ch~22

1.3K 105 34
                                    

Happy reading~

Tiati banyak typo!


Hari ini Jihoon bangun sangat pagi sekali, ia sudah bersiap dari jam 5 pagi. Jihoon juga membuat sarapan untuk kakak dan kedua orang tua nya.

Bibi Lee dan maid disana menatap heran pada tuan muda nya itu, ada apakah sebenarnya hingga Jihoon sangat rajin dan semangat hari ini.

"Den, biar Bibi aja yang nyiapin piringnya." Bibi Lee ingin mengambil piring di tangan Jihoon.

"Gak usah Bi, biar Jihoon aja." Dengan senyuman cerah Jihoon membalas Bibi Lee.

"Tapi den-."

"JIUN?! KAMU NGAPAIN?." Teriak Baekhyun yang melihat anaknya berkutat di meja makan.

Sontak Bibi Lee dan maid menundukkan kepalanya merasa bersalah karna membiarkan Jihoon berada di dapur.

Bunda Baekhyun lalu berjalan menghampiri mereka ke dapur. "Bibi Lee, Baekki kan udah bilang jangan kasi Jihoon ke dapur."

"Saya minta maaf nyonya, saya sudah--."

"-Bund ini bukan salahnya Bibi Lee, Jiun sendiri yang maksa buat masak. Bunda jangan khawatir Jiun gak bakalan luka kok." Jihoon mendekati Bunda nya dan mengecup pelan pipi sang Bunda.

"Bunda gak khawatir sama kamu, bunda cuman takut nanti dapur bunda hancur gara-gara kamu!."

Baekhyun mendongakkan kepalanya melihat sekeliling dapur berharap tidak ada yang rusak dari dapur cantik kesayangannya itu.

Jihoon bersidekap dada dan menghembuskan nafasnya berat. "Ck, gak ada yang rusak bund."


Berbeda dengan Jihoon, Hyunsuk masih berendam di bathtub, pikirannya melayang kemana-mana. Membayangkan bagaimana kehidupannya mulai sekarang.

Mengingat hal kemarin membuatnya takut dan resah karena Haruto sangat mengekangnya.

"Jauhin Jihoon dan Nikah sama Haru."

"Kamu gila?! Gak! Gak mungkin kakak nikah sama kamu Haru, kamu udah kakak anggap adik sendiri."

"Terserah kakak mau ngomong apa, secepatnya Haru bakalan nikahin kakak-."

"Keluarga kita udah setuju kak, mama sama papa kakak juga udah setuju kita nikah.

"Tapi Haru-."

"CUKUP! Jangan berani berontak sama Haru, cukup diam dan menurut."

"Mama sama papa tega banget sama Sukkie, jadi mereka pulang cuman buat itu. Kalo Mas sama Abang tau pasti mereka marah banget."

Hyunsuk memejamkan matanya, merasa pusing dengan alur hidupnya yang berbeda dari sebelumnya.

"Kalo Mas Yudis sama Bang Danny tau Haru kaya gini, Haru pasti-."

"Jangan pernah mikir kalo kakak berani buka mulut sama Mas Yudis ataupun Bang Danny."

Haruto mencekik leher Hyunsuk hingga Hyunsuk kesusahan untuk bernafas.

"Uhukk...uhukk.."

"Mas, Abang, Sukkie harus gimana?."

"Satu hal lagi, mulai sekarang kakak harus jauhin Jihoon!."

"Tapi Haru giman--."

"-Haru gak peduli, Jauhin Jihoon mulai sekarang! Ingat kak, Haru bisa nyakitin Jihoon kapanpun Haru mau.-"

"Jangan berani main di belakang Haru dan turutin semua kata-kata Haru dan Haru gak bakalan nyakitin Jihoon."

"Haru kamu terlalu terobsesi sama kakak, kamu gak boleh kaya gini, uhukk.."

To be My Love [HOONSUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang