Nikah cuma karena kesalahpahaman? Hanya untuk keuntungan bisnis keluarga? Apakah mampu mereka menjalaninya?.
Jevan yang masih memiliki masalah di masa lalu nya, dan Felsya yang tidak tahu apa-apa terjebak takdir, di tuntut untuk menerima segalanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Happy Reading! ~ • •
Pukul dua pagi Felsya terbangun dari tidurnya, ia sempat melirik jam beker di sampingnya yang ternyata masih sangat pagi. Ia terbangun, karena bermimpi aneh akhir-akhir ini, dan lucunya kenapa mimpi-mimpi nya ini selalu menyambung dan seperti pernah terjadi, tapi ia lupa dan justru tidak tahu.
Felsya mengerjapkan matanya berkali-kali, dan berniat mengambil air putih di dapur lalu kembali tidur. "Mimpi nya kok kayak beneran terjadi ya."
***
"Pagi Yah, Bun." Sapa Jevan setelah menuruni tangga dan duduk di meja makan yang sudah rapi memakai seragam sekolah.
"Pagi Jev. Oh iya hari ini kan pertama kamu masuk sekolah. Berangkat bareng sama Felsya ya, motormu udah di angkut tadi pagi tuh." Ucap Rio sambil menyeruput kopi dan matanya masih fokus pada Ipad di tangannya.
"Nggak ah, kenapa harus sama Felsya?." Jawab Jevan cepat.
"Eh dia kan lagi hamil anak kamu, kalau terjadi apa-apa gimana? Kalau berangkat sekolahnya barengan kan, ada kamu yang jagain." Sahut Renata yang mulai mengambilkan selai dan dioleskan pada roti bakar untuk Jevan dan Rio.
"Lebay banget sih kalian, Si Felsya tuh nggak hamil Bund, Yah, percaya deh." Jevan melahap roti bakar yang baru saja di berikan Renata kepadanya.
"Kita nggak lebay, tapi khawatir." Sahut Rio.
"Udah udah, Jevan habiskan makanan mu cepat dan segera jemput Felsya ke rumahnya. Dia udah nungguin loh."
***
"Eh tunggu tunggu, Fel! Kata Ayah sama sama Bunda, gue suruh jemput lo. Kita ke sekolahnya barengan aja, lo taruh deh ini motor." Jevan mencoba mencegah Felsya yang sudah sampai gang menuju jalan raya dekat rumah Felsya itu.
"Fel! Lo itu budeg apa gimana sih."
"Berisik banget sih lo kampret!." Felsya mulai malas dengan Jevan yang sedari tadi menghalangi motornya.
"Lah habisnya lo nggak dengerin gue. Ayo, nih jok motor gue kosong, kalau lo naik motor sendiri ntar bayi gue di perut lo kenapa-kenapa gimana?." Goda Jevan.
"Bayi gundulmu, gue hamil aja nggak."
"Pokoknya cepet naik! Nggak ada penolakan. Sini." Jevan turun dari motornya dan menyuruh Felsya turun juga dari motor maticnya lalu segera merebut kontak motor itu untuk di kembalikan di garasi rumah Felsya.
Fella yang sedang menyuapi Kenzie di depan rumah pun, heran kenapa bisa motor Felsya bisa ada di garasi lagi. Untung saja Jevan tiba-tiba muncul menyerahkan kunci motor kepada Bi Ani.
"Lo kenapa sih, ngebet banget berangkat bareng? Aahh iya lo kan anak baru, hihi hati-hati kelas IPA pada serem lohh." Felsya meniup leher belakang Jevan dengan usil.