Chapter 1

50.2K 1.7K 47
                                    

Yuhuuu cerita baru nih

Gimana nih ? Bisa vote nih buat kasih tau cerita ini layak untuk di lanjut atau nggak.

Jadi kalau vote nya dikit bakalan aku tarik sih untuk cerita

Jadi jangan lupa buat vote ya

Buat kalian yang udah baca versi Karyakarsa. Ini versi beda ya... Bakalan jadi versi tetap hehe

Jadi bisa baca nih sekarang juga...

*-*-*

"Belum bayar sewa dua bulan" ucap Shaila dengan menggigiti kukunya yang tidak terlalu panjang tersebut.

Keresahan terlihat jelas di wajahnya yang pucat tanpa make up. Tetapi semua temannya mengatakan jika Shaila akan tetap cantik walaupun tanpa menggunakan Make up sekalipun

Berterima kasihlah pada kedua orang tuanya nya yang memiliki wajah yang juga sempurna. Hal tersebut menurun pada Shaila dan membuatnya sempat menjadi primadona kampusnya.

"Shail! Astaga! Kenapa kau baru mengatakannya. Jika sekarang aku tidak memiliki uang sama sekali" ucap Grace yang merupakan sahabat karibnya sejak Senior High School juga terlihat resah.

Mereka saat ini sedang berada di apartemen Shaila yang sudah terlihat reot termakan usia. Setidaknya ruangan mungil ini terlihat terawat semenjak Shaila yang menempatinya.

Awal pertama Shaila tinggal di sini. Tempat ini tidak bisa dikatakan tempat yang layak huni. Begitu kotor dan penuh sampah.

Kejadian tersebut masih teringat jelas di ingatannya. Tetapi memang hanya tempat inilah yang sanggup di sewa Shaila semenjak lulus kuliah.

Tempat ini juga yang menjadi saksi banyak tempat pekerjaan yang sudah dilamar oleh Shaila. Tetapi tidak satupun yang memanggilnya untuk interview hingga sekarang.

Menyedihkan bukan ? Shaila merupakan lulusan terbaik di kampusnya tetapi tidak memiliki jenjang karir hingga sekarang.

Memang semuanya tidak menjamin hidupnya akan lebih baik. Tetapi Shaila juga tak terpikirkan jika hidupnya akan separah ini.

"Lalu harus bagaimana? Maaf, Grace. Tapi kau tentu saja tidak bisa memberikanku pinjaman. Aku perlu kerja. Astaga! Aku hampir gila" ucap Shaila mengusap wajahnya kasar.

Sedangkan Grace berdiri di depannya dengan wajah bingungnya juga. Tatapannya terus terarah kepada Shaila.

Menimang sesuatu yang memang sudah dipikirkannya sejak lama

"Sebenarnya aku punya ide. Tapi aku tidak yakin kau menerimanya" ucap Grace yang membuat Shaila langsung mendongakkan kepalanya.

"Kau pikir dengan keadaanku seperti ini aku akan pilih-pilih?"

"Apa idemu ? Kuharap tidak seburuk itu" ucap Shaila yang membuat Grace menghela napas dan mengibaskan tangannya ke udara.

Sebelum berjalan mendekati Shaila dan ikut duduk di atas sofa kumuh yang mereka beli second di salah satu aplikasi online.

Shaila menatap penasaran ketika Grace duduk di sampingnya dan memegang tangannya.

"Katakan! Jangan membuatku semakin berdebar, Grace"

"Begini. Aku pernah melakukannya, sekali, dulu. Temanku menyediakan lowongan untuk gadis-gadis muda yang membutuhkan uang dan ya aku pernah mencobanya"

Kernyitan di kening Shaila muncul ketika Grace mengatakannya dengan nada yang terdengar berputar-putar.

"Kau berbelit-belit, Gracia! Katakan dengan jelas" paksa Shaila yang membuat Grace mengumpat.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang