Nikah cuma karena kesalahpahaman? Hanya untuk keuntungan bisnis keluarga? Apakah mampu mereka menjalaninya?.
Jevan yang masih memiliki masalah di masa lalu nya, dan Felsya yang tidak tahu apa-apa terjebak takdir, di tuntut untuk menerima segalanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Happy Reading ~ • •
Hari ini hari minggu dan Felsya berencana untuk hangout bersama ketiga sahabatnya. Sebenarnya mereka ingin menaiki mobil saja agar tidak kepanasan atau bahkan jika tiba-tiba hujan datang.
Namun, mereka dilarang menaiki mobil karena jalanan akan macet di hari weekend seperti ini. Alhasil rencana kedua ialah naik motor berboncengan sekalian sunmori sih katanya.
Setelah Blackfrog bubar, dan kejadian Elenna di masa lalu membuat keempat gadis ini menjadi tidak pernah lagi ikut balap liar seperti dulu. Bahkan mereka pun sudah resmi keluar dengan beberapa organisasi balap liar yang pernah mereka ikuti.
Menurut mereka, alangkah baiknya jika mereka lebih fokus pada pendidikan, untuk masa depan mereka nantinya. Mereka berempat sudah kelas tiga SMA yang di mana benar-benar harus fokus untuk bekal di masa mendatang bukan untuk main-main lagi. Karena mereka tau menjadi dewasa itu tidak se indah yang di bayangkan sekarang.
"Jep aku pergi dulu ya sama mereka." Ucap Felsya sambil menunjuk ke arah ketiga sahabatnya yang menunggunya di depan rumah.
Jevan hanya mengangguk pelan yang membuat Felsya langsung berlari kegirangan menghampiri ketiga dunianya itu. "Hati-hati." Ucap Jevan pelan setelah Felsya pergi.
Pagi itu tanpa keberadaan Felsya rasanya hampa bagi Jevan. Tidak ada kesibukan atau kegiatan yang di lakukan Jevan hingga ia hanya membolak balikkan tubuhnya di sofa depan televisi.
Ia pun mengingat kembali tentang jam tangan yang di berikan Rakha kemarin. Jam tangan wanita yang kini sudah tambah pecah di bagian kacanya. Jevan mengambil jam tangan tersebut dari dalam tas ransel nya dan kembali mengamati ulang jam itu.
"Bentar bentar kayak nggak asing sama logo merknya deh." Jevan menyipitkan matanya mencoba meneliti logo merk di jam tangan tersebut.
Jevan meraih handphone nya dari meja di depannya dan mengetikkan sesuatu disana.
JEVAN MORGAN: Kha, lo sibuk nggak? Bisa kesini? Gue bosen nih. *send
Tak selang beberapa menit, suara gemuruh knalpot itu terdengar dari luar rumah Jevan. Dan orang itu langsung masuk tanpa ijin tuan rumah karena sudah terbiasa.
"Nih gue bawain Fei-Cha kesukaan lo. Tumben banget jam segini mereka udah buka." Rakha meletakkan bungkus minuman itu di meja dan langsung duduk.
"Kok sepi pada kemana? Felsya juga?." Tanya Rakha setelahnya.
"Lo mau ketemu gue apa Felsya sih?." Ketus Jevan.
"Ya elo lah! Kalo gue mau ketemu Felsya juga gue tanpa di suruh udah stay duluan di sini." Jevan tidak membalas ucapan Rakha lagi dan menyedot es teh favoritnya.
"Jadi ada apa? Kenapa nyuruh gue kesini? Nggak mungkin kan cuma buat nemenin lo sendiri karena lo gabut nggak ada orang dirumah."
"Yap itu point keduanya! Tapi yang pertama kita bahas masalah cctv itu lagi. Bentar gue ambil laptop diatas." Beberapa menit Jevan kembali dengan membawa laptop berwarna abu kehitaman miliknya dengan flashdisk yang masih tertancap di pinggiran laptopnya.