Chapter 14

10.5K 553 4
                                    

Wehehe aku nulis ini kenapa senyum-senyum sendiri yaw wkwk

Jangan sampai baper nih ya xixixi

Jangan lupa vote dan comment nih

Siap-siap buat Chapter Spesial di Karyakarsa yaw

Big luv, Ififah75

*_*_*

Suara ketukan pintu membuat Shaila yang tengah menata bantal untuk di tidurinya menoleh. Ketika pintu terbuka muncullah sosok Alden yang masih dengan masih menggunakan jas mewahnya.

Padahal ini sudah pukul sepuluh malam. Sudah tiga hari pria itu tidak pulang kemari. Shaila sebenarnya ingin menanyakan alasan kenapa Alden tidak terlihat pada Lucas.

Tetapi gengsinya lebih tinggi. Alhasil Shaila hanya diam saja dan memilih menghabiskan waktu bercakap-cakap dengan Lucas.

Ya hubungan Shaila dan Lucas semakin baik-baik saja. Setidaknya selama pria itu tidak mengeluarkan kata-kata menyebalkan Shaila juga tidak berniat membunuhnya.

Tetapi Shaila rasa kedamaian itu tidak akan berlangsung lama. Jika Alden berada di antara mereka. Lucas menjadi sosok yang menyebalkan memanas-manasi Shaila dengan hubungannya bersama Alden.

Menyebalkan sekaligus menggelikan. Tetapi seperti Shaila mulai terbiasa dengan hubungan abnormal ini.

"Kau pulang" ucap Shaila dengan mendudukkan tubuhnya.

Alden menatapnya dengan sebelah alis terangkat sebelum pria itu berjalan mendekati Shaila.

"Kenapa kau belum tidur ?"

"Aku berniat tidur" Ucap Shaila sambil menunjuk ke arah ranjang.

Sebuah senyuman muncul di sudut bibir Alden dan pria itu membalikkan badannya. Meninggalkan Shaila yang masih duduk di tepi ranjang.

Shaila memilih masuk ke dalam selimut dan menyandarkan tubuhnya di punggung ranjang. Entah kenapa Shaila merasa sedikit aneh saat ini

Seperti suasana menunggu suaminya berganti pakaian. Ehem... Hilangkanlah pikiran itu.

Hingga beberapa saat kemudian Alden muncul dengan piyama tidurnya. Pria itu terlihat sehabis mandi dan terlihat lebih segar dari sebelumnya.

"Seingatku kau sering tidur sore, Shaila" ucap Alden ketika pria itu berjalan menuju meja rias dan terlihat menata rambutnya.

Rambut yang entah kenapa terlihat menggemaskan di mata Shaila. Jika saja Shaila bisa mengatakan niat hatinya.

Shaila ingin mengatakan jika Shaila ingin memegang rambut hitam legam milik Alden. Tangan Shaila benar-benar gatal ini.

"Kau tidak mendengarkanku ?" Suara Alden terdengar lagi dan membuat Shaila tersadar.

Shaila hampir saja berteriak ketika menyadari jika Alden sudah berdiri di depannya. Menjulang tinggi dan menatapnya dengan tatapan menyelidik karena Shaila tak kunjung menjawabnya.

"Kau sedang melamunkan apa ?" Tanya Alden lagi yang membuat Shaila menggeleng pelan.

"Tidak ada"

Alden yang mendengar jawaban Shaila mengedikkan bahunya dan memilih naik ke atas ranjang. Menyingkap selimut sebelum menelentangkan tubuhnya di ranjang.

"Kurasa aku tau jawabannya" ucap Alden yang membuat Shaila menoleh.

Jawaban apa ?

"Alasan kau sering tidur sore karena kau kubuat kelelahan. Selama tiga hari ini kau merindukanku kan ?" Ucap Alden dengan menaik turunkan alisnya.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang