Seventeen

73 11 6
                                    

Dikarenakan hal yang sangat tidak terduga,acara pensi terpaksa harus dihentikan.

Benar-benar menjadi pensi terburuk sepanjang sejarah SMA Nusa Harapan. Karena kelalaian pihak panitia,acara yang seharusnya penuh keceriaan itu berubah menjadi duka mendalam bagi mereka.

Tidak pernah terbayang sebelumnya,kalau hal semengerikan ini akan terjadi. Seharusnya mereka bersenang-senang. Tapi keceriaan itu terenggeut begitu saja.

Setelah kejadian mengerikan itu,sekolah dipulangkan lebih cepat daripada biasanya. Bahkan diliburkan tiga hari,sampai Senin mendatang.

Tidak lama kemudian,polisi dan ambulan datang untuk mengamankan mayat Minhyung. Lingkungan sekolah yang tadinya hening itu kembali ramai oleh sirine mobil polisi dan ambulan.

Beginilah keadaan para anggota OSIS. Mereka sangat terpukul,dengan adanya kejadian ini. Ujian mereka datang bertubi-tubi. Taki bahkan belum menunjukan tanda-tanda akan bangun. Dan sekarang mereka benar-benar kehilangan salah satu teman mereka.

Gurat kesedihan dan penyesalan tercetak jelas diwajah mereka.

"Harusnya gue lebih teliti." Ucap Hayate penuh penyesalan.

"Ini bukan salah lo kak,ini kecelakaan." Ucap Yuma menenangkan.

"Tapi kecelakaan ini terjadi karena kecerobohan gue."

"Ini murni kecelakaan,jadi berhenti nyalahin diri sendiri. Kita udah ngecek semuanya,kita gak tau kan kalo hal kayak gini bakalan kejadian ?" Ucap K.

Keheningan kembali menghampiri mereka. Begitu hening,karena masing-masing dari mereka tidak sanggup untuk bersuara.

Mata tajam Nicholas memandang kearah panggung. Lagi-lagi dia melihat sosok hitam itu. Tapi kali ini berbeda. Sosok itu tidak hanya berdiri menatapnya seperti biasa. Sorot matanya menatap dalam pada Nicholas. Nicholas sekilas melihat sosok itu menggumam,sebelum menghilang.

"Dekat,cepat?" Batin Nicholas. Keningnya mengerut.

Junwon menyadari perubahan pada ekspresi Nicholas. Dia ikut memandang kearah yang pemuda disampingnya ini lihat.

Sekarang dia mengerti. Sosok itu adalah aura yang selalu mengikuti Nicholas.

***

Hari ini adalah hari pemakaman Minhyung. Tidak ada lagi tangisan. Mereka bahkan tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. Keluarga Minhyung mulai meninggalkan area pemakaman,menyisakan teman-temannya (minus Taki).

Yejun jatuh berlutut disamping makam sahabatnya. Kepalanya tertunduk dalam,dan tangannya bertumpu pada batu nisan.

"Kenapa lo ninggalin gue,hiks ?

Kita udah janji,bakalan lulus SMA bareng-bareng terus jalan-jalan ke Jepang berdua,hiks

Kalo lo pergi,nanti gue kesana sama siapa ?

Katanya lo pengen ketemu Mark Lee karena nama kalian sama,tapi kenapa lo pergi ? Hiks hiks.

Siapa yang bakalan gue ajak buka brangkas persahabatan kita nanti ? Lo bohong sama gue Min,lo bohongin gue.

Kita udah janji bakalan sama-sama sampai tua,bahkan kalo udah ketemu jodoh kita masing-masing,tapi lo ingkar janji." Tangis Yejun pecah seketika.

Teman-temannya yang lain hanya bisa menyaksikan itu. Hati mereka ikut merasakan sakitnya. Mereka semua tau seberapa dekat hubungan Minhyung dan Yejun. Hubungan mereka lebih dari sekedar sahabat,mereka sudah seperti saudara kandung.

"Gue gak percaya kalo ini cuma sekedar kecelakaan." Ucap Gaku tiba-tiba.

"Maksud lo ?" Ucap Hikaru yang memang ada disampingnya.

For(got)end | &AuditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang