Chapter 4

19.2K 803 12
                                    

Jangan lupa vote dan comment

*-*-*

Suara pintu terbuka membuat Shaila langsung menatap kearah pintu. Ia kira adalah sosok pelayan yang membawakan trolly makanan untuknya.

Tetapi Shaila salah. Ternyata itu sosok pria yang menjadi dalang penculikannya. Shaila mengernyitkan keningnya ketika melupakan siapa nama pria yang ditemani ya semalaman.

"Kudengar kau mengigit salah satu anak buahku" ucap Alden yang membuat Shaila mendengus.

Anak buah Alden melepaskan kaki dan tangan Shaila dari ikatannya. Sebelumnya mereka melepaskan lakban yang merekat di bibirnya.

Shaila sudah memohon untuk diantarkan pulang tetapi mereka hanya diam saja. Saling melirik dan enggan mengatakannya apapun.

Padahal wajah Shaila sudah sembab dan rasa takut menyerangnya. Tetapi dua pria itu tidak ada yang mau mengerti dan memilih meninggalkannya.

Ketika mereka berusaha menutup pintu Shaila melancarkan aksinya dengan menahannya. Mereka terlihat kaget dan berusaha untuk menahannya juga.

Shaila cukup tau mereka ingin bertindak kasar tetapi mereka juga tidak berani. Hal tersebut membuatnya semakin semangat dan memilih untuk terus memberontak.

Hingga akhirnya tangan salah satu anak buah Alden mendorong Shaila untuk masuk. Merasa akan kalah Shaila kesal dan memilih mengigit tangan pria tersebut.

Pria itu mengerang kesakitan semakin menarik cepat agar tertutup. Shaila cukup puas melakukannya dan yakin jika gigitannya akan meninggalkan bekas.

"Kenapa ? Kau juga ingin kugigit ?" Ucap Shaila langsung dan Alden hanya tersenyum sebelum menutup pintu dan menguncinya.

"Jangan membuatnya sulit, aku tidak akan menyakitimu yang kubutuhkan kau melahirkan anak untukku" ucap Alden melangkahkan kakinya mendekat.

Berdiri tepat di ranjang yang sejak tadi diduduki oleh Shaila. Tatapan permusuhan dilayangkan Shaila pada Alden. Namun tatapannya tak berarti apapun bagi Alden.

Pria itu terlihat biasa saja atau bahkan menatapnya dengan tatapan gelinya ketika Shaila melayangkan permusuhan.

"Aku tak Sudi mengandung anakmu" ucap Shaila langsung.

"Oh memang siapa yang mengatur ? Jika aku terus membuangkan benihku padamu. Kau akan mengandung Shaila, kau bahkan menikmati sentuhan ku" ucap Alden dengan senyuman kemenangannya.

Wajah Shaila memerah antara marah dan malu sendiri membayangkan apa yang sudah dilakukannya.

Shaila cukup ingat tentang apa yang mereka lalui semalaman. Bahkan Shaila tidak mampu mengatakan apapun ketika tangan-tangan terampil Alden menyentuhnya.

Tetapi Shaila yakin ia tidak akan mau melakukannya lagi. Ia tidak ingin mengandung. Umurnya masih mudah bahkan dirinya belum menemukan pekerjaan yang benar.

Sekarang ia malah dijebak oleh temannya sendiri. Bukankah sangat menyedihkan hidupnya. Di jebak oleh teman yang kau anggap seperti saudaramu sendiri.

"Aku tidak akan mengijinkanmu menyentuhku" ucap Shaila tajam.

Alden tersenyum remeh ketika mendengar ucapan sinis Shaila. Alden kira jika Shaila merupakan gadis manis yang pendiam.

Bahkan ketika mereka having sex Shaila lebih banyak diam dan pasrah akan sentuhannya. Alden cukup yakin jika perempuan ini akan mudah tunduk dengan sentuhannya.

Galaknya hanya di bibir saja

"Aku tidak perlu ijinmu" ucap Alden dengan mendekatkan diri pada Shaila.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang