CHAPTER: Six

1.6K 143 14
                                    

Sang surya telah menampakkan dirinya di ufuk timur. Sinarnya memasuki celah jendela kamar seorang pemuda cantik yang masih terbungkus selimut, ya siapa lagi kalo bukan Hyunsuk.

Semalam Hyunsuk bergadang lagi tapi bukan karena nonton drama tapi karena ngebuatin tugasnya Jihoon.

Maunya lanjutin tidur tapi diluar lagi ribut banget suaranya bang Danny. Hyunsuk denger samar-samar kayaknya bang Danny lagi marah2.

"HYUNSUK!, HYUNSUK BANGUN CEPET!" teriak Danny manggil-manggil Hyunsuk.

Hyunsuk yang denger teriakan bang Danny langsung melek, tumben abangnya itu manggil nama aslinya dia, Hyunsuk langsung cepet-cepet bangun sampai kakinya kesandung selimut, Hyunsuk keluar kamar sambil megangin lututnya.

Hyunsuk merasa atmosfer dirumahnya benar-benar berbeda, ada aura-aura gelap yang dikeluarkan Mas dan Abangnya.

"Emh...Bang..."

"Ini apa?.." Tanya mas Yudis nunjukin kertas putih di tangannya.

"Itu...ke-kertas mas.." jawab Hyunsuk seadanya, dia bingung ada apa sebenarnya tiba-tiba mas sama abangnya berubah gini.

"Sukkie sayang maksud mas itu ini kenapa nilai ulangan fisika kamu kaya gini?." Tanya mas Yudis lagi suaranya tetap tenang meskipun rasanya Yudis ingin sekali memarahi Hyunsuk karena nilainya sangat kecil bahkan dulu ia tak pernah mendapat nilai sekecil itu, Danny juga meskipun dia bandel tapi nilai ulangan dan tugasnya tak pernah di bawah rata-rata.

Yudis ingin marah sama Hyunsuk karena tau bahwa Hyunsuk tak pernah belajar meskipun saat menjelang ulangan akhir semester. Tapi mengingat Hyunsuk orang yang sangat cengeng akhirnya Yudis bertanya dengan hati-hati agar adik kecilnya tidak menangis.

Hyunsuk hanya diam, dia tau ini yang akan terjadi kalau mas sama bangnya tau nilainya kecil. Kemarin dia mencari kertas ulangan itu dan ingin menyembunyikannya tapi kertas itu hilang dan sekarang sudah berada di tangan mas dan abangnya, sekarang Hyunsuk harus apa? Dia tak tau harus menjawab apa dan berakhir hanya diam dan menunduk.

"CHOI HYUNSUK!." Danny menaikkan suaranya membuat sang empu yang di teriakkan namanya mendongak dan bergetar. Itu artinya Danny sedang berada dalam mode serius.

"Apa kamu dengar apa yang mas Yudis bilang Choi? Kenapa diam?! Jawab!." Danny geram karena Hyunsuk tak kunjung berbicara.

"I-ya bang,mas maaf.." ucap Hyunsuk lirih.

"Sukkie sayang kenapa bisa begini hm? Kamu gak belajar ya?." Tanya mas Yudis.

"S-sukie belajar kok mas,bang. Cuman sukkie emang gak pinter Fisika, sukkie gak ngerti sukkie minta maaf mas,abang..." Bibir Hyunsuk melengkung.

"Kenapa lo gak bilang kalo gak bisa mapel Fisika?!, lo punya gue sama mas Yudis, gue sering ikut olimpiade kalo lo lupa." Ucap bang Danny dengan tatapan menyalangnya.

"Ya maap sukkie lupa bang..." Hyunsuk memainkan ujung piyamanya, Danny mendengus kesal dengan jawaban adiknya itu.

"Habis ini lo harus belajar Choi, kalo lo sampai dapet nilai kecil lagi gue jamin fasilitas lo di cabut mama sama papa." Ucap Danny

Hyunsuk mendongak tak percaya apa yang di katakan abangnya itu, fasilitas di cabut? Yang bener aja.

"Kok gitu? Ih! abang gak mau! masa abang tega sih.." ucap Hyunsuk natap Danny dengan tatapan memelas.

To be My Love [HOONSUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang