15. Semua Kacau

40 8 0
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~



Setelah mengambil surat ijin dari BK, Felsya bergegas mengambil beberapa barang di kelas Jevan di temani ketiga sahabatnya. Jevan sudah lebih dulu pulang ke rumah di jemput supir pribadi, dan rencana motor milik Jevan akan dibawakan Tasya dan Felsya berboncengan.

Karena Felsya sendiri tidak bisa mengendarai motor sejenis milik Jevan. Diantara keempatnya, hanya Elenna dan Tasya yang pandai. Tetapi, Elenna di tugaskan untuk mengurus praktik biologi jam pelajaran berikutnya di laboratorium.

Membuat Tasya lah yang akan mengantarkan Felsya dan motor Jevan.
"Makasih banyak ya Sya, maaf ngerepotin." Ucap Felsya setelah sampai ke rumah.

"Ngerepotin apa, santai aja kayak sama siapa. Ini beneran motor lo, gue bawa ke sekolah?." Felsya mengangguk.

"Lo tadi berangkat dianter tante Dina kan? Jadi nanti lo pulang pakai ini aja. Ntar gampang gue ambil kalau gue butuh banget."

"Yaudah deh, gue balik ke sekolah ya. Titip salam sama Jevan, semoga cepet sembuh lukanya."

"Siap, terimakasih banyak Sya. Kalau ada tugas kabarin!." Tasya mengacungkan jempolnya dan melakukan motornya menjauh dari rumah Jevan.

Felsya masuk, dan segera menuju kamar dimana Jevan berada. Awalnya ia berniat untuk mengompres luka lebam di pipi dan bibir Jevan lalu mengobatinya, namun melihat Jevan sedang tertidur, tdak enak rasanya membangunkannya.

Ia meletakkan tas di belakang pintu, dan hendak keluar. Namun Jevan lebih dulu memanggilnya.
"Fel.."
Felsya menoleh cepat dan menghampiri Jevan yang menatapnya lesu.

"Eh maaf ganggu istirahatnya."

"Maaf ya tidur di tempat lo. Tadi nggak sempat bentang kasur lipatnya." Felsya menggeleng.

"Masih sempat-sempatnya ngomong gitu. Ini kan tempat tidurmu, ini juga rumahmu, ya terserah lo lah Jev. Lagian lo lagi remek gini."
Felsya mengusap lengan Jevan yang di balut perban.
"Masih sakit?." Jevan mengangguk.

"Tapi nanti lo jadi tidur di bawah emang nggak papa?."

"Santai aja kali, itung-itung gantian tidur di kasur lipatnya hahaha. Mau gue buatin susu panas?." Ucap Felsya sambil membenarkan selimut Jevan.

"Maaf ya, tapi kalau udah sembuh. Gue janji, cuma lo yang berhak tidur di sini lagi." Jevan tersenyum.

"Hahah iya iya."

"Eh iya deh tolong, buatin susu hangat. Kalau belum ngerti tempatnya, ada di rak lemari kaca di atas tempat gelas ya." Felsya mengangguk paham dan segera ke dapur.

"Lo nggak ganti baju dulu? Ntar kalau kotor ketumpahan susu nya gimana, besok kan masih di pakai." Ucapan Jevan tidak lagi di dengar Felsya. Ia hanya menggeleng pelan dan tersenyum.

FELSLAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang