Extra Part II

8.3K 356 4
                                    

Shaila mendudukkan tubuh dan membuka matanya. Mengerjap beberapa kali dan menatap jam di nakas yang menunjukkan pukul dua pagi.

Ia menguap sebentar sebelum melirik Alden yang terlihat tidur dengan lelap. Selimut yang dipakai pria itu sudah turun sampai ke pinggang.

Menampilkan dada bidang yang terpampang menggiurkan di depannya. Namun bukan itu yang diinginkannya.

Shaila menginginkan hal lain.

Alden terlihat mengernyitkan keningnya. Sebelum tangan pria itu meraba sebelahnya seakan mencari sesuatu.

Shaila merasa ingin tertawa ketika mengetahui jika Alden mencarinya. Pria itu sangat peka jika Shaila beranjak dari posisi seharusnya.

Tak menemukan apa yang dicari Alden membuka matanya dan menatap Shaila dengan mata mengantuknya.

Tangan Alden bergerak mencari lampu dan menyalakan Lampu kamar. Sebelum akhirnya menatap Shaila dan menguap sebentar.

"Kau tidak tidur ?" Tanyanya dan Shaila tersenyum kecil.

Alden menguap lagi dan mendudukkan tubuhnya dengan masih mengantuk. Alden merenggangkan lengannya sebentar sebelum melirik jam.

Shaila hanya diam dan menatap tontonan di depannya. Alden benar-benar tampan. Luar biasa adalah dua kata yang bisa menggambarkan sosok Alden.

Bukankah dia beruntung ?

Usapan di perutnya membuat Shaila tersadar dari bayangannya. Menatap Alden yang ternyata mengusap perutnya yang memang sudah membuncit.

Usia kandungannya sudah menginjak usia 6 bulan. Kehamilannya kali ini Alden benar-benar memanjakannya.

"Kau menginginkan sesuatu ?" Shaila menganggukkan kepalanya beberapa kali.

Alden tersenyum layaknya orang bodoh dan mendekatkan tubuhnya. Memberikan ciuman di bibir Shaila.

"Yes" bisik pria itu dan tertawa.

Alden begitu senang. Tentu saja! Ini adalah hal yang dinantikan Alden sejak kabar kehamilannya mencuat.

Shaila tidak menginginkan apapun. Bahkan kehamilannya ini terasa biasa saja. Hanya saat awal kehamilan saja Shaila menjadi begitu sensitif.

Ketika kehamilannya menginjak usia 3 bulan Shaila layaknya orang biasa. Tidak ada yang diinginkannya. Tidak ada drama sensitif atau apapun itu.

Shaila normal seperti biasanya.

Alden yang berharap jika Shaila menginginkan apapun. Pria itu benar-benar menunggu Shaila mengidamkan sesuatu.

Terkadang Shaila berpikir meminta sesuatu dan mengatas namakan mengidam untuk menyenangkan Alden. Namun sekali lagi Shaila tidak menginginkan apapun.

Alden menurunkan kakinya dan merenggangkan tubuhnya. Membalikkan tubuhnya menatap Shaila yang masih bertahan di posisinya.

"Tunggu aku sebentar dan kau bisa menulis list keinginanmu" ucapnya yang membuat Shaila tertawa.

"Aku tidak menginginkan banyak hal" ucap Shaila dengan tawa renyahnya.

Alden menggelengkan kepalanya pelan. Menatap Shaila dengan senyumannya.

"Tidak... Tidak... Kali ini apapun yang kau ucapkan akan kuturuti"

Alden berbalik dan ingin menuju kamar mandi. Tetapi tiba-tiba Alden menghentikan langkahnya dan berjalan mendekati Shaila.

Mendekatkan wajahnya dan memberikan kecupan di bibir Shaila.

"Kau cantik sekali" ucap Alden yang hampir membuat Shaila menyemburkan tawanya di ciuman mereka.

Kali ini Alden benar-benar berbalik dan bersiap-siap untuk pergi.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang