Nikah cuma karena kesalahpahaman? Hanya untuk keuntungan bisnis keluarga? Apakah mampu mereka menjalaninya?.
Jevan yang masih memiliki masalah di masa lalu nya, dan Felsya yang tidak tahu apa-apa terjebak takdir, di tuntut untuk menerima segalanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Happy Reading ~
• •
Setelah tiga hari lamanya Rakha mendekam di rumah sakit, akhirnya ia di bolehkan untuk pulang, hanya saja tetap tidak boleh banyak beraktivitas terlalu lelah.
"Jep maafin gue, jadi ngerepotin banyak sampai nyokap lo bantu bikin makanan buat gue juga." Selama Rakha di rumah sakit Renata juga sering berkunjung dengan menbawa masakannya untuk di makan dirinya, Renata tau Rakha tidak akur dengan kedua orangtuanya sejak dulu jadi sudah dianggap sebagai anaknya sendiri sama halnya seperti Jevan dan Vandra.
"Yaelah santai aja kali... kayak sama siapa aja sih lo." Jevan membawa beberapa barang seperti tas besar yang semula semua ini ada di rumah sakit untuk keperluan Rakha selama menginap disana.
Felsya tidak terlalu sering mengunjungi rumah sakit akhir-akhir ini karena ia harus tetap berhati-hati dengan kondisi sekarang yang dimana dirinya juga terancam sebagai target orang misterius yang mengejar Jevan.
"Eh Kha, lo inget nggak ciri-ciri orang yang nyerang kita waktu itu? Kayaknya nih gue tau siapa dalangnya." Rakha menoleh dan memikirkan sesuatu.
"Emm gue curiga nya sih Reynand secara dia orang yang berpengaruh dalam kejadian beberapa tahun lalu."
"Nah feeling gue juga dia sih Kha. Yang paling gue benci dan pengen banget gue habisi itu orang, dia udah berani neror orang-orang sekitar gue. Yang gue takut i lagi kalo dia mulai dekati orangtua gue juga. Bisa gila gue!." Jevan meremas botol minuman yang ia ambil di kulkas Rakha.
"Tenang... kalo gue udah sembuh total gue bakal ikut cari tau dan ikut bantu lo selesaikan semua masalah ini. Tapi syarat paling utama adalah...."
"Apa?." Tanya Jevan penasaran.
"Kita harus menemui Gibran. Dia kan pelaku utama nya, kita mintai keterangan dari dia." Jelas Rakha.
"Tapi Kha, Gibran mungkin nggak akan mau mengaku semua kesalahannya apalagi kita udah dinilai menghianati dia sebagai mantan ketua Blackfrog karena kejadian dengan Elenna itu." Rakha melirik ke arah komputer di samping rak buku miliknya. Membuat Jevan juga ikut reflek melirik kearah itu juga.
"Lo tenang aja, semua rahasia Blackfrog yang asli ada di flasdisk yang tertancap di komputer gue ini sebelum gue masuk rumah sakit." Rakha berjalan mendekati komputernya dan mencopot flasdisck dengan cepat.
"Di dalam ini semua bukti tentang masalalu para anggota di simpan disini. Lo tau kan gue dulu informan nya Blackfrog, dan di sini kejadian itu ada buktinya dulu gue ngira juga lo yang bunuh Axel ternyata justru Gibran."
"Dan darimana gue bisa tau? Ya dari disini gue ngelihat semuanya. Di motor gue ada enam cctv kecil yang sengaja di pasang untuk hal-hal kepentingan sebagai informan, dan yap kamera gue ngerekam jejak aksi tawuran besar itu." Lanjut Rakha.