Chapter 10

13.2K 600 2
                                    

Jangan lupa vote dan comment kawan

Oh ya aku niatnya aku mau bikin cerita pendek sih

Dari remake an cerita-cerita sebelumnya

Ada nggak nih pembaca dari jaman aku nulis 'No! Pregnant With You' sampai sekarang ?

Kalau ada boleh dong comment mau bikin cerita yang mana nih dari karyaku sebelumnya hehe

*-*-*

Alden berjalan melewati koridor rumah sebelum berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Terlihat Katty berdiri di samping pintu kamar Alden.

Sepertinya perempuan itu yang akan ditunjuk Alden untuk menjadi pelayan pribadi Shaila. Ya Shaila membutuhkan pelayan pribadi.

Katty yang memang sejak tadi menunggu Alden langsung menundukkan tubuhnya dan membukakan pintu untuk Alden dan Shaila

Shaila saat ini tengah terlelap di gendongannya. Alden sudah memikirkan semuanya. Jika Shaila sepertinya lebih baik berada di kamarnya.

Bukan karena perasaan menggelikan seperti yang kalian pikirkan. Alden hanya berpikir jika Shaila satu kamarnya akan lebih mudah Alden menemukan perempuan itu.

Halah Alden itu hanya alasanmu saja. Kau tidak ingin jauh darinya bukan ? Memang selama ini kau tidak menemukan Shaila ? Kau mengurungnya sialan! Mau kemana memangnya Shaila ?

Suara di pikirannya membuat Alden berdecak kala.memashku kamar tidurnya. Di belakangnya Katty terlihat menunggu tanpa berani memasuki kamarnya.

Tidak ada orang yang diijinkan Alden untuk masuk ke kamarnya jika bukan karena suruhannya. Kecuali Lucas, pria itu selalu keluar masuk sesuka hati ke dalam kamar Alden.

Alden menidurkan Shaila dan menarik selimut untuk membungkus perempuan itu. Alden memakaikannya piyama tanpa menggunakan underwear. Terlalu repot nantinya.

Alden juga tidak mungkin membawa Shaila menyusuri lorong dengan menggunakan selimut. Nanti akan ada yang lihat dan Alden tidak menyukai pikiran itu.

Yakan... Kau tuan Posesif

Alden mengabaikan pikirannya dan membalikkan badannya menatap Katty yang menatapnya sebelum menunduk.

"Kau sudah memindahkan baju Shaila bukan ?" Ucap Alden dan dibalas anggukan oleh Katty.

"Sudah, Mr. Floyd. Saya sudah menatanya di lemari yang sudah Anda arahkan"

Alden menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Shaila yang terlelap begitu nyenyak. Perempuan itu bergelung layaknya perempuan yang terlihat puas.

Tidak ada komentar.

"Ya sudah, pergilah. Terima kasih, Katty" ucap Alden dan Katty menundukkan tubuhnya.

"Selamat malam, Mr. Floyd"

Alden masih menatap Shaila ketika suara pintu tertutup terdengar. Helaan napas terdengar dari Alden sebelum pria itu beranjak untuk duduk di samping Shaila.

Tangannya terulur kearah Shaila dan mengusap pipi halus milik Shaila. Perempuan itu begitu cantik dan Alden sama sekali tidak membantahnya.

Tetapi wajah itulah yang membuatnya merasa terluka. Terlihat sekilas wajah Shaila begitu mirip dengan sosok pria yang menjadi Alasan utama Alden hidup dalam dendam.

Albert Abraham Delova

Kakak Shaila.

"Albert akan sangat cocok denganmu. Dia pria yang baik, Alden" ucap kakaknya yang membuat Alden menghela napas.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang