Three

170 30 11
                                    

Kaki panjangnya melangkah dengan tergesa-gesa. Duapuluh meter dari tempatnya berada adalah gerbang sekolah SMA Nusa Harapan. Satpam penjaga sudah mulai menutup gerbang. Oh tidak,ini masalah besar,dia terlambat.

Sampai didepan gerbang dia menunduk,memegang kedua lututnya dengan nafas memburu. Tidak lama kemudian dia bangkit,dan berjalan menuju gerbang. Dia memegang jeruji dengan kedua tangannya.

"Pak Wonho,bukain gerbangnya dong pak." Ucap pemuda tersebut memelas.

Satpam yang dipanggil itupun menoleh keasal suara. Dia melihat disana,ada seorang pemuda dengan Banlengan bertuliskan OSIS dengan warna kuning dilengan kanannya. Satpam itu menggelengkan kepala,dan menghampiri pemuda tersebut.

"Ck ck ck,saya kira dengan kamu ikut OSIS,saya bakalan berhenti ketemu kamu digerbang sekolah yang tertutup. Nyatanya masih aja ketemu kamu Nicholas." Ucap satpam tersebut sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Kali ini saya telatnya gak sampai semenit pak,izinin masuk ya pak." Ucap Nicholas memohon.

"Peraturan tetap peraturan. Kamu boleh masuk kalau petugas piket ada yang datang kesini."

"Masalahnya sekarang tugas piket giliran saya pak."

Iya kawan-kawan,sekarang jadwal piket OSIS,bagiannya Nicholas. Jadi,dengan petugasnya yang masih terjebak diluar gerbang,otomatis tidak ada yang piket.

Sebelum satpam tersebut kembali berucap,ada suara lain dibelakangnya yang menginterupsi. Sontak saja dua orang yang masih bernegosiasi itu mengalihkan pandangannya. Tidak jauh dari tempat mereka berdiri ada sosok kepala sekolah yang menghampiri.

"Izinkan dia masuk pak,biar saya yang urus."

"Mampus gue."

"Baik pak." Ucap satpam itu,kemudian bergegas membuka kunci gerbang dan membiarkan Nicholas untuk masuk.













***













"Ruru!"

Harua dan Hikaru yang sedang bermain game online menoleh bersamaan pada suara tersebut. Panggilan itu biasa diucapkan apabila niatnya memanggil mereka berdua sekaligus. Terkadang mereka berdua kesal,karena panggilan itu seperti nama boneka anak kelas sebelah,yang sering dibawa kesekolah.

"Apaan manggil-manggil pangeran." Ucap Hikaru sambil menoleh kebelakang,tempat sipemanggil duduk.

"Dih,pangeran kecebong kalo lo mah." Jawab Maki sipelaku pemanggilan.

Ngomong-ngomong mereka bertiga berada dalam kelas yang sama. Kebetulan pak Kun selaku guru yang mengajar tidak dapat hadir,karena kucing kesayangannya meninggal.

"Kita nanti kekelasnya kak Hayate yuk."

"Lah,emangnya udah masuk?" Tanya Harua. Hikarupun sama penasarannya.

"Lah kalian gak tau?" Tanya Maki dramatis sambil menutup mulut dengan kedua telapan tangannya.

Kedua temannya yang melihat itu memasang wajah datar. Kesal karena bukannya menjawab pertanyaan,Maki malah drama dihadapan mereka.

"Oke back to the topic,kak Hayate mulai masuk sekolah hari ini,apa kalian gak tau? Digrub WA aja udah rame." Jelas Maki. Sontak kedua temannya langsung mengecek ponsel masing-masing.

"Lah masa sih,kok gue gak ada notif sama sekali?" Tanya Harua sambil mengecek ponselnya.

"Heh kurcaci,jelas lah di lo gak ada. Kan grub WA lo bisuin tadi,di gue aja ada nih." Ucap Hikaru sambil menunjukan layar ponselnya.

For(got)end | &AuditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang