Fourteen

67 14 2
                                    

Kaki panjangnya melangkah tergesa-gesa disepanjang koridor rumah sakit pagi itu. Membawanya kearah ruang UGD. Didepan ruangan,tepatnya dibangku ruang tunggu yang ada didepan ruangan,seorang laki-laki berjas hitam duduk menyandar pada dinding. Sosok itu menoleh kearahnya sebelum berdiri.

K,pemuda yang pagi-pagi sekali mendapat telpon kalau Taki mengalami kecelakaan. Dia yang kebetulan baru selesai mandi,segera memakai sepatu dan menyambar tas serta kunci motornya. Bergegas menuju rumah sakit,dan berlarian dari parkiran motor rumah sakit.

Dan disinilah dia,berhadapan dengan sosok asing dihadapannya. K berhenti sejenak,orang ini familiar dipenglihatannya. Tapi untuk saat ini ada yang jauh lebih penting,yaitu keadaan Taki.

"Permisi tuan,apakah anda yang membawa Taki kerumah sakit ?" Tanya K pada seorang pemuda yang bersandar pada dinding ruang tunggu.

Laki-laki tersebut menoleh dan berdiri tegak menghadap kearahnya. "Ya,saya yang bawa dia."

"Terimakasih sudah menolongnya. Lalu bagaimana keadaannya ?"

"Sedang ditangani dokter."

Hening melanda diatara mereka beberapa saat. Hingga suara pintu yang dibuka,berhasil menarik atensi keduanya. K mendekat kearah dokter yang keluar dari ruang UGD tersebut.

"Bagaimana keadaannya dok ?" Tanya K pada dokter tersebut.

"Keadaannya cukup parah,ada luka dan juga memar di kepala bagian belakang serta beberapa bagian wajahnya. Kaki kanannya patah tulang,dan lengan kanannya mengalami keretakan. Kami tidak dapat memastikan kondisinya baik atau buruk. Tetapi,sampai saat ini pasien belum menunjukan tanda akan siuman. Jika dalam tiga jam pasien belum siuman,maka bisa saya pastikan kalau pasien mengalami koma dengan waktu yang tidak dapat ditentukan." Jelas dokter tersebut.

"Kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat setelahnya pasien bisa dijenguk."

"Terima kasih dokter." Ucap pria dengan jas hitam tersebut.

"Baik,saya permisi."

K masih terdiam ditempatnya berdiri. Ia terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan oleh dokter. Bagaimana caranya dia memberi tahu teman-temannya yang lain.

K merasakan tepukan dipundaknya. Ternyata itu adalah orang yang menolong Taki. Sosok itu tersenyum kearahnya,hanya senyum tipis.

"Lebih baik kamu berangkat ke sekolah sekarang."

"Bagaimana saya bisa meninggalkannya sendirian di rumah sakit ?"

"Saya tau kamu meperdulikannya. Hanya saja,saya yakin banyak yang sudah menunggu kamu disekolah." Ucap lelaki itu sembari melihat tali id card yang terpasang dilehernya.

"Tapi bagaimana dengan dia ?"

"Bukankah dia punya keluarga ? Kanapa kamu tidak mengabari mereka saja ?"

K menepuk dahinya pelan. Dia lupa kalau Taki bukan anak rantau seperti Fuma. K lalu mengambil ponsel yang ada disaku celananya,dan menghubungi ibunda Taki. Setelahnya ia duduk pada kursi tunggu.

"Kenapa malah duduk ?"

"Nunggu orang tuanya dulu,baru saya berangkat ke sekolah."

"Yang nungguin biar saya saja,kebetulan saya juga yang membawanya. Kamu pergi sekolah sana,saya tau kamu sedang ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal. Kalau kamu khawatir dengan teman-teman kamu yang lain,kamu jelaskan saja,tapi setelah kegiatan selesai." Ucap lelaki itu.

"Saya tau anda yang sudah menyelamatkan Taki,tapi saya tidak bisa membiarkan Taki dijaga orang asing."

"Yunseong,nama saya Hwang Yunseong. Saya alumni OSIS angkatan 13 di SMA Nusa Harapan. Secara kekerabatan,kita bukan orang asing." Jelas pria itu kepada K.

For(got)end | &AuditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang