36

269 36 24
                                    

Setelah menyelamatkan Jiang Cheng dan membawanya ke tempat aman. Wangji bergegas menuju kediaman Lan Xichen dengan amarah yang meluap-luap.

Pintu yang menjulang tinggi itu terbuka. Menampilkan seorang wanita yang memandang nya sedikit terkejut. Namun tidak lama wanita itu tersenyum kemudian.

"Wangji, tidak biasanya kau berkunjung." Cheng Xiao, wanita yang baru saja membuka pintu itu tersenyum ramah pada Wangji.

Wangji sendiri bisa melihat binar bahagia di wajah wanita itu.

"Dimana suamimu?" Tanya Wangji.

Cheng Xiao tetap tersenyum lalu menjawab. "Ayo masuk. Dia di dalam."

Wangji kemudian melangkah kan kakinya diikuti Cheng Xiao yang mengekor di belakangnya.

"Cepat panggil dia!" Pinta Wangji saat sudah tiba di ruang tengah.

"Kenapa diam saja? Panggil suamimu sekarang!" Perintah Wangji lagi tanpa melirik ke arah Cheng Xiao yang masih berdiri di belakangnya.

Kesal karena tidak mendengar pergerakan apapun dari orang di belakangnya, Wangji membalikkan badannya.

"CEP-"

Wangji menggantungkan kalimatnya saat Cheng Xiao memeluknya tiba-tiba.

"Wangji aku tidak bisa menahannya lagi. Aku selalu ingin memelukmu sejak dulu!"

"Lepas!" Titah Wangji dingin.

"Tidak! Aku tidak akan melepaskan kesempatan ini."

"Lan Xichen akan melihatmu!"

"Kakak mu yang bodoh itu tidak ada. Kau tak perlu khawatir Wangji." Ucap Cheng Xiao semakin mempererat pelukannya.

"Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu?"

"Kamu Wangji! Tentu saja kamu!"

"Kau gila? Kau istri Lan Xichen!"

"JANGAN KATAKAN ITU WANGJI! AKU BENCI! AKU SAMA SEKALI TIDAK INGIN MENIKAH DENGANNYA!"

Perkataan Cheng Xiao membuat Lan Xichen yang baru saja berada di sana mematung di ambang pintu ruang tengah.

Sementara Wangji mengangkat sebelah sudut bibirnya.

"Lalu kenapa kau menikahinya?" Tanya Wangji memancing jawaban Cheng Xiao.

"Awalnya aku hanya ingin menghancurkan Jiang Cheng dengan merusak rumah tangganya. Kau tau? Aku mencintaimu Wangji! Aku mencintaimu sejak dulu! Kau adalah cinta pertama ku dan orang pertama yang menolak ku juga. Dan itu semua karena JIANG CHENG! AKU MEMBENCINYA! AKU SANGAT MEMBENCINYA! AKU BERSUMPAH AKAN MERAMPAS APAPUN YANG MEMBUAT DIA BAHAGIA! KARENA ITULAH AKU MEREBUT SUAMINYA!" Aku Cheng Xiao masih belum menyadari Lan Xichen yang berdiri beberapa meter di belakangnya.

Pelukannya pada Wangji terlepas, lalu matanya beralih menatap Wangji dengan penuh cinta.

"Tapi aku tak tau bahwa Lan Xichen adalah kakakmu Wangji. Aku juga tak pernah menyangka akan bertemu denganmu lagi." Ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Sungguh strategi yang bagus Cheng Xiao." Balas Wangji yang kini turut menatap Cheng Xiao.

"Aku melakukan semua ini karena aku begitu mencintaimu Wangji!" Ucap Cheng Xiao bersamaan dengan air matanya yang tumpah.

Cheng Xiao menoleh ketika mendengar suara tepuk tangan di belakangnya. Untuk kemudian rahangnya jatuh. Dia menelan ludah susah payah.

"Xi-xichen?" Cheng Xiao tergagap.

"Kau melakukan semua ini hanya untuk membalas kebencian mu pada Wanyin?" Lan Xichen mendekat ke arah Cheng Xiao yang tengah menggelengkan kepalanya.

"Kau bahkan rela mengandung anakku untuk semua ini?"

Dark among Light. (Xicheng/Wangcheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang