Jiang Cheng melirik telpon nya yang berbunyi. Tangannya menggeser tombol guna menjawab panggilan itu.
"Hallo Wangji?" Sapa Jiang Cheng pada Wangji yang menelponnya.
"Hai, sedang apa? Apa aku mengganggumu?" Tanya orang di seberang sana.
"Tidak, aku sedang bersantai."
"Bukankah ini hari libur. Kemana A-Yi? Dia tidak bermain bersama mu?"
"Maaf tidak meminta izin mu lebih dulu. Xichen meminta bertemu dengan Jingyi, jadi aku mengantar dia ke rumah ayahnya."
Wangji tersenyum dibalik teleponnya. Meski sedikit kesal tapi itu tertutupi karena Jiang Cheng yang meminta maaf tidak meminta izinnya dulu. Ayolah itu adalah kemajuan bagi Wangji. Bukankah itu artinya Jiang Cheng menghargai Wangji?
"Dia akan menginap disana?" Tanya Wangji kemudian.
"Tidak. Aku akan menjemputnya nanti sore."
"Aku akan menelpon ka Mingjue untuk menemanimu."
"Tidak perlu Wangji. Itu akan merepotkan kakak."
"Tidak ada penolakan Wanyin. Aku tidak akan membiarkan mu pergi ke rumah Lan Xichen sendirian."
"Kalau kau lupa, dia kakakmu. Sopanlah sedikit."
Jiang Cheng bisa mendengar decihan Wangji di balik telponnya.
"Sejak saat dia menyakitimu, dia bukan lagi kakak ku."
"Hubungan darah tidak bisa di putuskan begitu saja Wangji."
"Cukup Wanyin! Aku menelpon mu bukan untuk berdebat. Aku hanya ingin mendengar suara anakku."
"Anakmu? Siapa? Sejak kapan kau memiliki anak?" Tanya Jiang Cheng dengan dahi mengerut.
"Tentu saja Jingyi. Kau pikir siapa lagi? Apa kau pernah melihatku mengurus bocah lain selain A-Yi?"
Jiang Cheng memutar bola matanya. "Dia anakku Wangji!" Ucapnya kemudian.
"Dia menjadi anakku juga sekarang!"
"Apa-apaan itu?" Ketus Jiang Cheng tak terima.
"Apa? Kau keberatan? Aku tidak perduli. Yang terpenting Jingyi menyukai ku. Kau tanya saja pada dia, apa dia bersedia menerima ku sebagai ayahnya? Aku yakin dia akan senang."
"Kau pikir aku mau menikah dengan mu?"
"Tunggu, apa aku berkata akan menikahi mu?"
Jiang Cheng menggertakan rahangnya. Merasa menyesal atas apa yang dia katakan sebelumnya. Benar! Wangji hanya berkata ingin menjadi ayah Jingyi, bukan berarti dia ingin menikahinya. Lalu kenapa dia harus mengatakan hal bodoh sebelumnya? Jiang Cheng yakin, pasti saat ini Wangji sedang menertawainya dalam hati.
"Oh atau kau ingin aku melamar dan menikahi mu Jiang Wanyin?"
Sekarang nada bicara Wangji terdengar menyebalkan di telinganya.
"Dalam mimpimu Lan Wangji!"
Jiang Cheng memutuskan panggilan nya sepihak. Dia tidak ingin lagi mendengar hal-hal menyebalkan yang akan di ucapkan Wangji untuk menjahili nya.
Sementara di seberang sana, Wangji tidak bisa menahan senyumnya. Menyenangkan sekali bagi Wangji untuk menggoda Jiang Cheng. Apalagi jika bisa melihat ekspresi kesalnya secara langsung. Wangji bersumpah! Wajah Jiang Cheng yang merenggut kesal adalah hal favorit nya sejak dulu.
.
.
.
Cheng Xiao memandang kesal anak di depannya. Entah untuk keberapa kalinya dia membuang nafas jengah sejak anak itu datang pagi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark among Light. (Xicheng/Wangcheng)
Ficción GeneralTentang bagaimana Lan Xichen merubah Hitam menjadi Putih, lalu membuatnya menghitam lagi. Juga... Tentang bagaimana Lan Wangji mencegah sang hitam untuk tidak kembali lagi. Ya! Ini adalah tentang bagaimana dua orang dalam satu marga, satu darah, ber...