30. Pengeroyokan di Dalam Mobil

47 18 6
                                    

Sampai keesokan harinya, aku dan Siera belum mendapatkan kabar dari Ghibran. Lalu Siera melarangku untuk berangkat ke kampus, karena aku belum sepenuhnya pulih.

"Tenang aja. Di sini aman, InsyaAllah," kata Siera.

Namun aku tetap ketakutan. Apalagi teringat bahwa Mbak Midah yang sudah pindah apartemen saja masih diincar. Jangan-jangan Baba Sheriff menguntit kami saat pindah ke Bawabah? Tapi aku juga tidak bisa mencegah Siera untuk tidak hadir perkuliahan.

Makanya, setelah penghuni apartemen berangkat kuliah, aku mengunci semua jendela di setiap kamar dengan rapat. Lalu berdoa, mudah-mudahan Baba Sheriff gegar otak akibat hantaman di kepalanya waktu itu. Jahat ya? Tapi lebih jahat siapa?

Tadinya aku ingin menelepon Ayah dan Ibu. Namun teringat bahwa di Indonesia masih malam hari dan mereka pasti berangkat bekerja pada pagi harinya. Aku sempat mengabari Kiki bahwa aku sakit. Sepertinya Kiki telat memberi tahu Ayah dan Ibu. Buktinya Ibu baru saja mengirim pesan kepadaku. Sepertinya dikirim kemarin, hanya saja ponsel kumatikan untuk diisi energinya.

Ibu: Kakak, kata adek sakit mag ya? Memangnya Kakak telat makan? Uangnya cukup, kan? Ibu baru tahu, kemarin adek kasih tahu Ibu.

Dasar adik durhaka! Ah, Ibu selalu mengkhawatirkanku. Aku tahu bahwa Ayah dan Ibu selalu menutupi kesulitan ekonomi mereka dariku. Mereka selalu mengirim uang bulanan tepat waktu. Sayangnya mereka tidak tahu bahwa uang kiriman mereka sudah beberapa bulan ini sangat kurang saat dikonversikan ke mata uang Mesir.

Kiki: Tahu enggak sih, Kak? Papa habis kena tipu. Rugi sampe jutaan. Tapi nyuruh aku enggak boleh ngasih tahu Kakak. Terus sampe minjem ke Tante Rana buat ngirim Kakak. Padahal aku kepingin banget les piano, tapi enggak dibolehin. Mentang-mentang Kakak kuliah di Mesir, jadi Ayah sama Ibu pilih kasih.

Kata-kata Kiki pada pesannya beberapa minggu yang lalu sangat menusuk hatiku. Sebenarnya aku tahu bahwa Ayah tidak mengizinkan Kiki les piano, karena Ayah tidak menyetujuinya. Lantas Kiki memarahiku, karena Ayah memaksanya masuk pesantren supaya bisa kuliah di Mesir sepertiku. Walaupun dia berakhir di sekolah swasta Islam dekat rumah. Biayanya lebih mahal ketimbang biayaku saat di pesantren dulu. Namun selalu aku yang disalahkan.

Setelah aku menghabiskan nasi dan ayam goreng yang disediakan oleh Siera, aku membuka laptop. Sebelumnya, perasaan terharu mengalir dalam benakku. Siera sampai repot-repot menaruh lemarinya dan menjadikan pembatas sementara untuk kamarku di pojok ruang tamu. Bahkan dia sampai menyiapkan makanan dan dia juga berjanji akan lekas pulang dari kampus untuk membawakan makan siang.

Lalu aku menyalakan laptop dan memasukkan password wifi di apartemen Siera. Aku memeriksa beranda Facebook. Ternyata ucapan Ghibran bisa dipegang. Kejadian mengerikan itu tidak diungkap ke khalayak publik. Sampai aku membuka semua akun, seperti PPMI, DKKM, KBRI Kairo, Wihdah PPMI, dan grup-grup seputar masisir.

Namun aku malah menemukan berita yang mencengangkan. Dari status Ghibran. Bukan, bukan tentang kejadian yang menimpaku. Tepatnya perihal dirinya kemarin di kantor polisi. Dan hal ini ada kaitannya tentang tidak datangnya Awan dan Dedet mengantar barang-barangku ke sini.

Muhammad Raka Al-Ghibran: Kemarin, terjadi pengeroyokan yang menimpa editor Majalah Akhbaruna, Awan dan Dedet. Awalnya mereka sedang membantu teman kami yang sedang pindahan apartemen. Lalu saya sedang mencari sewa mobil untuk mengangkut barang-barang. Namun ternyata ada salah satu penghuni gedung apartemen menawarkan tumpangan mobil dan berjanji akan menurunkan mereka di Bawabah. Ternyata keduanya tidak diturunkan dan dibawa menjauh. Orang Mesir beserta kawannya di dalam mobil memukuli Awan dan Dedet sampai babak belur. Mereka dibawa sampai ke daerah Ramsis. Kemudian Awan memberanikan diri untuk membuka jendela dan berteriak minta tolong. Setelah itu keduanya dilempar begitu saja dari dalam mobil. Kami telah lapor polisi, tapi tidak ada tanggapan serius.

Apartemen Sebelas (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang