Para anggota OSIS mulai meninggalkan ruangan. Hari sudah mulai gelap saat ini. Yuma masih berada diruangan bersama dengan K,Hayate,EJ,dan jangan lupakan Nicholas yang sedang tidur dibangkunya. Ngomong-ngomong sekarang mereka sedang berdiri didepan papan tulis. Biasalah,mereka membicarakan tentang ekstrakurikuler masing-masing pada ketua OSIS.
"Yum,gue mau ngajuin tiga lagu buat penampilan anak dance dipensi nanti." Ucap K dengan kedua tangan berada disaku celananya.
"Oh oke,ntar biar diurus susunan jadwalnya sama kak Nichol." Jawab Yuma.
"Oh iya Yum,penyerahan piala anak Pramuka ke sekolah itu kapan? Anak-anak pada nanyain." Tanya Hayate.
"Hari senin depan kak kalo gak salah. Nanti biar gue tanyain ke pembina dulu ya,kalau udah nanti gue kabarin lagi."
"Yum,buat festival musik akhir bulan depan kita obrolin kapan nih? Gue udah siapin materinya dari jauh-jauh hari ngomong-ngomong." Ucap EJ pada Yuma.
Yuma nampak berfikir sejenak. Mungkin dia memikirkan jadwalnya beberapa waktu kedepan.
"Kayaknya olimpiade masih lama sih. Mungkin minggu-minggu ini bisa kita mulai buat bahas itu kak."
"Itu si Nichol gak dibangunin aja apa? Udah sore banget nih." Ucap K.
"Lah masih molor?" Tanya EJ.
Mereka menoleh kearah Nicholas yang masih tidur dibangkunya. Yuma berjalan menghampiri Nicholas. Dia hendak membangunkannya. Dia guncang pelan bahu pemuda tersebut. Yang sedang coba dibangunkan pun mendudukkan dirinya dengan mata yang masih terpejam. Ia mengusap-usap kedua matanya perlahan dengan kedua tangan,jangan lupakan bibirnya yang mencebik kecil. Keempat kawannya terkekeh pelan. Sungguh pria yang selalu dengan ekspresi datar yang menakutkan itu,menurut mereka sangat menggemaskan jika dalam keadaan bangun dari tidur seperti itu.
(Ff ini gak ganti genre kok tenang aja wkwkwk)
Brakk
Aaaaaaaaa
Terdengar suara benda jatuh dan teriakan seseorang yang tak asing ditelinga mereka. Bahkan Nicholas yang sedang menumpulkan nyawanya pun ikut terlonjak.
Mereka berlari kearah jendela belakang ruangan tersebut tanpa aba-aba. Dibawah sana bisa mereka lihat sosok yang baru saja jatuh. Tanpa banyak kalimat pengantar, mereka segera berlari keluar untuk pergi ke halaman belakang tempat Fuma terjatuh. Sesampainya disana bisa mereka lihat Fuma yang merintih kesakitan,dengan memejamkan kedua matanya. Dan jangan lupakan Yejun yang juga baru sampai.
"Gue telfon ambulan sekarang." Ucap Nicholas sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.
Limabelas menit kemudian ambulan sampai. Dan mereka segera membawanya ke rumahsakit.
***
Jam didinding ruang tunggu itu menunjukan pukul tujuh malam. Keenam orang yang ada disana masih diselimuti rasa khawatir. Mereka sampai dirumahsakit tigapuluh menit yang lalu. Perawat keluar dan masuk beberapa kali dari ruangan tempat Fuma berada. Dari ujung lorong bisa mereka lihat teman-teman mereka yang lain berlarian. Dan jangan lupakan raut panik yang sama diwajah mereka.
"Gimana keadaan kak Fuma?" Ucap Jo dengan nafas yang tidak teratur setelah berlari.
"Nafas dulu Jo." Jawab EJ.
Setelah mengatur nafasnya,Jo kembali bertanya kepada enam orang yang ada dihadapannya.
"Jadi gimana kak keadaan kak Fuma?" Tanya Jo lagi.
"Iya kak. Kaget banget loh gue baru sampe rumah dapet notif kak Fuma masuk rumahsakit." Ucap Taki menimpali.
"Dia masih ditanganin sama dokter,kalian gak usah khawatir yang berlebihan ya. Dia mungkin gak baik-baik aja,tapi semuanya pasti akan baik-baik aja nanti." Ucap K meyakinkan teman-temannya. Sungguh,dalam hatinya dia khawatir bukan main. Tapi sebagai yang tertua dia harus tetap tegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
For(got)end | &Audition
Fanfiction"Kalian adalah pintu" WARNING!! Ageswitch Harsh word #1 in Hayate #1 in Harua #1 in andaudition #1 in EJ #1 in Yejun #1 in Yuma #1 in Key #1 in Jo #1 in Junwon #1 in Maki