Nikah cuma karena kesalahpahaman? Hanya untuk keuntungan bisnis keluarga? Apakah mampu mereka menjalaninya?.
Jevan yang masih memiliki masalah di masa lalu nya, dan Felsya yang tidak tahu apa-apa terjebak takdir, di tuntut untuk menerima segalanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Happy Reading ~ • •
Felsya terbangun setelah alarm handphonenya berdering beberapa kali. Ia hendak tidur lagi karena malas, tetapi bau masakan sedap langsung tersengat di hidungnya.
"Jeppp!! Lo masak apa?." Teriak Felsya menyusul Jevan yang sedang sibuk di dapur.
"Oh udah bangun, mandi terus sarapan gue masakin lo ini suka kan?. Sana mandi ilermu masih nempel tuh!." Ledek Jevan.
"Masa sih? Gue tadi malam ngiler?." Jevan hanya membalas dengan senyuman.
"Apa iya?." Felsya mengusap pipi nya beberapa kali untuk menghilangkan sisa pembuatan pulau itu walau sebenarnya Jevan hanya bercanda.
Setelah menunggu Felsya selesai, mereka akhirnya sarapan bersama lalu berangkat ke sekolah.
***
"Eh anak anj*ng sini lo!." Ucap salah satu teman sekelas Jevan yang sejak awal tidak suka dengan Jevan. Dia Reynando Arkas.
Sayangnya Jevan tidak peduli dan memilih melanjutkan mendengarkan earphone miliknya memainkan game di handphonenya
"Budeg lo!."
Jevan berdiri dengan kasar. "Apasi Bangs*t! Lo mau apa ha?."
"Wiihh santai hahaha, Lo udah di kabarin sesuatu kan? Inget hari ini?." Reynand menatap tajam mata Jevan.
Jevan melepaskan earphone dari telinganya dengan kasar. "Inget! Oh jadi ini kerjaan kalian? Lo jadi babu dia sekarang?." Jevan tersenyum miring.
"Cihh sial--." Reynand hampir melayangkan tinjunya di wajah Jevan tapi gagal setelah cewek berambut panjang dengan body idaman para lelaki itu datang.
"Hey heyy nggak boleh kasar sama tunangan gue ya!." Cewek itu memutar tangan Reynand hingga bunyi retakan cukup terdengar.
Cupp!
"Jevaaanno! Long time no see you, mwahh." Cewek itu mencium singkat pipi dan bibir Jevan secara tiba-tiba. Membuat Jevan refleks melotot dan menyingkirkan tubuhnya berdekatan dengan cewek itu.
"Apa-apaan sih lo!."
"Loh kok gitu sih? Aku udah bela-belain pulang ke Indo malah kamu sok nggak kenal." Cewek itu terlihat murung.
"Cindy, kita udah nggak ada hubungan. Tolong jangan gini." Jevan mulai risih karena Cindy memeluknya berkali-kali.
Dari kejauhan ternyata Felsya dan ketiga sahabatnya melihat kejadian itu, Jevan sadar Felsya melihat mereka berdua, ia segera melepas kasar pelukan Cindy dan berlari menghampiri Felsya.
"Fel Fel tunggu! Jangan salah paham gue sama Cindy nggak ada hubungan lagi. Maafin gu--."
"Sayang, kamu kenapa sih, aku jauh-jauh dari Amerika malah cuek. Oh hai girl? Aku Cindy Resyara salam kenal ya nice to meet you." Cindy tampak membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.