Chapter 43

11.3K 436 9
                                    

Hadir lagi xixixi

Oh iya habis ini aku bakalan bikin voting yang tentang The Next Cerita selanjutnya

Minta tolong bantu voting dong
Beneran serius nih

Next Chapter ini bakalan aku upload ya

Jangan lupa vote dan comment juga ya xixixi

*-*-*

Alden terdiam menatap Albert yang duduk di depannya. Sudut bibir pria itu terlihat membiru bekas pukulannya.

Alden mendesis pelan ketika ikut merasakan sakit di wajahnya. Tentu saja luka yang diberikan Albert padanya lebih parah. Daripada yang diberikan Alden pada pria itu.

Sudah setengah jam mereka berdua hanya duduk saling berhadapan. Lucas sedang sarapan di ruang makan.

Entah bagaimana pria itu ikut datang kemari. Mungkin saja Lucas mencarinya dan Nicole memberitahunya tentang keberadaannya.

Nicole memberitahukan keberadaan Shaila setelah pria itu memberikannya nomer telfon Shaila yang baru. Tangan kanannya itu mengatakan jika adalah terakhir kalinya Nicole membantu Alden.

Jika saja suatu hari Shaila di sakiti oleh Alden dan Nicole masih berumur panjang. Pria itu bersumpah akan membawa Shaila menjauh.

Kali ini pria itu bersikap layaknya ayah dari Shaila. Pria itu akan melindungi Shaila bagaimanapun. Sedangkan Alden sadar jika dia adalah sosok bajingan di sini.

Maka dari itu Alden akan mempertanggung jawabkannya. Untuk kali ini dirinya akan berjuang.

Satu hal yang baru di sadari Alden. Shaila adalah hidupnya. Alasan utama Alden mau kembali hidup ke jalan yang benar.

Untuk sekali ini Alden ingin merasakan bahagia.

"Well apa yang ingin kau katakan ?" Ucap Albert yang membuat Alden langsung menegakkan tubuhnya.

Debar jantungnya terasa berpacu. Ia sama sekali tidak memiliki bayangan akan meminta restu pada siapapun.

Di bayangan Alden memang tidak pernah terpikirkan akan menikah ataupun melamar seorang perempuan.

Sialan! Dia sangat gugup.

Belum sempat Alden berbicara. Suara langkah kaki mendekat membuat Albert dan Alden menoleh. Menemukan sosok Shaila yang masuk dengan dress pendeknya.

Untuk beberapa saat Alden terpaku. Perempuan itu benar-benar terlihat cantik dan rasa cinta Alden seakan meluap-luap di dalam dadanya.

"Kau duduk di sebelahku" ucap Albert langsung ketika Shaila hendak berjalan menuju Alden.

Perempuan itu terlihat memutar matanya sebelum memilih duduk di samping Albert.

Tanpa bisa di cegah Alden tersenyum kecil melihat Shaila yang meliriknya sebentar. Sebelum perempuan itu mengalihkan pandangan matanya.

"Aku tidak punya banyak waktu. Cepat katakan dan pulanglah" ucap Albert yang langsung dihadiahi cubitan oleh Shaila.

"Kakak..." Albert hanya menatap Shaila dengan pandangan seperti mengatakan 'Apa ?'

Alden berdehem pelan dan melirik Shaila sebentar. Sebelum berpaling pada Albert yang Benar-benar serius kali ini.

"Aku berniat melamar Shaila. Menjadinya istriku"

"Memang kau merasa pantas dengan adikku ?" Alden meneguk ludahnya dengan susah payah mendengar penuturan Albert.

"Aku memang tidak pantas apalagi setelah semua kejadian ini. Namun ijinkan Aku membahagiakan Shaila. Dengan nyawaku aku akan menjaga Shaila dan anak kami" Alden mengucapkan hal itu dengan suara tegasnya dan menatap lekat Shaila.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang