Chapter 13

10.1K 604 8
                                    

"Kenapa kau kemari ?" Sungut Shaila ketika tepat pukul 11 siang pintu terbuka dan memunculkan Lucas di sana.

Pria itu terlihat riang dengan senyuman lebarnya. Hal itu membuat Shaila sangat dongkol. Mungkin jika selama seminggu Lucas tidak menampakkan wajahnya. Shaila akan lupa dengan rasa kesalnya.

Tetapi karena pria ini muncul tepat di hari berikutnya. Tentu saja rasa kesal Shaila masih sama. Menyebalkan sekali.

"Aku mengantarkan makan" ucap Lucas enteng dan Shaila berdecih kesal.

"Taruh situ dan keluarlah" ucap Shaila dengan beranjak dari tempatnya.

Ia sudah sangat lapar saat ini. Rasa laparnya semakin besar karena dirinya mengeluarkan tenaga ekstra untuk memakai Lucas di dalam hatinya.

Shaila ingin mengambil trolly makanan tersebut dari Lucas. Tetapi pria itu malah menahannya dan berjalan melewati Shaila.

Menaruhnya di samping sofa dan meja di ujung ruang. Tempat biasa yang dijadikan Shaila untuk makan. Tempat yang sama kemarin Lucas menghinanya.

Pria itu sibuk mengangkat makanan dan menatanya di atas meja. Shaila yang tau jika pria itu akan menemaninya makan semakin merasa kesal.

Tetapi perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Alhasil Shaila memilih duduk di tempatnya dan menunggu pria itu menyelesaikan kegiatannya.

"Kau seperti pelayan" ejek Shaila yang entah kenapa langsung meluncur dari mulut Shaila.

Lucas hanya terkekeh pelan dan ikut mendudukkan tubuhnya di depan Shaila. Bersiap makan. Jika memang pria ini pelayan tentu saja pelayan yang kurang ajar karena ikut makan bersamanya.

"Kaukan Maduku dan kita akan jadi keluarga nantinya. Tentu saja kita harus berhubungan baik" ucap Lucas yang membuat Shaila melototkan matanya.

"Brengsek! Sudah kukatakan untuk jangan menyebutku begitu! Menyebalkan sekali" maki Shaila langsung dan Lucas tertawa terbahak mendengarnya.

"Baiklah-baiklah. Damai okay, aku tidak ingin bermusuhan denganmu. Aku hanya menggodamu" ucap Lucas dengan mengibaskan tangannya beberapa kali.

Shaila hanya mendengus dan menarik piring makannya. Langsung menyantapnya tanpa mengatakan apapun.

Sedangkan Lucas yang melihat kelakuan Shaila hanya tersenyum kecil dan ikut memakan makanannya sendiri.

Untuk beberapa saat mereka makan dengan tenang dan khidmat. Hingga ucapan Lucas membuat Shaila mendongak dan menghentikan makannya.

"Kau ingin punya anak apa ?"

Shaila mengernyitkan keningnya beberapa saat untuk berpikir. Sepertinya kali ini Lucas berniat untuk berinteraksi normal tanpa ada niatan membuatnya kesal.

"Anak manusia" jawaban Shaila sukses membuat Lucas mengumpat pelan dan giliran Shaila yang tertawa.

"Ternyata kau juga menyebalkan eh ?"

Shaila mengedikkan bahunya dan tertawa pelan mendengar ucapan Lucas.

"Aku serius. Tentu saja kau memiliki keinginan untuk anakmu berjenis kelamin apa. Biasanya perempuan lebih rempong tentang hal itu"

"Bagiku terserah tidak ada yang penting tentang itu. Setelah Alden mendapat anak dariku. Mungkin nanti aku akan pergi"

Keterkejutan terlihat jelas di mata Lucas ketika mendengar Shaila mengatakan hal itu. Tetapi ekspresi itu langsung disembunyikan oleh Lucas dengan wajah biasanya.

"Memangnya kau bisa pergi dari sini ?" Shaila mengedikkan bahunya pelan dan menatap Lucas.

"Alden sudah menyetujuinya dan ini kesepakatan kami"

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang