokasi kejadian tepat di depan tangga menuju lantai dua. Mengingat ruang OSIS yang berada dilantai dua dan tidak kedap suara,seharusnya suara pot jatuh tersebut bisa mereka dengar.

Ruangan itu kembali hening. Semuanya berfikir keras. Bagaimana bisa hal itu terjadi?

"Lo pada congekan kali?" Ucap Nicholas tiba-tiba.

"Yakali gue congekan!" Balas EJ agak kesal.

"Siapa tau aja sih. Kan jaraknya deket,mana mungkin gak kedengeran sama sekali. Gue yang ada diujung lapangan aja denger suara gedubraknya kenceng banget." Jawabnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Teman-temannya yang lain membenarkan,suaranya memang sekeras itu. Yang bahkan dari ujung sebrang lapanganpun terdengar jelas.

Mereka berhenti berdebat saat Hayate mulai membuka matanya. Tatapan yang semula khawatir mulai menunjukkan raut wajah lega. Hayate memegang kepalanya, lama-kelamaan pegangan itu mulai menguat. Kepalanya benar-benar terasa dakit. Seolah-olah ada puluhan batu yang menghantam.

"ARRGHH SAKIT!!" Hayate berteriak tiba-tiba.

Mereka yang tadinya sudah lega karena Hayate sudah siuman, menunjukkan raut khawatirnya lagi. Fuma yang ada disebelahnya mulai mengecek apa yang terjadi.

"KAK TOLONGIN GUE! SAKIITT!" Ucap Hayate sambil memegang lengan Fuma. Sesaat kemudian dia pingsan kembali.

"Kita bawa kerumahsakit sekarang." Ucap K memutuskan,dan disetujui oleh yang lain.

"Kol,samperin Yuma,bilang kalau acaranya mending dibatalin aja."

"Kok gue kak?"

"Kan elo wakilnya Nichochil." Ucap EJ kesal.

"Oke." Jawab Nicholas,kemudian dia berlari keluar dari UKS menuju ruang kepala sekolah.






***






For(got)end | &AuditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang