Chapter 36

7.9K 476 27
                                    

Xixixi

Sebenarnya mau gantungin kalian Sampek besok sih

Tapi nyatanya aku udah greget duluan xixixi

Jangan ku upload sekarang

Oh iya aku juga mau kasih info kalau misalnya mungkin nanti aku akan bikin karya 5K ya

Jadi hanya dengan harga 5K kalian bisa baca full sampai ending

Tanpa di gantung ataupun ongoing. Tapi lihat nanti dulu gimana jadinya xixixi

Cuman mau kasih info aja sih ya

Jangan lupa buat vote dan comment supaya aku cepet uploadnya

*-*-*

Shaila menatap cincin berlian yang terlihat cantik anggun dan mahal. Jangan tanyakan berapa harga cincin itu. Shaila bisa menduganya jika cincin tersebut sangat mahal.

Mengalihkan pandangan matanya dari cincin Shaila menatap Alden yang ternyata tengah menatapnya.

Di tengah terik sore Alden melamarnya. Mengajaknya menikah. Suasana seakan mendukung hal ini terjadi.

Ia sama sekali tak menduga jika Alden melamarnya. Selama ini Shaila tidak pernah berani membayangkan hal ini. Baginya ini semua hanya mimpi.

Sosok Alden dekat dengannya dan menyatakan cinta padanya. Baginya saja itu sudah mimpi. Apalagi ketika Alden berdiri di depannya menyodorkan cincin dan memintanya untuk menikah.

Menikah...

Shaila menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Wajah Alden yang awalnya terlihat tersenyum terlihat redup dan memandangnya dengan tatapan bingungnya.

"Aku tidak bisa" bisik Shaila dan kernyitan di kening Alden terlihat semakin dalam.

Tangan Alden yang melingkar di pinggangnya sudah di tarik. Shaila memundurkan tubuhnya dua langkah dan masih menatap Alden yang memegang erat cincinnya.

"Aku bisa berada di sampingmu. Selama apapun itu, Alden. Namun jika untuk menikah. Aku tidak bisa"

Di rooftop seluas ini Shaila dapat merasakan perubahan suasana yang sangat tajam. Tatapan Alden sama sekali tidak beralih dari pandangannya

Menatap mata Shaila lekat. Berharap jika Shaila akan merubah jawabannya dan menerima lamarannya. Mereka akan menikah jika Shaila menerimanya saat ini.

"Kenapa ?"

Untuk pertama kalinya suara Alden tercekat. Tidak pernah sebelumnya sudah Alden tegas Alden tercekat ataupun terdengar putus asa.

Namun Shaila mampu membuat Alden merasakan hal itu.

Shaila menggelengkan kepalanya dan mengulurkan tangannya untuk menutup kotak cincin yang di bawa Alden. Tangan Shaila menggenggam tangan Alden yang memegang kotak tersebut.

Tangan Alden begitu dingin dan rasa sakit merengguk dada Shaila melihat Alden seperti ini.

"Aku akan terus bersamamu, Alden. Bahkan sampai kau merasa bosan denganku" Shaila mengeratkan tangannya pada genggamannya.

Sebelah tangannya terulur untuk memegang pipi Alden. Mengusapnya lembut wajah Alden yang terlihat kaku.

"Tetapi tanpa Albert aku tidak akan pernah menikah Alden. Dia satu-satunya keluargaku. Aku tidak mungkin menikah tanpa dia" bisik Shaila dengan air mata yang akan meluncur.

Shaila sudah memegang teguh janjinya. Ia tidak akan pernah menikah dengan siapapun jika tanpa Albert

Inilah yang membuatnya belum memiliki kekasih hingga kini. Di usianya yang masih 25 tahun Shaila tidak memiliki kekasih.

Pregnant With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang