Twenty Three

61 7 19
                                    

Takk

Pemuda itu meletakan nampan di atas pantry dengan kasar. Kemudian ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tak lupa ia juga melepas apron dengan kasar. Serba kasar lah intinya. Tubuh dan otaknya sama-sama terlalu lelah untuk melakukannya dengan perlahan.

Dihari yang semakin larut, ia menyegeragan kegiatannya untuk beres-beres di cafe milik sang kakak yang ia kelola. Bersama dengan beberapa karyawan lain tentunya.

Setelah mengunci pintu, ia menaiki motornya dan pergi dari sana. Menyisakan sosok hitam yang menatapnya dengan kedua mata berkilat.

***

"Guys, gue ke toilet dulu ya." Yuma menginterupsi teman-temannya yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Ikut dong kak, gue juga pengen cuci tangan." Junwon ingin berdiri dari tempat duduknya, namun ditahan EJ.

"Mau kemana lo ? Belum selesai juga, main pergi-pergi aja lo."

"Kan udah ada kak Nicho, tangan gue gatel kena lem itu, nih liat udah merah-merah." Ucapnya seraya menunjukan kedua telapak tangannya yang memang memerah.

"Yaudah sana, cuci tangan yang bersih, jangan lupa pakek sabun." Sinis EJ.

"Atuhlah kak, gue udah bantuin bikin gentengnya nih, nih, nih."

"Jadi ikut gak kak ?" Yuma bertanya di bangkunya dalam posisi berdiri.

"Jadi kok, jadi." Junwon langsung melompat kecil dan berlari menyusul Yuma.

Seperginya Junwon dan Yuma, K menyadari sesuatu.

"Tuh anak dari pagi kayaknya ngintilin Yuma mulu deh." Cibir K keheranan.

"Kak Junwon kan emang biasanya begitu." Gaku menimpali.

"Iya juga sih."

Gitu aja sih percakapan mereka. Akhirnya mereka kembali pada kegiatan mereka masing-masing.

"Lo jangan tidur mulu lah Chol. Ini tugas lo gak selesai-selesai kalo cuma gue yang ngerjain." Kesal EJ pada seonggok makhluk yang sedari tadi malah tidur.

"Tolong lah lo kerjain, gue masih ngantuk." Jawab pemuda berwajah datar tersebut tanpa mengalihkan posisinya.

"Gue acak-acak juga nih rumah-rumahan punya lo ya."

Mendapatkan ancaman seperti itu, Nicholas dengan malas menegakkan posisinya. Dengan mata yang masih tertutup ia menoleh ke arah EJ.

"Kalo gak ikhlas bilang aja deh lo." Sinisnya.

"Udah dibantuin juga. Heh tutup panci ! lo tuh kalo malem jangan ngalong mulu kerjaannya. Nih tugas lo banyak yang belum di kerjain udah kayak tumpukan dosa, gak bisa semuanya gue bantuin. Lo kan tau gue gak sepinter itu." Cibir EJ panjang lebar yang membuat Nicholas jengah.

"Iya deh iya nanti gue cicil sendiri."

"Iya-iya mulu, tapi gak lo kerjain ya buntut jaran !" EJ menoyor Nicholas yang masih terpejam di didepannya.

"SAKIT ANJING !" Kedua mata Nicholas sontak terbuka dengan kedua alis menukik tajam.

"YA LO SENDIRI SIH ! Gue tuh udah tiap hari ngomel tapi gak pernah lo dengerin."

"Yaudah maaf kalo gitu." Emang Cuma sama EJ dongan nih si muka begal mau minta maaf dengan tulus.

Mari kita tinggalkan sejenak keributan yang ada di dalam ruang OSIS. Mari kita beralih pada Junwon dan Yuma. Perjalanan mereka menuju toilet cukup hening. Tapi sepertinya itu tidak bertahan lama.

For(got)end | &AuditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang